34. {CS-Stupidity}^tidak perlu dicemaskan

19 6 0
                                    

#Disekolah
#denganArga
F

yi: jujur ini udah aku tulis dari lama, tapi baru bisa up sekarang, maaf ya 🙏
Oh iya kemarin² lagi kesel juga sama wp jadi ya gituu.

Happyreading

"Harus nya gue nggak usah ajak lo ke kantin," sesal Bee. Wendy tidak memperdulikan itu, memang dia sudah tau kejadian ini pasti akan dia alami. Kejadian dimana membuat semua nya jelas dan tak lagi samar. Semua nya telah usai, lembaran nya dengan Vero sudah berakhir disini.

Jujur saja dia juga tidak ingin berpisah dengan pria itu, tapi seseorang hadir tanpa dia duga dan membuat kejutan yang tidak pernah dia harap. Hanya satu yang bisa dia lakukan yaitu merelakan. Mungkin saja ini adalah takdir nya.

Dia harus menenangkan pikiran nya terlebih dahulu sebelum kembali ke kelas, "jangan nangis Wendy!"

"Lo bisa cerita ke gue sekarang!"

"Ini yang terbaik buat Wendy kan Bee?" Tanya Wendy menatap Bee dengan kesedihan nya. Bee mengangguk tanpa ragu. Bee duduk berhadapan dengan Wendy, dia menggemngam kedua tangan nya.

"Semua yang terjadi udah ada alur nya ditangan tuhan Wen, dia misahin lo sama Vero memang itu yang terbaik buat kalian berdua. Percaya sama gue. Semua nya akan kembali indah." Perkataan Bee itu benar.

"Tapi-"

"Semua itu emang sakit, nama nya juga perpisahan."

"Tapi gue minta sama lo, jangan pernah lupain kak Vero. bagaimana pun kalian berdua udah pernah bahagia." Bee memberikan tisu yang tadi dia beli, walaupun sebenar nya bukan untuk Wendy tapi Wendy pasti membutuhkan nya.

Wendy menerima tisu nya dan langsung mengusap air mata nya. Wendy tersenyum kepada Bee, dia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan, ini bukan waktu yang tepat.

"Minum!" Bee juga memberikan air mineral kepada Wendy, walaupun itu bekas Bee.

"Bekas gue nggak papa," Wendy tersenyum lalu meraih air mineral itu lalu meneguk nya sampai habis. "Mau ke kelas sekarang?"

"Ayo."

"Tapi?"

"Nggak papa."

"Lewat lapang aja ya, biar cepet."

"Terserah Bee,"

Bee membantu Wendy berdiri. Lalu membantu merapihkan seragam nya. Rambut nya juga dia buat untuk menutupi mata nya yang sedikit bengkak karena menangis.

Wendy memegang tangan Bee, lalu berjalan disamping nya. Tidak terlalu banyak murid yang ada disana. Karena memang belom waktu nya istirahat. Dia bersyukur. Tapi tidak jadi, ternyata anak kelas dua belas sedang bermain bola dilapang. Dia tidak melihat keberadaan dari Vero disana, seperti nya Vero memang masuk kelas. Lagi-lagi dia salah, Vero dan teman-teman nya tidak ikut bermain tapi duduk dipinggir lapang. Bee mengusap tangan Wendy mencoba menenangkan nya, Wendy tersenyum lalu kembali berjalan seperti biasa, sampai di Jarak nya yang tinggal dengan dua meter dari jarak Vero. tiba-tiba Bee menukar posisi nya. Terima kasih Bee.

Aneh memang, ketika Wendy dan Bee melewati mereka. Mereka semua diam. Padahal tadi nya mereka sedang berbicara. Mungkin ada sesuatu. Dia melihat sekilas, bahwa Vero mengacungkan jempol nya, lalu berkata tanpa suara 'Baik-baik' mungkin itu juga. Tidak usah terlalu dipikirkan.

Sampai dikelas dia langsung menangkupkan kepala nya pada lipatan tangan nya. Teman kelas nya tidak ada yang menyadari keadaan nya, syukurlah. Dia tidak ingin memikirkan kejadian tadi sekarang, bisa-bisa dia akan kembali menangis.

B A D - P A R T N E R || wendy's || END || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang