Minggu pagi di rumah bapak
"Ki kamu duluan ya, nanti mas nyusul" kata Young Hyun menerima telphon sejenak.
Ki Hyun mengangguk, ia bersenandung menuju loteng. Tempat barang - barang lama di simpan.
"Hello there" Ki Hyun bermonolog begitu berhasil membuka pintu. Tangannya menyentuh saklar hingga berbunyi klik. Ternyata ruang penyimpanan di rumah ayahnya cukup luas. Beberapa kotak tertumpuk di sisi kanan. Sementara barang - barang lain tertutup kain motif batik.
Ki Hyun tersenyum begitu melihat kotak bertuliskan namanya serta Aruna. Ia membentangkan koran yang sedari tadi ia gulung dan selipkan ke saku belakang celana jeansnya dan mulai mengeksplorasi isi kotak besar di hadapannya. Sekarang otaknya penuh dengan memori bersama sang kakak. Banyak benda buatan Aruna di sana, mulai dari gelang manik yang sudah ambyar, pin yang asal tempel menggunakan lem tembak, bahkan beberapa pakaian boneka lusuh dengan jahitan asal - asalan juga masih ada. Tangannya mengaduk isi kardus lebih dalam, barulah ia menemukan album foto yang menjadi tujuan awal ia kesini.
Ki Hyun terbatuk saat menghirup partikel kecil debu. Tepat sesaat ia ingin menghela nafas setelah meniup cover album.
Tangannya membuka lembar awal, di sana ada tulisan tangan sang ibu. Ki Hyun menyentuhnya pelan, menggerakkan telunjuknya seiring bentuk tulisan.
Di mulai dari Aruna Sundari Mahesa, Ki Hyun terkekeh. Senyuman tengil, pandangan galak dan gaya bossy ini benar benar kakaknya. Di halaman selanjutnya ada Kirana Sundari Mahesa, Ki Hyun tertawa sekaligus menangis bersamaan. Dari dulu ia suka sekali membawa boneka rajut kelinci yang sekarang entah di mana. Mungkin sudah terbuang saat pindahan. Beberapa halaman selanjutnya berisi foto mereka berdua. Sesekali ada masnya, Lintang Eka Mahesa.
Ki Hyun mendadak menjadi emo, ia berniat segera turun.
Brugh!
"Shit!!!!! Ini siapa yang naroh begini sih?" Ki Hyun tersandung kardus kecil hingga tersungkur.
"Eung? Little Kiki?" Ki Hyun segera membuka isi kardus kecil yang membuatnya mengumpat tadi.
"Omona!" Ki Hyun menemukan berbagai macam hasil rajutan di dalam sana. Bahkan ada amigurumi berbentuk rabbit. Tapi, bukan miliknya waktu kecil dulu. Pattern dan kostumnya saja berbeda.
Di sana juga ada beberapa pasang, sebentar. Apa ini sepatu bayi? Ada topi juga. Bahkan ada sweater yang belum rampung. Ia menemukan kotak kaleng kecil di dasar kardus. Sebelum sempat membukanya, Young Hyun sudah berteriak.
Ki Hyun memasukkan tin can ke dalam saku celananya. Ia hanya mengambil amugurumi rabbit, lalu menutup kembali kotak tadi. Kemudian memungut album foto dari lantai, mematikan lampu dan turun ke bawah.
***
"Heh, ngelamun!" Hyung Won mencubit pipi Ki Hyun yang ada di sampingnya saat mobil mereka terhenti karena lampu merah.
"Aduuh. Sakit El. Apaan sih, hih" Ki Hyun melepaskan pukulan bertubi tubi ke lengan Hyung Won lalu mengusap pipinya sendiri.
"Gue bingung mau pake dress apa buat konferensi pers buat film nanti" Ki Hyun berbohong.
Hyung Won menatap Ki Hyun yang sedari tadi memainkan telinga boneka kelinci di pangkuannya.
"Bad liar" kata Hyung Won terkekeh.
"I am not lying. Ehm, okay. You got me" aku Ki Hyun kemudian.
Hyung Won tersenyum, memutar setir ke kanan melewati blok pertokoan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (Hyung Won - Ki Hyun)
FanfictionPerjanjian pra nikah kedua insan itu sangat sederhana, sederhana sekali malah. Hanya satu kalimat, yaitu : ~Nggak boleh saling jatuh cinta! Inget, kita ini nikah hanya karena utang budi~ Ki Hyun be like : "Gue nggak bakalan jatuh cinta sama lo!" Hyu...