Cerita Duapuluhdua

143 20 0
                                    

Chaeyeon dan Sakura terperanjat kaget, masih sedikit mencerna cerita Yena. Lima menit. Butuh waktu lima menit untuk mengerti keadaan yang sedang terjadi antara Yena dan Hyewon, dan Chaeyeon sedikit mengutuk dirinya dalam hati karena bisa secuek dan setidak tahu itu pada sahabatnya sendiri.

"Jadi lu sama Yuri udah putus?" tanya Sakura. Yena hanya mengendikkan bahunya kecil.

"Jadi...Mereka selingkuh?" tanya Chaeyeon berhati-hati.

Yena mengendikkan bahunya kembali. Ia benar-benar tidak tau apa yang sebetulnya terjadi di antara Hyewon dan Yuri. Selama Yena putus kontak dengan Yuri sebulan ke belakang, semua sosmed Yena diblok. Tidak mungkin kan untuk Yena nanya ke Hyewon langsung? Mau ditaruh di mana mukanya?

Ia memutar sumpit di depannya. Baik hati dan otaknya menyebut nama yang sama; Yuri.

Secinta itu si bebek dengan si hamster. Mungkin sudah sampai di titik bila Yuri meminta maaf dan kembali padanya, ia akan menerima Yuri. Setidaknya, untuk Yena, Yuri belum benar-benar pergi.

"Kalian gak usah ngomong ke Hyewon ya," ucap Yena sembari menatap pasangan di depannya tersebut. "Ini urusan gue sama dia. Gue yakin dia gak cerita apa-apa kan?"

Baik Chaeyeon dan Sakura menggeleng. Bohong jika Chaeyeon bilang ia tidak tahu apa-apa, karena beberapa kali ia ngegep Hyewon yang hanya sekedar makan siang bareng Yuri ataupun membelikannya minuman. Pernah sekali juga Hyewon menolak ajakannya dan Sakura untuk hang out karena ingin mengantarkan Yuri pulang.

Tapi, tetap saja. Hyewon merebut pacar sahabatnya sendiri?

"Yen, jujur gue sama Ara juga baru tau ini semua dari lo. Gue gak akan ngebela Hyewon, tapi berbicara dari sisi kami berdua—"

"Chae, stop. Gue maklumin kalo kalian gak tau masalah ini. Dan tolong, jangan sama sekali merasa bersalah,"

"Call me stupid, tapi jujur gue sendiri bahkan gatau harus nyalahin Hyewon, Yuri, atau bahkan diri gue sendiri."

Yena menunduk, berusaha menahan tangisnya. Ia tidak mau mendapatkan simpati siapapun.

"Pulang yuk, lo butuh istirahat Na," ucap Sakura sambil menepuk-nepuk bahu Yena.

Yena mengangkat kepalanya, mengangguk kecil sembari tersenyum. Setidaknya, ia merasa sedikit lega bisa menceritakan isi hatinya kepada orang yang bisa ia percaya.

*

Chaewon kembali menekan satu nama di daftar kontaknya, berharap bahwa yang ini bakal tersambung. Sudah dua hari Minju tidak bisa dihubungi. Semua chat Chaewon tidak dibalas, telfonnya tidak diangkat. Dua hari Chaewon uring-uringan di kamarnya. Kalo nanya Hyewon jawabannya Cuma "Minju lagi sibuk ngejait kali, tunggu aja."

Chaewon mengacak rambutnya frustasi. Ia berusaha mengingat-ngingat kembali. Selama 2x24 jam ini, apakah ada hal bodoh yang ia lakukan sehingga membuat Minju merajuk seperti ini.

Meninggalkannya bermain game? Tidak mungkin, dia kan main sama Hyewon.

Tidak menghampirinya di kampus? Tapi dua hari ini kan Sabtu Minggu.

Ah iya! Benar! Besok kan Senin, yang artinya ia bisa menemui Minju langsung. Ia mengetuk-ngetuk pelipisnya dengan satu jari, memuji dirinya sendiri. Sampai tiba-tiba ponselnya berbunyi, seseorang menelfonnya.

"Ape?"

"Sini, depan."

"Hah?"

Chaewon beranjak dari kasurnya, bergerak menuju balkon kamarnya dengan posisi telfon yang masih nempel di telinga.

Someday | IzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang