*Happy Reading*
_________
Hari pertandingan basket antar sekolah pun di mulai. Sorak siswa-siswi saling bersahutan bersiap memberi semangat jagoan sekolah mereka masing-masing. Tim dari sekolah SMA Adiyaksa baru saja tiba memasuki area lapangan utama selesai melakukan pemanasan usai mereka berganti pakaian.
Sepanjang jalan memasuki lapangan, Kenzi hanya melihat sekeliling saja tanpa ekspresi. Sedangkan anggota lainnya banyak melemparkan senyuman manis, berharap bisa mendapatkan gebetan baru dari sekolah saingan mereka itu. Dimas bahkan menunjukkan aura ketampanannya yang selama ini terpendam, laki-laki itu memakai bandana putih di kepalanya senada dengan kaos putih sebagai dalaman kostum basket.
“Sejak kapan ibu kepala sekolah nonton langsung ke lapangan?” bisik John pada Dimas.
Laki-laki itu mengikuti arah pandang John, tak masalah ada kepala sekolah disana. Yang terpenting membuat Dimas suka, ada Kanya di sebelahnya.
“Ya baguslah, berarti kan dia mau dukung kita langsung...” balas Dimas.
John membenarkan, Kenzi belum berkata sepatah kata sejak memasuki lapangan. Awan selaku kapten basket sudah bersiap pertanda pertandingan akan segera di mulai. Tak berselang lama setelah suara tiupan peluit terdengar, Kenzi menyadari ada Kanya ternyata ikut hadir di antara siswa-siswi lainnya bersama Ibu kepala sekolah dan dua guru lainnya.
“SIAPA KITA!”
“S—M—A ADIYAKSA!”
Prok...prok..prok....
Para siswi perempuan berteriak kompak menyemangati, di sahut tak kalah kompak dari teriakan sekolah saingan mereka. Pantulan bola berwarna oranye bergaris hitam itu terpantul kesana-kemari dari satu tangan ke tangan lainnya saling memperebutkan masuk ke dalam ring agar mencetak poin.
Dimas berhasil menguasai bola yang ia rebut dari tim lawan, ketika posisinya mulai terkunci tak bisa melakukan banyak pergerakan, ia segera melemparkannya pada Kenzi yang langsung di tangkap dengan sigap. Kenzi mendapatkan celah, sehingga berhasil memasukan bola ke dalam ring, mencetak poin pertama.
“Yeaayy.....”
Kanya sampai berdiri berteriak histeris karena melihat Kenzi melakukan itu. Ketika hendak melemparkan pada Awan, Kenzi sempat menghunuskan tatapan dingin pada Kanya di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Aku Salah?
روحانياتKesalahan, siapa yang tidak pernah melakukan kesalahan di dunia ini? Orang suci sekalipun pasti pernah melakukan kesalahan. Kehilangan, kalian tau bagaimana rasanya di tinggalkan? Berjumpa pada sebuah perpisahan yang tak pernah berujung pertemuan l...