1

1.7K 230 42
                                    

Disclaimer: Naruto belong to Masashi Kishimoto.

I don't own Naruto. Somehow i write this when i have a fever 😐 pardon me if there any typos or weirdness.

.

.

.

"Mohon maaf sebelumnya Sasuke, maaf kalau ini agak menyinggung, tapi kenapa sampai sekarang kamu belum menikah?"

Senyum formalitas di bibir Uchiha Sasuke membeku. Apa yang terjadi dengan otak orang-orang ini? Sudah tahu bahwa dia akan menanyakan hal yang menyinggung, tapi masih berani bertanya.

Tapi, kemudian Sasuke bisa mengembalikan senyuman kecilnya. "Karena saya mencari yang sesuai."

"Memangnya selama ini belum ada yang sesuai? Keluarga ternama di kota Konoha kita banyak yang menawarkan anak omeganya padamu. Nanti setelah menikah mungkin akan terasa jika kalian sesuai."

Kesabaran Sasuke makin menipis. Tapi, ia harus bersabar, orang berisik ini juga merupakan rekan bisnis keluarganya. Tidak bisa begitu saja ia tinggalkan.

"Aku bukan orang yang berani bermain dengan hidup seseorang. Meremehkan perjodohan hanya karena salah satu pihak harus menurut, aku bisa bayangkan masa depan yang sulit," jawab Sasuke tenang.

Orang itu masih belum menutup mulut, "Tapi, aku bingung. Kau hanya fokus pada pekerjaan. Memang bagus keturunan Uchiha memiliki potensi yang tinggi, tapi kau tahu bahwa pasangan alpha-omega sekarang sudah terlalu jarang. Pewaris dari klan lain sudah sejak lama mendapatkan pendamping, lebih cepat darimu. Kau pasti mendengar omongan orang mengenai kesulitan kita saat ini."

Sasuke melirik malas. Ia sudah tidak bisa mentolerir lagi. Orang lain mengatur hidupnya dengan mengatasnamakan 'kesulitan sosial' yang tengah terjadi.

Jumlah Alpha di dunia ini makin sedikit. Terlalu banyak beta. Sedangkan kemampuan beta (diakui atau tidak) tak sebanding dengan para alpha.

Sasuke bukan tidak mendengar paksaan sosial dan ekspektasi mereka perihal 'kekurangan alpha'.

Tapi, ia tak mau menurunkan kualitas serta harapannya sendiri demi orang lain.

Kata orang. Kata orang. Makan itu perkataan orang.

"Lalu menurut anda, aku harus bagaimana?" Sasuke sudah berniat mundur. Malas lebih lama bergaul dengan orang-orang kenalan ayahnya. Suaranya masih terdengar pelan dan sopan, namun jika kau pintar maka bisa mendeteksi nada penghentian.

Sayangnya, tidak semua orang terlahir dan terdidik pintar.

"Kau tahu aku juga memiliki anak gadis omega yang sangat sulit untuk dijodohkan. Mungkin Sasuke bisa menemukan kesamaan dengan putriku. Maaf aku bertanya seperti ini, aku hanya seorang ayah yang khawatir dengan putrinya. Karena dia satu-satunya anakku."

Saat itu juga ada impuls untuk tertawa. Namun, Sasuke mencoba tenang. (Meski dalam hati ia berkecamuk dengan berbagai perasaan).

"Ah, Shikamaru! Maaf, aku masih ada urusan penting." Sasuke lantas membalik diri, melangkah dengan lihai menghindari orang-orang dan menuju Shikamaru yang menunggu.

Meninggalkan pria itu termenung karena baru saja diabaikan.

Ia sampai sekarang terheran. Ternyata masih banyak orang yang sok baik dengan mengatasnamakan 'sedang dalam kesulitan sosial', tapi berujung dengan mereka yang mencari informasi untuk diri sendiri.

Dasar munafik.

"Ekspresimu sedang tak baik," komentar Shikamaru, teman Beta yang sudah lama menjadi rekan tim Sasuke.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Apa kata orangWhere stories live. Discover now