Athena 2 - 03.

569 43 0
                                    

Hari ini, David sudah tampil rapi dengan kemeja bermotif batik. Lelaki itu menatap dirinya dari cermin, ia menundukan kepalanya dalam. Rasanya sesak sekali ketika dirinya harus menerima kenyataan ditinggal nikah oleh perempuan yang selalu saja ia abaikan keberadaannya sejak dulu.

"Maafin gue, Ray. Gue bego banget jadi cowok." lirihnya sambil menatap pantulan dirinya.

Menyesal percuma, Raya sebentar lagi akan sah dipersunting orang lain yang jauh lebih baik dari dirinya. David bersiap-siap dan keluar dari kamarnya. Sudah ada Bayu dan Rafael yang menunggu dirinya di ruang tamu. Imron tidak ada karena cowok itu pasti sibuk di acara pernikahan sepupunya.

"Udah siap lo?" tanya Bayu, David mengangguk lemah. Rafael tertawa pelan, "Lo abis nangis?"

David melotot, "Enak aja! sembarangan kalo ngomong. David nangis? sorry, ye. Bukan tipe gue banget." ucapnya sambil mengibaskan tangannya. Rafael mengiyakan saja dan mengajak kedua temannya untuk keluar dan pergi menggunakan mobil Rafael.

"Makanya ya, Raf. Kalo ada cewek naksir kagak usah sok jual mahal. Jadinya nyesel kan sekarang." sindir Bayu yang jelas ditunjukan untuk David. Padahal saat ini Bayu sedang berbicara dengan Rafael di sampingnya.

"Huss, udah kasihan noh yang di belakang." jawab Rafael sambil melirik sekilas David yang duduk di belakang. Bayu terkekeh dan menjulurkan lidahnya,

"Syukurin lo, bro. Ditinggal nikah, sok jual mahal sih." ledek Bayu membuat David ingin sekali menghajar wajah mulus Bayu. Tapi ia urungkan karena kasihan, masa iya datang ke acara pernikahan dalam keadaan babak belur? kan tidak lucu.

"Gue kira ada Atha juga yang ikut. Ternyata cuma kalian bertiga." ujar Imron yang sedang sibuk memotret tamu undangan, pengantin dan lainnya. Bayu menggeleng, "Atha bilang dia gak bisa dateng karena biasalah sibuk sama kerjaannya sekarang."

"Yaudah," Imron beralih menatap David, "Ngapa lo? sedih liat Raya berdiri di sono? lo pengen ya disitu? ya ampun, Dav. Telat lo."

"Bangsat, gue gak mikir begitu."

Bayu berdecak, "Kayaknya perlu gue setel lagunya Armada nih yang liriknya, Harusnya aku yang disana, yang dampingimu dan bukan dia. Harusnya--"

"Gak usah macem-macem, Bay. Gue kagak sadboy anjir." potong David membekap mulut Bayu dari belakang. Bayu meronta dan melepaskan diri dari David, sedikit menjauh darinya,

"Dah ah, gue mau menikmati hidangan dulu. Duluan, guys!" pamitnya.

Bayu selalu begitu, baginya makanan adalah nomor satu. Teman-temannya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah ajaib Bayu.

Rena masuk ke dalam ruangan Athala, membawa satu dokumen untuk diserahkan kepada atasannya itu,

"Ini dokumennya, Pak. Silahkan dilihat dan dipahami. Oh iya, Pak. Nanti jam tiga sore akan ada rapat dengan perusahaan Lintang Jaya Group." ujarnya begitu serius sambil menatap wajah atasannya yang terpahat sempurna itu. Athala mengangguk dan mempersilahkan dirinya keluar kembali,

"Baik, Pak. Terima kasih."

Athala menatap dokumen yang baru saja di berikan sekretarisnya. Ia mempelajari dan memahami isi dokumen tersebut. Sampai akhirnya suara panggilan masuk berbunyi membuat fokusnya buyar seketika. Ia berdecak dan meraih benda pipih hitam miliknya,

Athena 2 [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang