perpisahan

1.9K 177 3
                                    

Zurra yang tampak lebih tenang menggenggam tangan sang ayah.
Menatap pilu keatas langit. Dia masih tidak percaya sahabat yang bahkan telah ia anggap saudara pergi meninggalkannya.

Zurra hanya diam seribu bahasa dengan gaun yang sudah lusuh akibat rauangannya.
Mengabaikan kedua orangtua yang mencoba menghiburnya.

"Angel , bisakah kau melihatku ?" Tanya seorang wanita cantik memanggil zurra

"Ya moongoddes"jawab zurra berdiri membungkuk pada sang dewi bulan bersama ayah dan ibunya.

"Kemarilah. ,ikut lah bersama ku"

"Baik lah . Ibu ayah , zurra pamit dulu"

Zurra pun pergi mengikuti moon goddes dengan diam . Tanpa banyak bertanya zurra memperhatikan setiap bunga yang ia lewati.
Berbagai macam bunga ada disini. ,bermacam warna dan rupa.

"Tunggu lah disini , seseorang ingin bertemu dengan mu. Panggil aku jika kau telah selesai"

Sang dewi bulan pun menghilang meninggalkan zurra yang tampak kebingungan.
Mata nya menyusuri sekitar , sampai matanya menangkap sosok yang sangat ia kenal.

"Petteeeerrrrrrrrrrrr" teriak zurra berlari dan menubruk tubuh petter dengan keras.

"Tidak bisakah kau sedikit menawan queen ?"tanya petter kesal melepas pelukan gadis tersebut.

Zurra tidak menjawab,ia memilih memperhatikan petter lama dalam diam.
Ia sadar , yang berada ditempat ini hanya orang yang sudah meninggal atau orang di ambang kematian sepertinya.

"Terpesona heh ? Kau ingin berpaling dari edward dan pergi bersama ku?"

"Baiklah , aku akan ikut bersamamu"

"Heh ??? Sayang sekali kau bukan tipe ku. Jadi tetap lah kembali pada sang raja"

Zurra menggeleng , membuat senyum jahil petter memudar.

"Ayolah zurra , aku hanya bercanda . Kau tidak bisa ikut bersamaku . Kembalilah"

"Bagaimana bisa aku hidup tapi kau pergi demi aku dan edward"

"Jangan bercanda. ,kalian tidak se istimewa itu sampai aki harus berkorban nyawa. Aku mati. ,ya karena aku suka , awwwwww"

Mata petter terbelalak saat zurra menendang tulang keringnya kasar.

"Aku tidak bercanda petter , hiks hiks"ucap zurra yang akhirnya lepas kendali dan kembali menangis.

Petter yang sadar gadis itu terluka langsung memeluk gadis itu sayang.

"Ssstttt , tenanglah . Aku melakukan ini karena aku menyayangimu . Bukan salahmu. Tapi aku yang memilih seperti ini. Aku bisa saja hidup setelah menenangkan mu . Tapi aku tidak akan bisa hidup melihat kau harus terluka seumur hidup kehilangan mate mu"

"Ta...tapi aku tidak bisa hidup tanpa kakakku . Kau sudah seperti kakak ku , saudara kembarku." Ucap zurra mengeratkan pelukannya.

"Aku mengerti , tapi aku berhutang banyak pada edward . Aku bisa hidup hingga sekarang pun berkat bantuannya. Jadi ini lah saatnya aku membalas semua itu . Dan jangan pernah berfikir untuk tidak kembali . Jika kau menyerah dengan hidupmu , berarti kau tidak menghargai pengorbananku"

"Tapii...."

"Tidak ada tapi queen , aku mengorbankan hidupku demi kebahagiaan mu .jika kau tidak bahagia dan hanya menangis ataupun menyesali semuanya. ,berarti sia sia aku mati"

Zurra terdiam , melepas pelukan petter dan memandang pria itu lekat.

"Why ?"tanya petter memegang wajahnya risih dipandangi zurra.

"Ternyata orang seperti mu bisa serius juga ya"ucap zurra membuat petter mengumpat.

"Hahahahahahahahha, kau akan pergi ke akhirat tapi kau masih saja mengumpat ? Bukan main"

"Ini semua salah mu. Salah dirimu"ucap petter menunjuk zurra kesal.

Zurra hanya tersenyum dan memilih memandang lautan di ujung jalan.
Laut itu tampak bersih dan indah berhias pelangi di atasnya.

"Kau akan pergi kesana ?"tunjuk zurra melihat cahaya putih di tengah laut tersebut.

"Ya , aku harap aku bisa bertemu lagi dengan mu dikehidupan lainnya . Bukan sebagai petter sahabatmu . Tapi sebagai petter yang akan menghiasi hatimu" ucap petter bersungguh sungguh memandang zurra dalam.

"Petter ?"

"Biarkan seperti ini sebentar . Aku janji setelah ini aku akan selalu menjagamu meski dari sana"ucap petter memeluk zurra hangat.

Zurra membalas pelukan petter erat. ,ia bingung harus bereaksi apa terhadap petter.

"Zurra ?bolehkah ?" Tanya petter pelan melepas pelukannya.

"Ap.."

Belum sempat zurra bertanya. ,dirasakannya bibir penuh petter menyentuh bibirnya.
Ciuman petter terasa lembut tanpa ada nafsu didalamnya.

Zurra merespon ciuman petter dengan air mata yang kembali mengalir dipipinya.

"Awwwwwwwwww"

Ciuman zurra terlepas saat perih dirasakan pada lehernya.
Rasa panas menjalar dari leher hingga jantungnya.

"Maaf , tapi sang demon enggan untuk berbagi"ucap petter sadar akan tanda yang dibuat edward di leher zurra.

"Petter. ,maaf"ucap zurra menunduk lesu.

"Hei , ingat kau jelek saat bersedih. Tolong jaga king ku dengan baik."

"Aduh ,sakit bego"kesal zurra saat petter menarik pipi zurra kasar.

"Baiklah , sepertinya ini saat aku harus pergi. Jaga dirimu wahai wanita jahara"pamit petter seolah ia kembali menjadi dirinya yang biasa.

"Pergilah , aku tidak akan melupakanmu"ucap zurra melambaikan tangannya.

Petter tersenyum dan mengangguk mulai meninggalkan zurra.
Zurra memperhatikan punggung tegap petter yang terus berjalan menuju tempat terakhirnya.

Zurra berlari mengejar petter dan memeluk tubuh tinggi tersebut dari belakang.
Ia merasakan tubuh tegap tersebut terguncang.

Dengan lembut zurra berkata lirih.
"Terimakasih petter , terimakasih sudah selalu ada untukku"

Zurra merasakan elusan tangan petter pada tangannya.
Setelah pelukannya terlepas , zurra memandang petter yang menjauh dan menghilang bersamaan dengan laut yang zurra lihat di ujung jalan tadi.

Zurra berbalik dan tersenyum tulus meninggalkan tempat tersebut.
Ia harus membuat pilihan , ia sadar usaha petter untuk membuatnya bahagia tidak mungkin ia sia siakan.

zurra the AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang