Kim Taehyung, begitu orang-orang memanggilnya. Pria brengsek yang sialnya begitu beruntung karena memiliki Jisoo di sampingnya. Ketika puluhan pria lain sibuk memikirkan cara agar dapat mendapatkan hati Jisoo, ia justru mati-matian mengusir Jisoo agar pergi dari sisinya.
Jisoo dan Taehyung bertemu sepuluh tahun yang lalu, tepat ketika Taehyung genap berusia dua belas tahun dan Jisoo yang berusia tiga tahun lebih muda darinya. Mereka bertemu di acara perayaan ulang tahun Taehyung. Malam itu Jisoo menggunakan dress merah muda yang terlihat begitu manis di tubuhnya yang mungil. Wajahnya yang semula muram, berubah cerah ketika menatap Taehyung yang terlihat begitu tampan dengan sebuah kue tart besar di hadapannya. Detik itu juga, Jisoo jatuh pada pesona Taehyung.
"Berhenti mengikutiku, bodoh!" sentaknya dengan geram. Ia menghentikan langkah besarnya, lalu berbalik menatap Jisoo yang kini hanya tersenyum, seolah tak mendengar kalimat kasarnya barusan.
"Aku hanya ingin mengobati luka di wajahmu, Taehyung," Jisoo berjalan mendekati Taehyung, lalu dengan sedikit berjinjit, meskipun kesulitan ia akhirnya berhasil meraih wajah Taehyung lalu memasangkan sebuah plester luka di dahinya. Jisoo tersenyum puas melihat plester merah muda, dengan motif berbentuk hati itu menghiasi dahi Taehyung.
Taehyung menghela napas kasar, emosinya menggunung. Niatnya besar sekali untuk mengumpat tepat di depan wajah gadis itu. Namun, ia tersadar bahwa beberapa orang sedang memperhatikan mereka saat ini. Taehyung kemudian menarik lengan kurus gadis itu, membawanya ke arah taman yang berada di sudut kampus dan sangat jarang di kunjungi mahasiswa lain.
"Berhenti menggangguku," tegasnya lalu menghempas kasar lengan Jisoo dari genggamannya. Taehyung menjatuhkan tubuhnya untuk duduk di sebuah kursi panjang.
"Maka kau harus berhenti berkelahi, Taehyung. Wajahmu lebam parah, siapa lawan duelmu kali ini?" tanyanya. Jisoo mengikuti Taehyung untuk duduk sembari tetap memperhatikan wajah Taehyung dengan seksama, menghitung berapa banyak luka yang terukir di wajah tampannya. Jisoo semakin memajukan wajahnya, berusaha untuk memperhatikan luka di wajah Taehyung dengan jarak yang lebih dekat.
Taehyung menjauhkan tubuhnya sendiri begitu merasakan hembusan napas halus di pipi kirinya. Gadis itu sangat aneh, meskipun sering di desak untuk pergi, ia semakin bersikeras untuk mempertahankan posisinya di samping Taehyung.
"Malam ini, mau pergi ke club mana? Aku ingin ikut," Taehyung tersentak mendengar penuturan Jisoo yang terlewat santai itu.
"Tidak boleh! Kau hanya akan mengacaukan kencanku malam ini. Aku tahu niatmu."
Taehyung berdiri lalu pergi meninggalkan Jisoo yang kini tengah menunduk, menatap kedua kakinya. Meskipun terlihat berdiri kokoh ketika di dorong menjauh, hatinya tetap terluka dan ia mati-matian menyembunyikan itu dari orang di sekitarnya, terutama Taehyung.
***
Taehyung meminta izin pada orang tua Jisoo untuk mengajaknya pergi berlibur ke Pantai Samcheok yang berada di Provinsi Gangwon. Jisoo begitu bahagia, hingga mengiyakan ajakan Taehyung tanpa berpikir panjang. Begitu pula orang tua Jisoo yang dengan mudahnya mempercayakan putri mereka pada Taehyung.
Jisoo tak bisa berhenti tersenyum sepanjang jalan, meskipun Taehyung masih bersikap dingin padanya, setidaknya ia bahagia karena akhirnya mereka dapat menghabiskan waktu bersama.
Begitu sampai di pesisir pantai, angin kencang menyambut Jisoo yang kini justru tersenyum semakin lebar. Bayangkan saja, pergi ke pantai dengan orang yang kau cintai? Itu mimpi Jisoo sejak lama, dan Taehyung berhasil mewujudkan salah satu mimpi Jisoo, hari ini. Gadis itu terkekeh geli begitu pasir pantai menggelitik telapak kakinya yang kini tengah berlari kecil, mendekat ke arah bibir pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sol et Luna (oneshoot)
Fanfiction"she is the sun, he is the moon the sun could never have the moon, was the reason she loved him so."