Jam menunjukkan pukul 12 malam, seokjin, binbin, diyak, dan iren malah duduk didepan rumah, seokjin yg sedang minum soju, binbin yg sebat, diyak yg ngemil jajan, dan iren yang lagi meminum pop icenya. Entah apa yg memotivasi mereka untuk duduk duduk didepan rumah yang pasti mereka menikmatinya.
"Yak, gua minta yupi nya ya" kata iren sambil mengambil sebungkus permen yupi. Sekaligus membuka obrolan karena sedari tadi hanya diem diem bae..
"Hm, ambil aja" kata diyak yg sekarang fokus ke layar handphonenya.
"Makasih" kata iren yg hanya diangguki oleh diyak.
"Mba ren, bagi satu" kata binbin. Iren pun memberi satu yupi kepada binbin.
Dan percakapan pun berakhir. Tak lama mereka melihat wanita berbaju putih, berambut panjang sedang berjalan didepan rumah mereka, seokjin yg melihat itu merasa kasian. Ia takut bahwa perempuan itu wanita yg sedang tersesat dikawasan orang kaya ini.
"Mba mba, sini.... Kita nongkrong dulu" panggil seokjin. Perempuan itupun menoleh, dan menghampiri mereka dengan melayang.
Perempuan itu berhenti dan berdiri tak jauh dari mereka, lalu tertawa khas kuntilanak. Ya memang perempuan itu adalah kuntilanak yang berniat menakut nakuti mereka.
//Kuntinya masih ketawa ngakak
"Ya allah mba, sans aja dong ketawanya. Sini sini duduk" kata iren sambil menunjuk tangga kecil yang menyambungkan halaman rumah dengan teras rumah.
Kata kata iren membuat si kunti terdiam, dan bingung. Dengan berat hati ia pun duduk ditangga yang ditunjuk iren. Ia duduk ditangga ketiga supaya lebih dekat dgn mereka.
"Mba nya ada masalah hidup apasih? Kok jalan sendirian?" Tanya seokjin yg setengah sadar setengah mabok.
Tetiba kunti itu menangis, membuat iren menoleh dan berfokus pada perempuan itu. Diyak yg mulai menyimak sambil nyemil, sedangkan binbin yang rebahan dengan kepala yang ia letakkan dibantal yg sudah ia bawa dari dalam, tentunya sambil ngemil juga.
"Huwaaaaaa....sayaa....sayaaa...sedih......" Kata mbak kunti
"Ya kalo ketawa ya seneng mba" kata binbin
"Diem dulu" kata diyak sambil menjitak kepala binbin
"Anjing" kata binbin tanpa membalas perbuatan diyak.
"Sstt.... Dengerin mbanya cerita" kata seokjin pada kedua anak laki lakinya.
"Jadii.....saya dulu gadis susah nan malang...... Jadi saya putuskan saya open BO....huwaaaa.... Jadi sedih kalo inget masa lalu saya dulu. Saya menyesal open BO... Saya menyesal.....blaaa...blaaa.....blaaa....blaaa...blaa....." Kuntinya udah cerita banyak tentang masa lalunya.
"O" kata jin, binbin, iren,diyak bersamaan. Lalu mereka kembali ke aktivitasnya tanpa menghiraukan mba kunti
"Lah njir gitu doang?" Tanya mba kunti pada mereka, namun mba kunti dicuekin, kasian bat dah.
"OALAH JANCOK WONG WONG IKI, ASUH KEREK" mba kunti yang bete langsung terbang meninggalkan mereka.
Beberapa menit kemudian mereka sadar bahwa yang mereka ajak bicara tadi bukan manusia, mereka pun masuk kedalam dengan terburu buru. Setelah seokjin menutup pintu mereka pun berjalan hendak kekamar masing masing.
"Ih amit amit, kok gasadar appa kalo ada setan" kata seokjin
"Iya iren tadi ya gasadar, padahal iren nyimak" - iren
"Dahlah sans ae, mungkin tuh demit pansos ke kita" - binbin
"Hemm, enak kali ni jajan mau ga?" - d.ark
Tak lama langkah mereka terhenti, mereka kaget hingga diyak menjatuhkan jajannya. Mereka melihat seorang anak kecil yang sangat lusuh cem gembel yang berdiri menatap mereka.
"Ya allah, allahu akbar" kata seokjin, setelah itu ia membaca doa tidur, makan, doa sebelum dan sesudah belajar berharap anak kecil itu lenyap. Sedangkan diyak, iren, binbin hanya amin amin saja.
Tak hilang juga, anak kecil itu semakin mendekat, mendekat hingga seokjin, diyak, iren, binbin sudah berada dipintu dan membuat mereka tak bergerak karena tak ada ruang lagi untuk mereka mundur.
"Appa" kata anak kecil itu yang ternyata yuil, anak terakhirnya. Seokjin dan 3 anaknya tadi meresa lega karena itu bukan demit lagi kek tadi.
"Kamu kok belum tidur, dari mana aja kamu sampe lusuh begitu dah kek gembel ae!" Kata seokjin
"Hiks...... Tadi yuli gelut sama preman depan komplek pa, dan yuli kabur menrabas semak semak, jadi kek gini deh" kata yuil sambil menangis.
"Ya allah anak appa" seokjin pun menekuk kakinya dan memeluk yuil sambil menangis, diyak, iren, dan binbin hanya memutar bola mata mereka malas.
Seokjin berdiri sambil mengusap air mata buajingannya eh buayanya, membalikkan badan, menatap kearah luar melalui jendela yang dilapisi gorden putih transparan.
"Siapa yg berani beraninya gelut sama anakku, kok ga sekalian dimutilasi aja" kata seokjin sambil berbalik badan dan menatap yuil yg tadinya nangis sekarang malah pasang muka bete.
"Heem, kasiannya adekku ini kok gasekalian dibunuh diambil organnya" kata iren, yg diangguki oleh ayah dan kedua adeknya.
"Dahlah, tinggalin ae" kata binbin, mereka pun mencar ninggalin yuil yg masih kesel abis.
"Bersihin itu jajan gua, gegara lu itu jadi gua jatohin" kata diyak sambil menepuk kepala yuil yg membuatnya makin bete.
Yuli menghela nafas
"JANCOK" teriak yuli.
"YULI!!!" Entah kapan tiba tiba ada emak mereka yg datang menghampiri yuli lalu melayangkan sendal kesayangannya kemulut yuli. Hingga membuat yuli menangis.
Semua penghuni rumah kaget, dan mereka berhambur melihat yuli yang sedang dimarahi emak mereka, dan mereka memilih bomat dan masuk lagi kekamar mereka masing masing.
'ya allah apa salah yuli' batin yuli yg teriris iris.
.
.
.
.Member SYF WAJIB VOMENT