31 - Emosional

250K 22.7K 554
                                    

Happy Sunday semuanya 🥰🥰🥰

Sebelumnya aku minta maaf karena aku telat update 🙏🙏🙏

Aku juga mau ngucapin terimakasih banyak-banyak buat kalian yang selalu semangatin aku, baik itu melalui vote dan komen kalian, dan yang dm aku juga.

Jangan bosen ya guys ngingetin aku untuk up cerita Dosen Bucin alias AresNara ini ☺️☺️

Okay deh, boleh dong vote dulu sebelum baca.

Happy reading 🥰🥰🥰

*****

Aku menghirup napas pelan-pelan dan bayangan Pak Gian muncul di pikiranku. Aku menenggelamkan kepalaku di bawah bantal untuk melupakan apa yang dikatakan Pak Gian.

Calon mertua saya tinggal di Bali...

"Kenapa masih terngiang-ngiang sih?" tanyaku heran. Aku mengetuk kepalaku berkali-kali, mungkin aku sudah tidak waras saat ini.

"Dek!"

"Astaga! Ngagetin aja lo Bang," seruku kepada Bang Refan.

Pintuku memang sengaja kubiarkan terbuka. Tapi nggk seperti Bang Refan juga, masuk tanpa ketok pintu dulu.

"Ayo turun!"

"Nggak mau. Nggak mau ikut," tolakku.

"Cih, ngomong nggak mau tapi udah dandan," ledek Bang Refan.

"Gue nggak dandan ya!" pekikku tidak terima.

"Iya-iya. Ya udah, ayo turun."

"Bang, tolongin gue," ujarku memelas.

"Loh, kok jadi mewek sih, Dek."

"Tolongin," ujarku pelan sambil menyeka air mataku yang hendak keluar. Aku tidak tahu kenapa aku jadi cengeng begini. Apa karena grogi, kesal atau yang lainnya.

"Cerita sama Abang," ujar Bang Refan dan duduk di sampingku.

"Pokoknya nggak mau ikut."

"Kan kamu pemeran utamanya," ujarnya sambil tertawa mengejekku.

"Abang!"

"Iya-iya maaf. Kamu itu harusnya bersyukur Dek, dapat cowok yang mau seriusin kamu, mana udah mapan lagi."

"Gue lagi nggak di zona yang mau diseriusin, Bang."

"Ohh, jadi lo main-main doang ini pacarannya?"

"Ya nggak lah. Lo kali Bang yang main-main tiap pacaran."

"Terus kenapa mewek?"

"Ya belum siap aja gitu. Baru juga pacaran, belum ada seminggu. Masa udah kenalan keluarga aja"

"Protesnya ke pacar lo sana, jangan ke gue."

"Nggak berani."

"Kenapa?"

"Pokoknya nggak mau Bang, malu, takut, belum siap, semuanya deh pokoknya."

"Kamu nggak suka? Nggak senang?"

"Senang, tapi kecepetan nggak sih ini."

"Tapi katanya kamu udah kenal keluarga mereka. Anggap aja malam ini cuman makan malam biasa aja. Kalau mereka ngomongin yang serius amat pastinya Om sama Tante nggak bakal di Bali saat ini," jelas Bang Refan dan membuat pikiranku sedikit terbuka.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang