Hampir saja Murni pingsan lemas karena sesuatu membekapnya.
"Murni ini aku, jangan bersuara" seru seseorang dengan nada yang familiar.
Dalam kekalutan Murni mengangguk terpaksa.
Kemudian barulah bekapan itu terbuka, nyatanya adalah sepasang tangan manusia.
Murni segera menyedot udara sebanyak-banyaknya memenuhi rongga paru-paru.
Ia menoleh ke sosok dibelakangnya dengan hati berdebar. Ternyata di dalam gubuk sudah ada lampu minyak dengan nyala api yang kecil. Seraut wajah yang ia kenal tampak menyoroti dirinya yang tengah lemas bermandi keringat.
"Kau tidak apa-apa Murni?" tanya pria itu dengan nada khawatir.
"A-aku baik-baik saja Kakang Sasrobahu" ujar Murni sedikit kebingungan. Kenapa bisa orang itu ada di dalam gubuk ini. Orang yang ingin ia hindari saat ini.
Sasrobahu kemudian mengintip ke arah jendela, ia mengangguk puas ketika semua dirasa aman. Lalu ia membantu Murni yang masih lemas duduk di sebuah meja.
"Duduklah" sahut Sasrobahu sambil menuangkan segelas air dingin dari dalam kendi. "Minum"
Murni mengangguk berterimakasih, sambil mengawasi keadaan sekitar, dalam pondok reot ini cuma ada dua ruangan, sebuah kamar tampak gelap dibatasi kain dari tempatnya duduk.
Air segar membasahi kerongkongan Murni yang sudah kering, hatinya sudah agak tenang. Gelas tembikar itu sekejap saja kosong.
"Terimakasih Kakang aku sudah lebih baik" lirih gadis itu.
Sasrobahu mengangguk, "ceritakan kenapa kau bisa sampai sini Murni?" tangannya memeriksa luka gores yang ada di pundak Murni.
"A-aku tersesat, saat aku sedang berjalan di pinggir hutan mencari pertolongan" seru Murni tergagap. Ia tidak menceritakan pertemuannya dengan Mbah Rejan.
"Kau tidak takut bila malah bertemu demit hutan?" tanya Sasrobahu.
"A-aku tidak terpikir Kakang"
Lelaki berhidung mancung dan bertahi lalat di dagu itu berdecak gemas akan kenekatan Murni.
"Hutan Tumpasan ini adalah tempat yang sangat wingit" nasihat Sasrobahu. "Banyak sekali pintu menuju dunia lain yang tersembunyi dalam hutan. Tanpa petunjuk, Kau bisa tersesat ke alam tersebut. Semuanya Ada tujuh alam yaitu Alam Roh, Alam Dedemit, Alam Ghaib, Alam Arwah, Alam Panglimunan, Alam Malakul dan terakhir Alam Manusia yang kita tempati. Sekali tersesat, hakul yakin kau tidak akan bisa kembali lagi"
Murni menelan ludah, ia baru tahu jika ada alam lain selain alam manusia. Bahkan banyak sekali.
"Alam Roh adalah alam halus tempat jiwa manusia berada. Saat kau tidur terkadang jiwamu akan lepas dari raga kasar, melayang-layang di alam roh. Alam Dedemit adalah alam milik kaum iblis atau demit dimana mereka menjadi penguasanya. Manusia yang salah masuk ke alam mereka bisa menjadi budak kegelapan untuk selamanya, ini adalah alam yang paling berbahaya. Alam arwah adalah tempat roh orang mati yang tergantung penasaran. Mereka yang meninggal tak wajar jiwanya tertahan melayang-layang di alam ini hingga mereka bisa lepas dari keterikatan dunia menuju dunia akhirat. Alam Malakul adalah alam tertinggi milik kaum mahluk tingkat atas seperti malaikat, peri, bidadari dan sebagainya, tidak dapat dijangkau oleh akal kita. Dan tidak dapat dimasuki oleh manusia biasa. Alam Ghaib adalah alam utama sebelum memasuki alam tak kasat mata lainnya, yang tidak dapat dijangkau oleh fisik manusia dan memerlukan ilmu kadigjayaan untuk memasukinya. Sebaliknya, Alam Panglimunan adalah alam ciptaan oleh seseorang atau iblis dengan ilmu kanuragan. Saking saktinya orang tersebut maka dia mampu menciptakan suatu dunia dimana orang bisa dikendalikan sesuka hati saat memasukinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LARANTUKA PENDEKAR CACAT PEMBASMI IBLIS
ParanormalPendekar misterius, utusan dari neraka untuk para iblis. Ketika namanya disebut akan membuat pucat para demit, jin, banaspati dan genderuwo. Kemana langkahnya pergi, hanya akan ada kepiluan dan tangis darah. Karena setiap yang ia sentuh, akan menj...