25

1.3K 154 120
                                    

Chapter Twenty Five

Crimes have been a tumor in each inch of world life, till there is no chance to sorrow every death.

Kejahatan telah menjadi sebuah tumor di setiap inci dari kehidupan dunia, hingga tidak ada kesempatan untuk menangisi setiap kematian.

The Lifetaker

They not do not love, but do not show their love. The course of true love never did run smooth. Love is a familiar. Love is a devil. There is no evil angel but Love. The prove is, love don't cost a thing. Except a lot of tears, a broken heart, and wasted years.

Mereka bukannya tidak mencintai, tetapi tidak menunjukan rasa cintanya. Pelajaran tentang cinta sejati memang tak pernah berjalan mulus. Cinta itu sebenarnya ramah. Namun, cinta juga bisa kejam seperti setan. Tak ada setan yang berhati malaikat selain cinta. Buktinya adalah cinta yang tidak meminta bayaran apapun. Kecuali setumpuk air mata, hati yang hancur, dan tahun-tahun yang terbuang percuma.

.
.

"Baekhyun.."

Si mata hazel mengerutkan dahi dan kembali menatap layar benda pipih yang semula menempel di telinga.

Deretan angka yang tidak dikenal telah menarik seluruh kesadarannya dari alam tidur. Baekhyun menegakkan tubuh, mengusap matanya sebentar sebelum kembali berbicara pada benda pipih itu.

"Kau,"

"Hehehe..hai."

"Tae.." bibirnya terasa kaku ketika melepaskan nama itu "I-ini benar kau?"

"Apa suaraku begitu menakutkan hingga kau tergagap, Byunie?"

Baekhyun mendengar suara tawa ringan di sana. Dadanya bergemuruh, seolah tawa itu baru saja membangkitkan gunung aktif yang sudah lama tertidur di dalam dirinya. Kepalanya mulai membayangkan bagaimana senyuman pada bibir merah di wajah wanita itu tengah terbentuk, menarik serta lekukan tempat mata hitamnya bernaung, selalu menenangkan.

"Apa kabarmu?"

Baekhyun seketika mengeraskan rahangnya dengan marah.

"PERTANYAAN MACAM APA ITU, KIM TAEYEON?!"

"Baek--"

"Kau tiba-tiba menghilang tanpa kabar, membuatku gila bersama semua kemungkinan yang meledak di kepalaku! Di mana kau? apa yang kau lakukan? kenapa kau pergi?"

Sebelah tangannya terkepal keras bersama wajahnya yang memerah.

"Aku bahkan tidak tahu kau masih hidup atau tidak!"

Tidak ada jawaban.

"Kenapa kau melakukannya, Taeyeon? Tidak ada alamat atau nomer yang bisa kuhubungi. Xiumin bahkan ikut menghilang.."

Mata hazelnya berkedip-kedip kaku, dahi bergetar menahan lonjakan dalam diri.

"Apa aku memang tidak pernah berarti dalam hidupmu?"

"Tidak, bukan seperti itu, Baekhyun. Maafkan aku, kumohon maafkan aku.."

Taeyeon menjawab pertanyaan itu dengan spontan, terburu-buru membantah semua yang dikatakan oleh pria itu.

"Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu sementara aku justru melakukan ini demi kebaikanmu?"

"Kebaikan apa, sialan?! Kau meninggalkan aku setelah semuanya, dan kau bilang demi kebaikan?" Baekhyun berteriak melalui benda itu.

The LifetakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang