# p r o l o g

683 30 10
                                    

Hening ...

tak terdengar satu katapun yang terlontar hanya terdengar suara detak jam memenuhi ruangan dengan penerangan yang sedikit redup. Semua mata melirik pria parubaya yang duduk di kursi depan dengan menyesap sepuntung tembakau di tangannya, menatap tajam perempuan yang tengah duduk di hadapannya. Yang di tatap pun tak kalah tajam menatapnya

Kim Jae-wook, pria itu berjalan melewati anak buahnya dengan sesekali menyesap tembakau yang masih berada di tangannya.

Tap ...

Dia berhenti tepat di belakang wanita tersebut, ia membuang tembakaunya ke lantai dan menginjaknya. Kim Jae-wook memegang pundaknya dengan erat dan berkata tepat di telinganya sehingga perempuan tersebut dapat merasakan hembusan nafas "Aku percayakan ini padamu, aku yakin kau bisa menyelesaikannya dengan cepat "

Senyum yang tampak indah tapi penuh kesadisan dan kekejian dalam dirinya muncul di wajah perempuan dengan paras cantik itu "Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat" ujarnya tegas, Kim Jae-wook pun kembali ketempatnya duduk. Merapikan jasnya dan duduk dengan kaki yang menyilang ia melihat lihat pistol yang kini sudah berada di tangannya

"Jeon jungkok, kau ku beri satu kesempatan lagi untuk ikut serta dalam menyelesaikan masalah ini. Jika kau mengulagi kesalahan yang sama"

BRAK !

Semua orang terkejut, pasalnya pria itu dengan keras menggebrak meja. Menatap tajam pria berumur 21 tahun itu  "Kau kubunuh, berterimakasih lah pada lalisa yang telah memujuk ku untuk tidak membunuhmu dan memberimu kesempatan saat itu" lanjutnya membuat jeon jungkok menelan ludahnya kasar, keringat membasahi pelipisnya dan seketika kejadian sebulan yang lalu teringat di benaknya



Flashback on . . .

1 july 2020,

Tepatnya di apartemen di Kota Hwaseong dan di lantai paling atas. Terjadi perseteruan antara pria dan perempuan membahas apa yang akan di lakukan pada tergetnya kali ini, namun tampaknya perempuan tersebut tak setuju atas apa yang di inginkan oleh pria di hadapannya

"Ck, lalis bisakah kau membuatku terlihat berguna sekali saja? Setiap kali kita bertugas aku hanya terlihat seperti benalu! Tak melakukan apapun!" Ujuranya penuh emosi dengan berusaha merampas snapan yang berada di tangan lisa, sedangkan perempuan itu hanya menatapnya datar sambil mengatur emosinya

"Jeon, lepaskan snapannya. sebentar lagi dia akan melewati jalan ini" tapi tak diacuhkan ia masih saja bersikeras untuk mendapatkan snapan itu, dan ...



DOR ! DOR !


Dua peluru terbebas dari rumahnya menembak ban depan mobil ketua pemberantas mafia itu, tentu saja mereka panik dan berhamburan keluar dari apartemen tersebut. Membuat perempuan tersebut jengkel atas kelakuan temannya itu.

"Dasar bodoh" gumamnya pelan dengan nafas yang terengah engah


Flashback off . . .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M A F I A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang