HERO NOT HERO

34 2 0
                                    

(Abstraksi)

(Suara gebrakan)

Aku mendengar suara, keras sekali. Lalu tiba-tiba sunyi.

Perlahan terdengar suara langkah kaki mendekat.

Tubuhku terangkat, dan aku mulai mendengar bisikan-bisikan kecil.

Ah, suara itu makin keras. Mereka seakan ingin menyiksa telingaku.

Perlahan mataku mulai terbuka, walau kepalaku masih terasa sakit.

Ku lihat sekumpulan wajah berkumpul di depanku, walau tak jelas.

Aghh, kepalaku sakit! Tanganku yang lemah saat itu mencoba menopang kepalaku.

Hingga diujung penderitaanku, seseorang menggendongku pergi dari keramaian.

__________________________________________________________

(POV Jean)

2 hari berlalu sejak kejadian insiden di stasiun terjadi. Saat aku tersadar, seseorang yang mengaku telah membawaku ke rumah sakit memberitahu bahwa aku telah menyelamatkan semua orang di stasiun. Aku tidak mengerti, aku bahkan tidak mengingat apapun kejadian setelah kereta melintas. Memikirkan hal ini membuat kepalaku sakit.

Lalu selama sebulan lamanya mereka memanjakanku di kamar. Setelah aku baikan, mereka tiba-tiba mengundangku untuk menerima penghargaan atas insiden di stasiun yang kufikir aku tak pantas mendapatkannya. Ini benar-benar aneh. Dan anehnya lagi aku menerimanya seakan aku benar-benar melakukannya. Di atas podium yang dibawahnya dipenuhi banyak jurnalis, aku hanya bisa berakting dan memasang senyum palsu.

Keesokan harinya, aku yang diketahui masih berusia belasan tahun tiba-tiba dimasukkan ke akademi rekomendasi pemerintah France. Mereka menganggap aksiku sangat heroik dan aku benar-benar dibiayai penuh bersekolah disana. Namun setelah aku mengikuti alur ini, ternyata aku telah terjerumus terlalu dalam dengan kebohongan.

Hari pertama aku masuk akademi, mereka mengantarku dengan mobil milik pemerintah France. Aku terlalu malu untuk memasuki gerbang depan akademi karena segerombolan orang seusiaku terlalu fokus penasaran dengan kendaraan yang kunaiki. Bahkan saat ku berjalan dan keluar mereka tak henti membicarakanku. Aku yang grogi terus menerus membenarkan kacamataku dan berjalan cepat menuju ruang guru sembari menunduk. Namun seseorang menghentikanku. Dia seorang yang dewasa dengan seragam formal aneh tiba-tiba menepuk pundakku dan berkata "Hei jagoan! Tak kusangka hero kali ini benar-benar terlihat manis. Bahkan kau sudah membuat sekumpulan penggemar di depan papan mading." (Menunjuk ke sekumpulan orang). Lalu dengan refleks segera aku menoleh menuju arah tunjukkannya. "Mereka terlihat sangat senang dengan kehadiranmu. Jadi, jangan sampai kau kecewakan mereka, tentunya aku juga!" Lalu ia dengan arogan berjalan menduluiku dan mengenalkan seluk beluk hingga mendetail tentang akademi yang kumasuki ini.

Tapi, ada satu hal yang membuatku terkejut setelah mendengarnya. Ternyata aku dimasukkan akademi kemiliteran...!

RE :YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang