"if laugh is a sign of happiness. Then yes, I'm happy."
~♥~
5 hari 15 jam sudah Jeongguk menjadi seorang mahasiswa. Menjadi seorang yang multitasking kini benar-benar Jeongguk lakukan. Mengambil full sks yang berarti jadwalnya lumayan padat dari senin hingga jumat, tugas dari dosen, melakukan praktikum dan menggarap laporan dari asisten dosen ditambah melakukan ospek setiap Sabtu dan Minggu.Sesibuk itu. Apalagi setelah ospek selesai pada minggu ke-3, biasanya akan ada kegiatan pasca ospek yang dituntut rapat berjam-jam.
Jeongguk agak kewalahan.
Ini saja dia baru saja keluar kelas pada pukul 16.00, dan tugas di apartment sudah menunggu untuk dijamah. Haduh.
"halo Ming?" Jeongguk mengangkat panggilan, tentu dari Mingyu. Siapa lagi yang berani menelfonnya lebih dulu kalau bukan laki-laki jangkung bernama Kim Mingyu.
"woy kook, gue duluan tadi baliknya, tadi kelasnya bubar jam 2. Lo mau gue jemput sekarang?"
"nggak usah, Ming. Gue naik bis aja."
"lah kenapa? Tadi kan berangkatnya bareng gue?"
"mau beli buku gue. Lo nggak bakal mau kan ke toko buku."
"hahaha sat! Iya deh, tapi nggak apa-apa, kan?"
"sat! Gue cowok!"
"iya siapa tau kan, lo diculik wewe gom--"
Tut.
Kalau terus-terusan meladeni Mingyu, Jeongguk tidak segera ketoko buku jadinya.
"Jeongguk?"
Jeongguk menoleh kebelakang, menghentikan kakinya yang baru saja keluar dari gedung fakultas. Jeongguk mengernyit menatap gadis itu. Dia disini? Mata Jeongguk mengikuti pergerakan gadis itu yang berjalan mendekatinya dan kini telah berdiri didepannya dengan senyum lebar.
"long time no see, Jeongguk. Kamu kuliah disini?"
"iya, ri. Lo juga?"
Namanya Sinri, Jeongguk ingat. Dia mantan Jeongguk saat masih SMA kelas 10, tapi setelah putus, Sinri pindah sekolah. Dan Jeongguk tidak menyangka dia bertemu lagi dengan Sinri. Jeongguk tidak senang, biasa saja. Hanya tidak menyangka.
Sinri sama seperti mantan Jeongguk lainnya, sama-sama mengajaknya pacaran terlebih dahulu.
Tapi memang diantara mantan Jeongguk yang lain, Sinri ini yang paling pengertian dan tidak menuntut apapun. Namun, hal itu tak membuat Jeongguk menyukainya. Sinri lebih cocok menjadi teman, tapi Jeongguk sedang tidak butuh teman. Mingyu sudah cukup menyebalkan.
"Sinri kuliah disini, tapi difakultas ekonomi bisnis. Nggak nyangka bisa ketemu Jeongguk lagi. Jeongguk nggak berubah. Effortlessly handsome." katanya secara terang-terangan.
Jeongguk terkekeh. "hahaha, thanks."
"Jeongguk gimana kabarnya?"
"baik, lo?"
"baik juga. Kalau inget dulu, Sinri yang nembak Jeongguk duluan, Sinri jadi malu. Berani banget nembak the most wanted boy sekolah."
"toh diterima kan?" Jeongguk mengangkat satu alisnya.
Sinri cemberut, dan memasang wajah kesal menggemaskan. "tapi kan yang nembak Jeongguk, pasti diterima. Dipikir Sinri nggak tau apa?"
"hahaha."
"Jeongguk sekarang udah punya pacar lagi, pasti kan?"
"hmm?" Jeongguk terdiam. Lalu melanjutkan--
"nggak ada."
"Jeongguk, nanti kalau ada yang nembak Jeongguk terus Jeongguk nggak suka, nggak usah diterima ya?"
Jeongguk memberikan tatapan bingung dan seakan bertanya 'kenapa?'
Sinri tersenyum, lembut sekali. "Sinri cuma pengen Jeongguk benar-benar punya suatu hubungan yang didalam hubungan itu ada rasa timbal balik. Suka sama suka. Cinta sama cinta. Kalau Jeongguk terus menerus berhubungan sama orang yang nggak Jeongguk cintai, Jeongguk bisa kesulitan bersama dengan orang yang ditakdirkan buat Jeongguk."
Jeongguk terdiam. Meresapi tiap kata yang keluar dari bibir Sinri. Jeongguk tersenyum, membalas senyum Sinri yang daritadi tak lepas.
"Jeongguk, Sinri sayang sama Jeongguk--
--sebagai seorang teman."
Jeongguk terdiam, hal terberat bagi Jeongguk ketika seseorang ingin menjadi temannya. Lebih baik diajak jadi pacar daripada diajak berteman. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa, sampai--
BUGGGG!
Jeongguk terjerembab diaspal jalanan. Ia menatap siapa yang telah berani menonjok pipi mulusnya hingga ujung bibir Jeongguk mengeluarkan darah.
Hah? Bahkan Jeongguk tidak mengenali pria ini.
"berdiri lo bangsatt!" katanya.
"Brian! Stop!" Sinri berteriak. Tapi Jeongguk keburu berdiri dan bersiap didepan lelaki yang berani melukainya.
BUGGGGGG!
Jeongguk membalas, tak kalah parahnya. Brian terjerembab diatas aspal sambil memegangi rahangnya. Wajah tampak kesakitan, berbeda dengan Jeongguk yang tenang.
"berdiri lo." Kata Jeongguk.
"nantangin gue lo?!!"
Brian berdiri agak kesusahan dan berjalan mendekati Jeongguk, tapi Sinri lebih dulu menahannya, mencengkeram lengan Brian. "Brian stop! Jeongguk temen aku!"
"halah! Lepasinn!" Brian mencoba melepaskan cengkraman Sinri dan berhasil, dia kembali mendekati Jeongguk yang tetap tenang-tenang saja.
Bogeman itu melayang ke pipi Jeongguk jika seandainya sebuah tangan tidak menghentikannya.
"jangan sentuh dia."
Jeongguk terpaku menatap Taehyung yang kini memegang lengan Brian dan memberikan tatapan menghunusnya. Jeongguk juga melihat bagaimana Taehyung menghempaskan tangan Brian dan kemudian meraih tangannya.
Iya, meraih tangannya. "whatttt?!"
Jeongguk baru sadar ketika Taehyung sudah menariknya menuju sebuah mobil. Jeongguk menghempaskan tangan Taehyung, membuat Taehyung memberikan tatapan kesal campur bingung padanya.
"apa-apaan lo-- ss-- argh." Jeongguk juga baru sadar, bibirnya terluka hasil ditonjok Brian.
"sakit kan? Coba liat." Taehyung mendekati Jeongguk, menyingkirkan tangan Jeongguk yang memegang ujung bibirnya sendiri. Jeongguk melihat Taehyung mengamati.
"ck!" Taehyung mendecak, auranya sangat menyeramkan. Dan Jeongguk heran, kenapa dia jadi lemper begini ketika Taehyung mengeluarkan aura semacam itu.
Taehyung membuka pintu mobil, "masuk."
"ogah! Gue mau balik."
"bisa nurut nggak? Luka lo parah banget, Kook!"
Jeongguk tertawa kecil dengan sinis. "urusan gue. Bukan urusan lo!"
Taehyung memejamkan matanya, mencoba mengeluarkan sesuatu yang ia takutkan membuat ia melakukan hal buruk pada Jeongguk.
"udah gelap, Kook. Juga luka lo kalau nggak segera diobatin bakal tambah parah. Kalau lo naik bis, lo bisa dilihatin banyak orang. Jadi biarin gue ngobatin luka lo, setelah selesai entar gua anter balik. Gue janji."
Jeongguk terdiam. Yang dikatakan Taehyung benar adanya, dan dia juga tidak suka jadi pusat perhatian.
"Gguk, masuk ya? Udara juga udah mulai dingin. Bisa bikin lo sakit."
Jeongguk terdiam. Menatap Taehyung yang rautnya khawatir.
Taehyung, Jeongguk bingung; kenapa orang asing bisa seperduli ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [KTH&JJK]
Random[taekook] Jeon Jeongguk itu suka cewek. Agak kesel kalau temen-temennya ngegodain dia tentang Kim Taehyung; si kating ganteng idaman penjuru kampus yang 'katanya' naksir dia. Mau itu gosip atau bukan, Jeongguk tetap nggak suka. Mau Taehyung seganten...