"Yakin, dia hanya tinggal dengan seorang wanita tua?"
"Lebih bagus kamu menyebutnya ibu."
Naraya melirik tajam ke arah Damar. "Tidak ketinggalan info?"
"Zaman sekarang, mana ada laki-laki yang memperlakukan ibunya seperti itu. Mungkin, kamu harus mengadakan event semacam penghargaan untuk karyawan yang memilki hati seperti Bima."
Tatapan tajam Naraya, tidak menghentikan ocehan Damar. "Hitung-hitung amal buat kamu, Na."
"Apa tidak ada kemungkinan dia menyembunyikan istrinya di luar negeri?"
"Kamu sedang interogasi atau cemburu?"
"Kamu sudah bosan hidup?" balas Naraya dengan tajam.
Berdeham sekali, Damar memaparkan sekali lagi apa yang dilihatnya tadi malam saat mengantarkan makanan ke unit Bima Brawijaya.
"Yang membuka pintu, jelas-jelas seorang ibu tua. Beliau menanyakan alasan kedatangan saya dan mengatakan jika putranya sedang mandi."
Damar mengulang apa yang dilihat dan didengarnya semalam. "Saat aku bilang berikan saja makanan ini pada anak-anak Bima, ibu itu tertawa dan berbisik kalau putranya masih jomblo karena kecewa pada masa lalunya yang memilih menikah dengan laki-laki lain."
Cukup akurat info yang diberikan oleh ibu Bima Brawijaya, dan semuanya disampaikan pada Naraya tanpa ada yang dikurangi. Hanya ada sedikit yang ditambah oleh Damar di akhir kalimat, "Ibunya menyuruhku mencarikan jodoh untuk anaknya. Tentu saja aku iyakan."
"Pengacara Liem menghubungi saya tadi malam. Jasad pak Yudhi, ke mana kamu buang?"
"Sesuai perintah."
Kalau begitu, untuk apa pengacara Liem menghubunginya? "Hubungi pengacara Liem dan selesaikan secepatnya."
Kalimat akhir Damar tidak digubris oleh Naraya. Ia kembali pada dokumen yang lebih butuh perhatiannya.
"Apa kamu tidak ingin mencari tahu sendiri tentang Bima Brawijaya?" tanya Damar sebelum menutup pintu ruangan Naraya. Bukan tanpa sebab Damar melakukan itu, setelah dianalisis banyak perusahaan yang menginginkan seorang Bima Brawijaya. Gemilang Prima Nusantara ada campur tangan laki-laki tersebut. Sepertinya, Damar harus berusaha lebih keras untuk kali ini. Jika Naraya mengambil keputusan yang keliru, maka tugasnya untuk meluruskan.
"Untuk apa mencari tahu lagi. Dia akan segera jadi eks karyawan Prima."
"Kalau begitu, temui ibunya. Agar kamu bisa memberikan hukuman yang pantas untuk orang yang sudah membuat kesalahan di Prima."
"Kamu sedang memprovokasi?"
Damar tidak menjawab pertanyaan Naraya. Sebelum ia benar-benar pergi, sempat membuat Naraya mempertimbangkan usulan laki-laki itu.
"Usai makan siang nanti, aku akan mengunjungi apartemennya."
Apakah ada yang disembunyikan Damar? Kenapa Naraya merasa laki-laki itu aneh?
Selepas kepergian Damar, Naraya benar-benar memikirkan sesuatu hal tentang Bima Brawijaya.
Ada yang disembunyikan oleh Damar. Mungkin Naraya harus mencari tahu sendiri. Mengambil ponselnya, Naraya mengirimkan sebuah pesan kepada Damar.
Kirim alamat apartemen kepala proyeksi.
Yang menerima pesan, tersenyum puas. Harapnya, ada kejadian besar saat pertemuan Naraya dan ibu Bima nanti. Sebagaimana ia tahu betapa ramahnya ibu Bima hingga mengatakan hal pribadi Bima saat dirinya mengirim makanan tadi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Penguasa (Tamat- Cerita Lengkap Di PDF)
General FictionJatuh, bangun. jatuh dan bangun lagi untuk berjuang hingga titik darah penghabisan. Bait ke berapa dalam sejarahnya, hingga wanita itu dikenal kejam dalam mengambil keputusan?