🍂 15

8.2K 239 34
                                    

Isi studio cineplex itu kini berisik. Dengan suara yang berasal dari film Anabelle yang diputar tentunya. Teriakan dan jeritan yang dimunculkan sebagai backsound dari film horor itu mau tidak mau kini membuat kedua manusia berlainan jenis itu mematung, bersamaan menatap layar bioskop raksasa yang tengah menampilkan adegan dimana sosok menyeramkan itu kini tengah meneror isi filmnya.

Padahal keduanya sudah on, dengan pakaian minim dan nafsu yang hampir naik. Irene bahkan sudah setengah telanjang tanpa atasan yang kini membuat kedua bagian tubuh sensitif atasnya terbuka.

Tapi perempuan itu ikut mematung begitu Song Mino menutupi wajahnya dengan bantal. Pria itu bahkan memekik begitu suara jeritan yang berasal dari film itu terdengar.

"Mino!" Tegur Irene.

Oh come on dia tidak membayar tiket hanya untuk mendengar Mino menjerit sepanjang waktu.

Kecuali menjerit karena nafsu. Itu beda.

"Demi Tuhan itu cuma film!" Hardik Irene yang kini sudah emosi. Ia bahkan menarik paksa bantal yang menutupi wajah Song Mino dengan sekuat tenaga. Mino yang ketakutan hanya mendengus dan buru-buru berlindung dibalik punggung Irene begitu sosok menyeramkan itu muncul lagi.

"Astaga!! Tidak bisa kan hantu nya sedikit elegan! Kenapa dia terus muncul dan membuatku takut!" Gerutu Mino yang kini berlindung dibalik mulusnya punggung Ibu dosen nya.

Irene memutar kedua matanya. Ia sudah tidak mood lagi meneruskan keinginannya.

Jeritan yang Mino keluarkan dan sikap penakutnya malah membuat nya jengah.

Menjijikan.

Perlahan ia menarik bra nya dan memakainya dengan pelan. Ia bahkan membiarkan Mino menutupi kembali wajahnya dengan bantal begitu sosok hantu itu kembali memenuhi layar. Dengan teriakan bisingnya tentu.

Setelah ia memakai kembali semua pakaiannya Irene menarik clutch bag nya dan memangkunya.

"Mino! Aku mau pulang!" Sentak Irene akhirnya.

Suara nya yang nyaring mau tidak mau membuat atensi Mino kini kembali terarah padanya. Pria Song muda itu tergagap dan kemudian mengangguk.

Ia tahu perempuan ini tengah marah.

Tapi ini salahnya juga, kenapa juga malah mengajak Mino nonton film horor, dan come on mana bisa dia fokus bercinta di iringi hantu menyeramkan dan suara-suara mengerikan seperti itu.

Senafsu-nafsunya Mino ia tidak mungkin juga bercinta di tempat yang ada hantunya.

Bu Irene sudah berdiri dan hanya menatap Mino tanpa ekspresi, membiarkan pria Song itu memakai semua pakaiannya. Setelah selesai ia bahkan hanya berbalik tanpa bicara lagi.

Membuat Mino tergesa, pria itu bahkan tidak sempat memakai mantelnya dan hanya menentengnya dengan tangan begitu saja.

"Bu ... "

"Diam Mino! Saya lagi bete"

"Maaf bu" Sahut Mino pelan. Keduanya kini sudah duduk bersisian diatas SUV milik Irene tanpa suara.  Perempuan itu bahkan hanya menyetir mobilnya dengan bibir terkunci, membawa kendaraan itu secepat yang ia bisa dan kemudian berhenti tepat didepan halte flat Mino.

Pria Song muda yang kini terdiam kembali menoleh kearah Irene dengan pandangan serba salah. Ia tahu Ibu Dosen nya ini tengah emosi dan jujur Mino sendiri tidak biasa menghadapi perempuan yang tengah emosi.

"Ibu ... Marah?" Tanya Mino pelan.

Irene yang mendengarnya mendecak sebal ditempatnya.

"Menurutmu?"

SHELTER [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang