47. ketidakpekaan Jafran

7.9K 510 30
                                    

Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf

Terima kasih
&
Selamat membaca

Tiga hari. Ya tiga hari yang akan membosankan, karena biasanya kalau mas Jafran dapat cuti kami akan memaksimalkan waktu itu dengan berlibur ketempat wisata yang didalam kota, maupun luar kota. Tapi karena berhubung aku sedang hamil besar, dan tinggal menghitung hari untuk segera melahirkan, jadilah tak ada rencana apapun.

"Ayah"

"Apa kak?"

"Erja gih, oton ipi ulu (kerja gih, nonton tv mulu)"

Hah? Apa kata Faza? Anak itu menyuruh mas Jafran kerja? Se-bosan itu kah si kakak melihat ayahnya rebahan di karpet depan tv? Hahaha... Aku yang mendengarnya saja tertawa geli.

Ngomong-ngomong soal hubungan aku dengan mas Jafran, tak ada acara maaf memaafkan diantara kami. Semua berjalan begitu saja, mas Jafran kembali pada tingkah usilnya sedangkan aku masih tetap teguh kepada pendirianku, memasang bendera perang kepadanya. Gapapa dong kalau sesekali aku marah besar kepadanya, selama ini aku selalu mengalah dan luluh dengan kata maaf dan bualan manisnya!

"Kakak mending ke dapur, buat cemilan sama bunda ayah laper nih"

"Da au, aku na umah Uti aja. Dadah ayah (engga mau, aku mau ke rumah Muti aja)"

"Bun!!! Anakmu tuh genit ngapel mulu kerjanya!!!" Teriak mas Jafran dari ruang tamu.

"Berisik! Engga enak didengar tetangga!!" Jawabku tak kalah kencang dari arah dapur.

"Cih, orang teriak engga boleh! Sendirinya ngegas kaya motor Valentino Rossi!"

Kembali aku mengupas bawang yang sempat aku tunda akibat menyahuti omongan bapak-bapak berambut cepak itu.

"Dek"

"Hmm"

"Bantuin dong"

"Ngapain?"

"Ngecat rumah ayo! Engga enak kalau nanti tetangga pada datang pasca kamu setelah lahiran disambut tembok lusuh"

"Tidak lihat aku sedang apa?" Tanyaku balik dengan nada ketus da pedas.

"Ngupas bawang doang, nanti lagi juga bisa. Lagi pula kita sudah masak, mau masak apa lagi"

"Nanti malam emang engga mau makan!"

"Ya udah, bantu dulu sebentar"

"Hahh.. iya-iya!"

Aku menuruti ucapannya untuk ikut serta mengecat rumah yang sudah banyak tampilan coretan hasil maha karya Faza. Untung saja setiap kali ada atasan yang datang ke rumahku mereka tak mengomentari tembok lusuh itu, katanya 'maklum anaknya masih kecil, sedang asik gambar' lega lah aku sebagai tuan rumah.

Mas Jafran yang mengecat keseluruhan, sedangkan aku hanya membantunya ala kadar.

"Mas"

"Hmm"

"Perut aku dari semalem kok sakit ya"

"Modus minta dipeluk, diusap, dicium"

Bugh..

Aku memukul betisnya dengan kayu yang dipakai untuk mengocok ember cat.

"Dek! Basah tuh"

"Sukurin!"

Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang