Chapter 1: What a day

26 5 10
                                    


"Benerkah seperti itu?" tanya Qeisya kepada Baleela.

"Ya begitulah, tapi kakak yakin kan, itu bukan kakak yang tidak sengaja mengucapkan namanya?" Jawab Balela sambil menanyakan ulang untuk memastikan informasi yang ia dapati.

"Iya lho, bukan kakak, masa curiga sama kakak sendiri, gimana sih kamu ini."

"Iya kak, iya, lah jangan ngambek dong kak" Jawab Balela sambil memerhatikan kakaknya yang sedang lalai dengan hpnya.

"Hayoo Balel, kan sudah ngambek kakaknya" ejek Rifai, temen seperguruan silat sekaligus temen sekelas Balela yang entah tiba dari mana.

"What the heck, ngapain ikut campur kamu, dari mana sih, muncul kayak Jumpscare gitu" kommentar Balela.

"Ngak ada kok, ini barusan pesan minuman buat abang saya dirumah, mau pulang tapi lihat kamu disini, ya apa salahnya bertemu, kan kita temen, sekelas lagi"

"Jadi curhat gitu..."

"Yang sopan sedikit lah kamu dek, ngak pernah kapok denger khutbah Umi dirumah ya?" Potong Qeisya pelan tetapi mengancam, sambil memukul lengan adiknya, meskipun Qeisya memakai cadar fullface, akan tetapi Balela dapat merasakan kalau Qeisya sedang memasang ekspresi marah.

"Iya kak, maaf ya Rif" kata Balela sambil meminta maaf kepada Rifai.

"Iya ngak apa apa kok, malam-malam gini, lagi bahas apaan tadi?" Jawab Rifai sambil menanyakan tentang pembahasan yang mereka bincang dari tadi.

Teretet bum tas bum bum tas...

Qeisya langsung mengangkat telpon tersebut, dan mengisyaratkan Balela untuk bergegas membayar makanan tadi dan segera pulang.

"Kami duluan ya Rif, nanti saya jelasin lewat chat aja ok, bye" pamit Balela mewakili kakaknya dan segara membayar makanan tadi dan keluar mengikuti Qeisya yang sudah terlebih dahulu menunggunya diluar restoran tersebut.

"Ngak apa kok, saya kan niatnya pulang juga" meskipun Rifai tahu kalau Balela tidak akan dapat mendengarnya, ia tetap mengatakanya, Ia pun berdiri dan baru saja akan melangkah...

"Rifai!" Seseorang memangilnya.
.......................................

"Kakak pasti buat alarm lagi ya?" Tanya Balela yang sudah terbiasa akan sikap Qeisya menghidupkan alarm sebagai telpon hanya sekedar alasan agar mereka cepat pergi dari situasi tertentu, sambil mengeluarkan motor mereka dari tempat parkir.

Qeisya mengganguk, Balela mengerti akan hal tersebut dan kemudian ia pun melihat kejadian yang sedang Qeisya perhatikan sejak tadi tanpa perlu melihat ke arah kejadian tersebut yang ternyata itu adalah Fina, pacarnya si Rifai.

"Dek, kakak bingung, ngapain sih pacaran?" Kata Qeisya sambil memakai helm yang diberikan Balela barusan.

"Entahlah kak, kalau Balel perhatikan dari curhatan temen-temen Balel, mereka pacaran karena kurangnya kasih sayang orangtuanya mungkin, sehingga mereka mencari kasih sayang tersebut dan menemukanya dengan orang lain" Jawab Balela dan langsung menghidupkan motornya.

"Eh Narator, kok begini sih dialognya?" Tanya Qeisya kepada sang Narator.

"Mana saya tahu, tanyakan kepada si penulis" jawab sang Narator.

"Ada ada aja dialognya begini, ketahuan dong kalau penulisnya single ya? Sama dong."

"Cukup, jangan dibahas lagi, sekarang balik ke ceritanya, ikuti saja alur si penulis terapkan."

"Iya iya." jawab Qeisya dengan kesel.
..................................

"Balel tahu kakak benci lihat orang pacaran, akan tetapi tidak begitu juga kak kalau pamitnya, saya jadi ngak enak sama Rifai tadi kak." Sambung Balela, Qeisya hanya mengganguk ngerti dan segera menaiki motor adiknya yang telah dihidupkan.

"Kakak, tutupin dong mata batinya, Balel ngak bisa fokus kalau penglihatan kita terbagi." pinta Balela.

"Iya dek, maaf kakak lupa, jangan kencang-kencang."
............................

Sesampai mereka di rumah, jam sudah menunjukan jam 10 pas, Qeisya pun turun dan langsung memasuki rumah mereka, sedangkan Balela memakirkan motornya di garasi sekaligus akan mengunci garasinya.

"Asalamualaikum" kata Qeisya.

"Waalaikumsalam, udah pulang Qeisya? Mana si Balela? Sudah solat? Baik-baik aja kan? Si Balela ada buat hal yang ngak-ngak?" Sahut Fadhila, sang Umi tersayang bagi mereka, maklumlah, perhatian seorang Ibu kepada anaknya tentu saja tidak ada tandingnya.

"Iya Umi, itu adik lagi di garasi, saya belum solat nih mau solat dulu, kalau si adik mungkin sudah, saya ngak tahu."

"Lah, bukanya Qeisya dari tadi bersama Balela?" Tanya Fadhila, ia sudah lama memaklumi sifat Qeisya yang tidak boleh menyebutkan nama seseorang meskipun secara tidak sengaja karena...
.............................................

Flashback

Sudah lama setelah bel berdering menandakan waktunya pulang, si Gadis yang menduduki kelas 1 SMP tersebut sedang memberesi peralatan sekolahnya, karena ia baru saja selesai mecatat pelajaran yang telah di jelaskan di papan, meskipun sudah dari tadi sendirian dalam kelas, ia tetap bersikeras untuk menyelesaikan catatan pelajarannya hari itu.

Gadis tersebut pun berangkat keluar dari kelasnya dan sekolah ternyata sudah sepi, lagi pula kelasnya berada di paling ujung sekolah tersebut, kira-kira 400 meter dari kelasnya hingga ke pintu gerbang sekolah tersebut, akan tetapi, semangat gadis tersebut untuk mencari Ilmu sudah lebih dari cukup untuk menghapuskan rasa lelah tersebut.

Tidak lupa untuk menutup pintu kelas sebelum berangkat pulang, akan tetapi setelah beberapa langkah.

"Qeisyaa!" sebuah panggilan dengan nada mengejek yang berhasil membuat gadis tersebut merasakan suatu firasat buruk, memanggilnya dari arah Tangga yang berjarak beberapa meter darinya.


17 Agustus 2020, HUT RI ke 75, semoga kita semua sehat selalu dan rejekinya lancar, Amin.

Mohon dimaklumi, ini pertama sekali saya membuat sebuah cerita, maafkan saya atas segala kekurangan saya, saya akan berusaha untuk memperbaikinya dan selamat menikmati cerita saya.

Mohon maafkan saya untuk mengantung ceritanya 2 kali berturut-turut, berdasarkan pengalaman temen saya, ceritanya digantung agar pembacanya penasaran, saya akan coba untuk tidak mengantung-gantungkanya lagi di bagian-bagian selanjutnya.

Jangan lupa votenya please:) dan komentarkan apabila saya harus memberi bocoran disetiap bagian atau tidak, terimakasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ESHQB: Enabling the silence of horror! Qeisya and BalelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang