Sudah tiga hari setelah terakhir kali Austin makan siang bersama Courtney, Yocelyn, dan Devian. Hubungan Austin dan Courtney juga sangat baik. Namun, dua hari ini Austin sedang sibuk dengan pekerjaannya, jadi ia bahkan tidak bisa menemui Courtney walaupun ia sangat ingin menemuinya. Walaupun begitu, keduanya tetap menjaga komunikasi dengan cara mengirim pesan dan kadang mengirim foto apa yang sedang mereka lakukan.
Walaupun Courtney baru sebentar mengenal Austin, tapi ia sudah memiliki penilaian yang sangat baik terhadap Austin. Menurutnya, Austin adalah orang yang penuh wibawa, karena ia selalu profesional menyangkut masalah pekerjaannya. Namun, dibalik itu semua, Austin adalah laki-laki yang penuh kehangatan dan sangat perhatian pada siapapun, termasuk pada Courtney sendiri. Oh, bahkan Courtney selalu saja bergumam memuji kebaikan dan kelembutan Austin. Ia pikir, laki-laki seperti Austin di bumi ini sudah sangat langka dan ia merasa beruntungung bertemu dengan Austin.
Kini, Courtney tengah memikirkan laki-laki bernama Austin itu di taman. Baru saja ia berolahraga dengan jogging di taman, seperti biasanya. Setelah itu, ia sempat saling mengirim pesan dengan Austin yang membuatnya teringat akan sosok laki-laki itu.
Courtney pikir, dengan membuka jalan untuk Austin masuk ke kehidupannya akan membuat dirinya melupakan Luke. Tidak. Dia tidak hanya berharap, tapi dia yakin Austin pasti dapat masuk ke dalam hatinya, karena sudah pasti Courtney menyediakan tempat untuk Austin.
***
Suara keramaian bandara sudah menjadi hal yang biasa bagi Lily. Ia sudah terbiasa ikut kemanapun Aaron pergi entah itu keluar kota, negara, atau benua sekalipun. Kini, ia tengah berada di bandara bersama dengan Aaron dan Luke. Sebenarnya, Devian dan Yocelyn sudah akan datang untuk mengantar kepulangan Lily dan Aaron, tapi karena ada acara keluarga di mansion besar Willson, alhasil mereka pun hanya bertemu sebentar tadi di mansion Willson untuk berpamitan. Dan disinilah Luke yang sendirian mengantar Aaron dan Lily.
"Aku akan senang kalau Aaron memintaku menjagamu lagi disini, akan kuculik kau seharian dan kuajak jalan-jalan ke seluruh kota Inggris," ujar Luke.
"Ups, pemilihan kata yang salah, Luke. Aku hanya akan memanggilmu untuk Lily kalau memang sudah tidak ada jalan lainnya, kau tahu itu?" balas Aaron yang terdengar seperti remaja yang sedang cemburu.
Luke tertawa. "Dan rumahku akan terbuka lebar untuk menjadi tempat Lily menginap," balasnya.
Saat Aaron hendak menjawab Luke, Lily mencegahnya dengan berkata, "Aaron, aku haus."
Seketika, Aaron pun mengerti dan kemudian pergi sebentar untuk membeli minum. Ia pun menitipkan Lily pada Luke, karena tidak ingin Lily terlalu banyak berjalan disaat dia sedang hamil.
"Terima kasih karena sudah menjagaku di London saat Aaron tidak ada," ucap Lily penuh ketulusan.
"Tidak perlu berterima kasih, Lily. Kau tahu sendiri kalau aku akan selalu memenuhi panggilanmu," balas Luke sambil tersenyum.
Lily tertawa. "Padahal aku sangat berharap kalau kau akan berkata, 'maaf, aku tidak bisa, karena sedang sibuk' setiap saat aku meneleponmu," ujar Lily asal-asalan.
"Sayangnya aku harus memupuskan harapanmu yang satu itu. Aku akan selalu meluangkan waktuku untukmu, kau tahu itu," balas Luke sambil menggenggam kedua tangan Luke yang kemudian dibalas Lily sambil tersenyum menatap satu sama lain.
***
Baru saja Courtney, Claire, dan Jack tiba di bandara. Siang ini, Courtney akan mengantar Claire dan Jack yang akan pergi liburan di Bali sekaligus Claire yang ada pemotretan majalah di sana.
"Apa ada yang kalian perlukan lagi? Mumpung kita masih ada disini dan pesawat belum berangkat, aku akan menyiapkannya," ujar Courtney.
Claire tersenyum lebar pada adiknya. "Tidak ada, Courtney. Aku sudah mengecek barang-barang kami semalam. Jangan khawatir," ucapnya.
"Baiklah." Courtney mengangguk mengerti. "Kapan kalian akan kembali ke London?"
"Mmm... entahlah. Sehabis dari Bali, Jack ada panggilan di New York. Jadi, sepertinya kami akan ada disana beberapa hari sebelum kembali kesini," terang Claire dan Courtney membalasnya dengan menganggukkan kepalanya. Kemudian, tiba-tiba saja Claire meminta Jack untuk membelikannya minuman.
"Courtney, apa kau baik-baik saja?" tanya Claire sambil memegang kedua tangan Courtney.
"Apa maksudmu? Aku baik-baik saja. Kenapa?" tanya Courtney tak mengerti.
Claire menghela nafasnya. "Sekarang kau bukanlah anak kecil yang dulu sering kugendong kesana kemari. Kau sudah besar dan dewasa. Tidak seperti saat kau kecil dulu, sekarang kau akan menemui banyak masalah hidup dan aku tidak akan bisa ada disampingmu setiap kali kau membutuhkanku."
Courtney tersenyum mendengar perkataan kakaknya yang sedang bernostalgia sedikit. "Aku mengerti maksud kakak. Jangan khawatir, Kak. Aku sudah cukup belajar banyak dari kakak dan aku akan mencoba untuk menghadapi masalahku dengan bijak, sama seperti kakak."
"Baguslah, aku lega mendengarnya." Claire menghela nafasnya lega. "Bagaimana dengan hubunganmu dan Austin?"
"Kami baik-baik saja. Dia memang sedang sibuk belakangan ini, tapi kami sering mengirim pesan dan sering bercerita di telepon," jawab Courtney sambil tersenyum.
"Aku senang kalau kau senang karena Austin, kau tahu? Aku sangat lega karena kau sudah berniat untuk melupakan hal tentang dokter bernama Luke itu," ujar Claire berterus terang.
Seketika, setelah Claire berkata tentang Luke, kedua mata Courtney justru menatap sosok yang disebutkan kakaknya. Laki-laki itu berada tak jauh dari tempatnya berdiri, tepatnya ada di belakang Claire. Dapat terlihat kalau laki-laki itu sedang tersenyum pada seseorang. Saat kedua mata Courtney menelusuri arah pandang Luke, betapa terkejutnya ia saat mendapati perempuan yang sama yang selama ini ia lihat tengah tersenyum manis pada Luke sambil berpegangan tangan dengan mesra.
Ya. Courtney pikir, dengan membiarkan Austin mengambil hatinya, ia akan dengan mudah melupakan Luke. Tapi, kenapa saat melihat Luke dan perempuan itu saja membuat dada Courtney sakit? Tuhan, Courtney benar-benar ingin melupakan Luke dan tidak ingin merusak keharmonisan keluarga Luke!
——————————————————————————
Tbc.
Friday, 21 August 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Seconds - Bachelor Love Story #3
Romance(COMPLETED) Third series of Bachelor Love Story "You can break my heart, but you can't make me stop loving you." Setelah tak berhasil mendapatkan cinta pertamanya, Luke Clinston bertemu dengan perempuan lain yang langsung menarik perhatiannya. Sudah...