06| GE-ER

297 34 22
                                    

Ngeliat Lo ibarat KAMERA bawaannya senyum melulu.
-Faris
________

Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam🤩😁

Bacanya pelan-pelan aja yah! Sepelan kamu mengode Do'i biar peka, Ahaha.

Happy Reading Guyss:)
_______________

Waktu menunjukkan pukul 06:45 pagi. Thafa baru saja keluar dari kamar mandi. Kemudian Ia berganti pakaian baju putih polos dengan lengan seperempat, dipadukan celana jeans dark blue, membuat penampilannya saat ini terlihat begitu cantik. Rambut yang sengaja di gerai, di tambah dengan polesan make up tipis yang menghiasi wajah ovalnya serta bibir yang dipoles lipgloss membuat dirinya terkesan lebih natural.

Kini Ia beralih menyingkap gorden dan membuka jendela, agar udara dan sinar matahari pagi yang sebentar lagi akan menampakkan dirinya bisa masuk ke kamarnya. Sekejap Ia menghirup udara pagi yang segar, sesekali memejamkan matanya.

Thafa memang selalu cepat bangun dan membersihkan dirinya. Walaupun hari ini adalah hari minggu, tidak membuat dirinya bermalas-malasan yang justru membuatnya semakin gerah.

Dert.. Tring-tring

Suara nada dering panggilan menghentikan aktivitasnya saat ini. Dengan segera Ia mengangkat telfon yang ternyata dari Hanif.

📱 "Halo Nif, kenapa? Tumben Lo nelfon?"

📱 "Iya Thaf. Gue udah konfirmasi ke Om gue. Tapi katanya pengen ketemu langsung sama Lo."

📱 "Sekarang?"

📱 "Kalo bisa sih sekarang."

📱 "Oke, kalo gitu gue On the way Sekarang."

📱 "Gue jemput yah!"

📱 "Makasih, tapi gak usah! Bokap gue ada di rumah."

📱 "Yaudah kalo gitu hati-hati ya! Gue tunggu lo di sini. Bye!"

📱 "Bye"

Dengan senyum yang merekah, Thafa dengan segera meraih mini bag miliknya, lalu meninggalkan kamarnya menuruni tangga.

Seketika senyumnya perlahan memudar, saat Ia melihat Athala yang sedang duduk di sofa ruang tamu sembari membaca koran harian pagi.

Dengan perasaan takut, Thafa mendekati Athala. "A-ayah?" Panggilnya dengan gugup.

"Hm." Dehemnya sebagai balasan, tanpa melepaskan pandangannya dari koran yang di bacanya.

"Thafa izin keluar sebentar ya? Ada urusan."

"Hm. Tapi ingat aturan rumah ini!" Tegasnya masih dengan posisi yang sama.

Merasa laham dengan yang dimaksudkan Athala, "Iya Ayah. Thafa janji gak bakal pulang larut malam," jawabnya.

Merasa tak ada jawaban, dengan pelan namun pasti Ia hendak menyalimi ayahnya. Namun sayang, uluran tangannya tak mendapat gubrisan dari Athala.

Dengan senyum getir, Thafa menarik tangannya kembali. "Thafa pamit dulu Ayah. Assalamualaikum," gumamnya melangkah keluar rumah.

Tak butuh waktu lama, Thafa sudah sampai ke tempat tujuan, yakni Cafe Kimannow. Saat ini Ia sedang berada di sebuah ruangan pemilik Cafe tersebut.

"Thafa, saya sudah mendengar banyak tentangmu dari Hanif." Gumam Pemilik Cafe tersebut.

Mendengar hal itu, Thafa mengedarkan pandangannya ke arah Hanif yang sudah duduk di sampingnya.

Dilemma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang