❄❄❄ HAPPY READING ❄❄❄
.
.
.
.
"Jam berapa sekarang?" tanya Taehyung memecah kesunyiian.
"Jam 06:30 am!" jawab Seokjin santai dan detik berikutnya sadar akan sesuatu, "Cepat bersiap!" teriaknya dan langsung berlari menuju kamarnya begitupun yang lain pada heboh masing-masing kecuali Yoongi, lelaki itu hanya duduk santai di sofa, sebab dirinya sudah bersiap semenjak keluar kamar tadi.
"Kenapa kalian hobi melupakan jadwal!" ucapnya tertawa kecil melihat Jimin juga yang lain sibuk hingga memberantakan rak sepatu.
.
.
_____________
.
.
"Yoongi-ya, ayo berangkat!" ucap Seokjin saat semua sudah bersiap.
"Aah ... ayo!" jawab Yoongi masih memperhatikan laptop setelah it beranjak lalu mencabut flashdisk, "Aku letakkan flashdisknya disini saja!" ucap Yoongi meletakkan flashdisknya dimeja.
"Ya sudah, ayo ...!" ucap Namjoon langsung keluar disusul yang lainnya menuju mobil setelah mengunci pintu depan.
.
.
☁☁☁☁☁☁☁
.
.
"Hallo ... Ay," ucap Anthy saat panggilan tersambung, "Sudah baikan?" tanyanya masih memperhatikan komputer walau pikirannya bercabang kemana-mana. Anthy memikirkan Ay dirumah juga pekerjaan di kantor dan satu lagi memikirkan entah apa itu disana.
"Sudah tidak apa-apa kok mbak!" jawab Ay masih dengan suara yang sama seperti tadi pagi.
"Yakin? Beneran?" tanya Anthy memastikan jawaban dari Ay.
"Iya mbak ...,"
"Ya sudah, jangan keluar rumah dulu!" pesan Anthy, "Terus itu makananmu di meja sama obat juga jangan lupa diminum, awas kalau ngeyel!" lanjutnya mengingat kadang gadis itu bandel tak mau minum obat saat sakit.
"Iya mbak Anthy, bawel ih!"
"Kau itu yang bawel dan bandel juga!" jawab Anthy saat Ay ngedumel-dumel karena disuruh minum obat, "Ya sudah mbak matiin ya. Mbak usahain tidak lembur hari ini! Daaaa ..." tuutt ....
Anthy kembali meletakkan ponselnya dimeja lalu segera melanjutkan pekerjaanya agar tidak pulang telat seperti biasanya. Sebenarnya Anthy sangat menghawatirkan Ay dirumah lantaran gadis itu sendirian, walaupun sudah besar tapi Ay itu terkadang ceroboh dalam segala hal.
Anthy masih ingat saat hari itu Ay dengan cerobohnya meninggalkan setrika untuk mencari cemilan didapur dan alhasil bajunya terbakar dibagian punggung untungnya bukan pakaian kerja miliknya atau baju kuliah milik gadis itu. Jadi semenjak hari itu Ay tidak mau lagi diberi tugas menyetrika baju dan memilih tugas membersihkan lantai yang katanya lebih aman padahal sama saja.
"Eonnie ...!"
"Hmm ...," Anthy mendongak saat Bora memanggilnya dari kubikel depan yang hanya berbatas sekat setinggi 20cm.
"Malam ini kita akan makan bersama, Eonie mau ikut?" tanyanya.
Anthy berpikir sebentar, "Sepertinya untuk kali ini, aku tidak ikut ya!" jawab Anthy mengingat Ay yang sedang demam, walau gadis itu bilang sudah baik-baik saja tadi.
"Temanku seda g sakit dirumah, jadi tak mungkin aku meninggalkanya," lanjutnya menjelaskan.
"Kau serius Eonnie?" tanya Bora terlihat sedih.
"Aku akan menyusul kalau keadaan Ay sudah baik, okay!" ucap Anthy.
'Tapi aku tidak janji!' gumamnya dalam hati karen sebenarnya malas ikut acara makan seperti itu.
Biasanya dalam sebulan empat kali makan malam bersama, dirinya hanya akan hadir dua kali sebagai formalitas saja.
"Okay!" jawab Bora berbinar mengacungkan jempol lalu kembali duduk.
Anthy meringis melihat Bora, entah sampai kapan gadis itu terus bergantung padanya untuk menampik laki-laki menjauh dari sisinya.
Tiing ....
Anthy meraih ponsel dari tas saat mendengar suara notiv pesan masuk dan ternyata dari Seokjin.
.
.
☁☁☁☁☁☁☁
.OPEN P.O dibuka, kepo dengan kelanjutannya. Bisa langsung order ke IG nya Pame_Publishing.
KAMU SEDANG MEMBACA
'DIA LANGIT' { Terbit Novel } √
FanficMungkin kehidupan sempurna tanpa lika liku itu hanya mitos dan hidup pun tak semulus seperti jalan tol, pasti akan ada kerikil atau bebatuan yang menghalangi. Karena dari situlah kita bisa belajar menjadi lebih dewasa dalam menghadapi kenyataan hidu...