Didedikasikan untuk salah satu cerita kesayanganku yang kena report.
"Martini?"
Ben dan Dev menatap gelas kristal yang berisi cairan bening dan buah zaitun di dalamnya. Menerka keanehan pria paruh baya di hadapan mereka yang duduk dengan tenang. Ada sesuatu yang janggal. Setelah apa yang mereka lakukan, seharusnya pria tua itu memberi sedikit pelajar. Tetapi ini diluar bayangan mereka.
"Jadi..." jeda pria itu menghisap dan menghembuskan asap cerutunya, "apa saja yang kalian lakukan setelah--oh tidak-tidak, lebih tepatnya apa yang kalian dapatkan setelah pergi dari sini hm?" tanyanya santai sambil menegak segelas martini di tangannya yang tidak memegang cerutu.
Kemeja putih Pria Tua itu sudah kotor oleh darah yang masih terlihat segar. Entah darah siapa itu, Ben dan Dev sudah biasa melihatnya. Bahkan jika Pria Tua itu menenteng anggota tubuh yang terpotong.
"Pastinya sesuatu yang tidak bisa kami dapatkan jika masih tetap di sini." jawab Dev sarkas. Sementara Ben hanya tersenyum miring sambil menggoyangkan gelas martininya yang masih penuh. Bennjamin selalu bingung, Davies yang tak berekspresi akan menunjukan emosinya ketika bersama pria tua itu.
"Davies d'Raoule. Aku kira egomu tidak akan pernah mengijikan untuk menginjakan kaki di sini lagi. Bukankah itu yang selalu kau junjung tinggi? ego dan harga diri. Kau menembak jatuh mati seseorang demi sebuah pembuktian pada seseorang yang sudah lama pergi-"
"Sudah cukup basa-basinya Pak Tua. Cepat katakan apa yang kau inginkan dari kami." potong Ben muak. Pria tua itu selalu menguji kesabaran mereka.
"Fine." Pria Tua itu menekan ujung cerutunya pada asbak lalu mencodongkan tubunya ke arah Ben dan Dev sambil menautkan tangan di depan dagu, "seperti perjanjian kita sebelumnya. Setelah mengerjakan tujuh misi yang kuberikan, kalian akan bebas dalam arti yang sebenarnya, tanpa ada 'mata'-ku lagi yang mengarah pada kalian."
"Kalian telah berhasil menuntaskan enam misi, satu misi lagi kalian akan mendapat apa yang selama ini kalian inginkan. Tapi, seperti sebelumnya tidak boleh ada kegagalan." Pria Tua itu membuka laci kecil di meja, merogoh amplop lalu melemparkannya ke meja dekat Ben dan Dev.
"Siapa dia?" tanya Ben setelah membuka amplop yang di dalamnya berisi selembar foto.
"Christian Arguez. Bandar kokain Spanyol. Dia akan menaiki kapal pesiar dari Athena di Yunani menuju Malaga di Spanyol. Kalian hanya perlu mamastikan bahwa pria itu tidak akan pernah sampai di Malaga, nyawanya bahkan jasadnya. Aku sudah mengatur keberangkatan kalian menuju Athena. Steve akan mengawasi semua yang kalian lakukan dan menyiapkan semua kebutuhan kalian tidak terkecuali informasi. Let's take your freedom."
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDOM
General FictionApa sebenarnya definisi sebuah kebebasan? Disaat jiwa masih terbelit ambisi, obsesi, dan egoisme. Demi sebuah kebebasan, mereka setuju untuk menjalankan sebuah misi. Misi yang awalnya terlihat mudah, namun setelah peristiwa rumit yang bertubi-tubi...