Jam 04.00 AM, Rumah Sakit
Hyung Won masih merangkul Ki Hyun yang kelelahan karena menangis sepanjang perjalanan. Young Hyun mengulurkan Americano dengan es pada adik iparnya. Sementara untuk Ki Hyun, ia memberinya banana uyu. Satu jam yang lalu, sang ayah batuk hebat kemudian tak sadarkan diri. Ki Hyun menggeliat pelan, Hyung Won mencoba untuk menenangkannya.
Young Hyun terkekeh, melihat mereka berdua rukun seperti ini membuat hatinya menghangat. Ia mengusap kepala Ki Hyun gemas.
Lampu ruang ICU berhenti mengedip, Young Hyun seketika berdiri menyambut Do Young yang baru saja keluar dari dalam sana.
"I am sorry, he couldn't make it this time"
Young Hyun seketika lemas, Do Young memegangi lengannya agar tak jatuh. Hyung Won mengecup wajah Ki Hyun berkali kali. Memanggil namanya pelan. Mengusap lengan sang istri perlahan sehingga Ki Hyun bangun. Kedua tangannya masih memegangi susu pisang yang di berikan Young Hyun.
"Sayang. Bapak uda balik ke pangkuan Tuhan. Kamu yang sabar ya" bisik Hyung Won kembali memeluk Ki Hyun. Tangis istrinya terdengar sangat pilu dan itu menyesakkan dada Hyung Won.
***
Seoul Memorial Park
Young Hyun juga Ki Hyun berdampingan menatap lemari kaca berisi guci marmer berwarna biru langit, tempat abu ayah mereka tersimpan. Wajah mereka masih sembap, terlebih lagi Ki Hyun. Perasaan sedih mengurus pemakaman disertai rasa lelah membuat mereka tak sanggup bicara banyak. Young Hyun menepuk bahu Ki Hyun, mereka harus pulang. Sudah tiga puluh menit mereka di sana, berdiri diam tanpa suara.
"Mas"
"Hmm?"
"Mending cepet cepet nikahin Mbak Ruth"
"Kenapa?"
"Biar ada yang nemenin Mas Lintang di rumah nanti"
Young Hyun tertawa kecil, begitu juga Ki Hyun.
***
Setelah sebulan menghormati kepergian sang ayah. Ki Hyun kembali beraktivitas, ia memulai hari dengan pergi menemani Chang Kyun untuk fitting baju di butik. Hyung Won tiba - tiba saja melendot manja dengan memeluk Ki Hyun dari belakang, tepat sebelum ia memakai sepatu ketsnya.
"Hey. Stop it, Chang Kyun already nearby" kata Ki Hyun memegangi tangan Hyung Won di perutnya.
"Bilang ke Chang Kyun nanti abis makan siang aja perginya. Gue masih kangen ini" Ki Hyun dapat merasakan bibir Hyung Won di tengkuknya.
"Aduh. El. Jangan di situ, keliatan nanti" Ki Hyun mengomel karena baru saja Hyung Won membuat Mark di leher belakangnya. Padahal rambut Ki Hyun saat ini pendek sekali.
Hyung Won baru saja pulang dari Brazil. Kebetulan pemilik restoran tempatnya bekerja membuka cabang baru di sana. Sebagai chef de cuisine wilayah Korea ia harus hadir. Saat tahu Ki Hyun punya jadwal dengan Chang Kyun. Ia merasa di abaikan.
Ki Hyun membalikkan tubuhnya sehingga menghadap Hyung Won. Tanpa aba - aba, pria itu mengecupi bibir Ki Hyun. Bahkan, tangannya menelusup ke dalam baju Ki Hyun yang sudah rapi.
"Honey. Honey. Honey. Fitting baju itu cuma bentar. Sebelum makan siang gue uda balik. Okay?" Ki Hyun terlebih dahulu melepaskan bibir, lalu memegangi tangan Hyung Won yang tadi sudah sempat meraih kaitan pakaian dalam Ki Hyun.
Hyung Won mendecih, wajahnya terlihat kesal dan itu malah membuat Ki Hyun tertawa.
"Udah ya. Gue pergi dulu. Bye" Ki Hyun melumat bibir Hyung Won gemas sebelum menghilang dari balik pintu.
Smartphone Hyung Won berdering, ia segera mengangkat panggilan masuk.
***
Chang Kyun menjajal beberapa tuks yang sebelumnya sudah ia booking. Ki Hyun merasa pusing sekarang.
"Are you okay?" Chang Kyun menatap Ki Hyun.
"No. I am not okay" jawab Ki Hyun.
Chang Kyun segera beralih ke samping Ki Hyun, mengecek suhu tubuh menggunakan punggung tangannya.
"I am not okay because all of the suit is look good on you dear. I can't choose" kata Ki Hyun menepuk pipi Chang Kyun pelan.
"Iih. Mbak Kirana apaan sihhh. Ya terus gimana, nggak mungkin aku beli semuanya. Cuma dua" kata Chang Kyun dengan pipi memerah.
"Putih satu pasti, sama blue sky aja gimana?" Usul Ki Hyun.
"Kalo item gitu aneh nggak sih? Apa kayak orang berkabung? Itemnya keren, ada lambang phoenixnya gitu" kata Chang Kyun.
"Mungkin pas after party pake itu bagus. Kalo di altar pake yang putih aja" balas Ki Hyun mengusap rambut Chang Kyun.
"Okayyyy. Gue book deh" seru Chang Kyun kemudian.
Kemudian Chang Kyun berniat mengajak Ki Hyun untuk makan siang sebelum waktunya.
"Gue salut sama Ki Noona. Tetap kuat walopun uda berkali kali kehilangan. Gue bersyukur nggak pernah tahu siapa mama papa gue. Jadi, gue nggak perlu sakit hati saat mereka ninggalin gue di depan pintu panti pas malem malem kayak gitu" Chang Kyun memutar setirnya.
"Gue uda kehilangan kakak, eomma, sekarang appa. Banyak juga ya. Gue benci sama jeoseung saja jadinya" kata Ki Hyun menghela nafas.
"Kok yang satu nggak di sebut? Hmm, karena dia perginya terlalu cepet sih ya? I feel you noona" Chang Kyun memberhentikan sedan merahnya tepat di depan salah satu restoran.
"Siapa?" Tanya Ki Hyun.
"Anak noona lah" Chang Kyun melepas sit beltnya, sementara otak Ki Hyun tengah memroses sesuatu.
"Ya kan lo nggak meninggal. Cuma nikah, ya wajar dong kalo anak nikah ninggalin orang tuanya. Lagian itu kan momen bahagia. Nggak cocok kalo sedih sedih" Ki Hyun tersenyum, melangkahkan kakinya keluar dari mobil.
"Ki noona pinter banget ngebohongnya" omel Chang Kyun mengikuti.
***
Pria jangkung berstelan gari hitam putih itu memasuki lobby salah satu bar elite yang ada di kawasan Seoul. Tempat ini buka 24 jam, jadi jangan heran kenapa sebelum jam makan siang sudah terlihat ramai. Ia mengangkat kedua tangan saat melewati bagian security. Di sanalah ia akan menemukan kebenaran dari sisi ketiga. Sebelumnya ia telah mengorek informasi dari sisi kedua. Setelah di rasa cukup, ia berniat untuk segera menuntaskan segalanya. Ia berharap tiga puluh menit cukup. Mengingat istrinya akan segera pulang sesuai perkataannya tadi pagi.
Ia menaiki bangku tinggi tepat di depan meja bartender. Melipat kedua tangan di depan dada. Lalu tertawa melihat pria di sebelahnya terlihat sedang mabuk kepayang.
"He's freakin hot" bisiknya memulai.
"He's mine. Don't you dare to flirt with him. Eh, Elios?" Kata pria itu dari beringas menjadi puppy.
"Ricky Park. Apa kabar? Itu pacar lo?" Elios menunjuk bartender pria ber apron pinggang hitam yang tengah mengelap gelas.
"Hnng. Ya nggaklah, gue kan uda punya istri" sahut Ricky gugup.
"I am not here to judge you. I wanna ask you something about your wife. Can we talk?" Tanya Elios memesan salah satu varian cocktail.
Pria itu mengangguk, sebelumnya menatap si bartender.
"Pinjem Ricky bentar ya. Tenang, gue doyannya cewek kok. Easy" Elios menggumamkan guyonan yang membuat mereka bertiga tertawa.
Setelah mendengarkan cerita Elios, Ricky tampak frustasi. Bagaimana caranya ia menjelaskan ini semua.
"Lo perlu jaminan apa biar percaya sama gue Rick?" Elios memulai negosiasi.
"Jabatan lo di resto. Berani?" Tanya Ricky.
"Sure" Elios tersenyum. Kali ini pembicaraan mereka mulai serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (Hyung Won - Ki Hyun)
FanfictionPerjanjian pra nikah kedua insan itu sangat sederhana, sederhana sekali malah. Hanya satu kalimat, yaitu : ~Nggak boleh saling jatuh cinta! Inget, kita ini nikah hanya karena utang budi~ Ki Hyun be like : "Gue nggak bakalan jatuh cinta sama lo!" Hyu...