10. Cabe

156 9 0
                                    

Tanyakan pada Nana sebuah kalimat untuk mendeskripsikan kakaknya yang nomor dua. Maka tanpa ragu, gadis itu akan menjawab,

"Sebuah definisi nyata dari badan L-Men, muka bebelac yang dipadukan dengan mulut samyang"

Tak sedikit orang yang berkata, Arga itu sungguh sebuah mahakarya langka yang sulit ditemukan dimanapun. Mereka kata, hanya dengan melihatnya saja sudah bisa membuat hati mereka terasa adem layaknya suasana pagi, wajah imutnya itu membuat dia dulunya- saat masih menjadi adik kelas- sering diincar oleh kakak kelas yang memang menyukai lelaki yang lebih muda dari mereka. Mereka juga berkata, bahwa sifat pendiam pemuda itu hanyalah kesan sesaat dari seorang pemuda yang sebenarnya ramah namun tak tau bagaimana menyikapinya.

Tapi, tetap saja, itu sih kata mereka.

Berbeda bagi orang yang mengenal atau setidaknya pernah bicara sekali dengan pemuda itu, mereka pasti memiliki pendapat lain.

"Arga itu cuma pemuda jenius bermulut pedas yang tersembunyi di balik wajah imut dan sifat pendiam nya" ucap seorang teman kelasnya pada suatu kali.

Tentu saja, hal itu langsung saja dibenarkan oleh saudaranya- garis miring Nana-garis miring saudara laki-lakinya.

Tapi dibalik itu semua, Arga sebenarnya merupakan salah satu bagian dari mahluk langka yang biasa disebut dengan 'cowok peka'. Kenapa? Karena hal ini sudah si verifikasi langsung oleh pakar adik perempuan yang selalu ternistakan,(baca: Nana).

Pernah suatu ketika, Nana merasa kesal karena ruang keluarga yang baru saja dia bersihkan kembali dibuat kotor oleh kelima saudaranya yang kala itu sedang bermain play station sembari memakan camilan hingga menyisakan remahan makanan beserta sampahnya. Sebenarnya gadis itu tidak keberatan jika saja mereka mau merapikannya kembali seperti sedia kala. Tapi tidak, mereka meninggalkan semua kekacauan begitu saja. Nana yang memang benci dengan 'ketidak rapian' dan kebetulan bangun paling awal pagi itu, hanya bisa menelan emosi dan kembali membersihkan ruangan tersebut seorang diri.

Jadilah dia mendiamkan semua saudaranya, menekuk wajah seharian, tidak makan banyak-banyak dan menjawab dengan kalimat sakral 'aku nggak papa' jika ditanyai oleh mereka.

Untung saja, Arga peka.

Malamnya, sepulang dari kegiatan yang entah apa, Arga mendatangi kamar Nana dengan seplastik besar camilan yang Nana sukai dan berkata.

"Mau lo cemberut kek, jungkir balik gajelas kek ato apapun, kalo lo nggak ngomong sama mereka salahnya apa, ya percuma. Lo kata kakak lo dukun yang bisa baca pikiran? Nih, buat permintaan maaf besok lagi gue sama yang lain bakal bantuin lo buat beberes. Nggak usah ngambek lo, kaya cewek aja"

Jujur saja, kalimat terakhirnya terdengar cukup menohok. Tapi jika disogok dengan makanan kesukaannya, tentu saja Nana goyah.

Nana gajadi ngambek

Lama waktu telah berselang, malam ini Nana, Ken dan Arga sedang duduk di ruang keluarga dengan banyak buku terbuka di hadapan mereka. Suasana rumah pada hari sabtu siang ini masih sepi, karena saudara yang lain dan orang tua mereka memang memiliki urusan masing-masing.

Memang, kedua bocah kembar itu merengek minta diajari oleh kakak keduanya. Sebenarnya mereka lebih suka meminta Damian untuk mengajari mereka. Mengapa? Tentu saja karena Damian lebih memiliki hati nurani dibandingkan dengan Arga. Dan meskipun harus menyogok pemuda itu dengan sekotak susu stroberi atau camilan dengan rasa yang sama, setidaknya mereka tidak harus makan hati jika terus bersama dengan Arga.

Pikirkan saja, pemuda Berwajah imut itu galak nya minta ampun, selain itu dia juga irit kalimat kalau menjelaskan. Bukannya paham, malah menambah beban.

Simple Shimphony : Me and My Bro'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang