Mark sedang berdiam diri dibangku yang berada di halaman belakang rumahnya saat Haechan datang dengan dua gelas teh hangat ditangannya. Mark tersenyum tipis dan menggumamkan kata terimakasih untuk istrinya itu.
Mereka berdua duduk berdampingan dengan tangan bertaut erat. Meresapi kehangatan yang ada diantara mereka ketika kebersamaan ini masih terasa nyata.
"Hyung."
"Ya?"
Haechan menoleh lalu menatap Mark, "Kenapa kita membawa pulang Junnie?"
Mark tersenyum tipis, "Junnie bisa melihat Bibi Joohyun atau mungkin aku bisa menyebutnya Mama Joohyun."
"Joohyun?"
Mark mengangguk pelan lalu menatap Haechan, "Istri pertama Ayah."
Haechan tersentak. Matanya bergetar dengan air mata yang mulai berlinang, "Apa dia datang untuk menjemputku?"
Mark terkejut mendengar pertanyaan Haechan lalu menggelengkan kepalanya panik, "Tidak sayang. Bukan seperti itu. Kau dengar bukan apa kata Junnie? Mama Joohyun disini untuk melindungi anak kita."
Haechan menundukkan kepalanya, "Lalu aku? Aku bagaimana? Hyung, aku juga ingin hidup."
Mark memeluk tubuh Haechan erat, "Sayang kau ingatkan apa janjiku dulu? Aku akan melindungimu dengan nyawaku. Lagipupa aku yakin Mama Joohyun juga akan melindungi kita semua."
Haechan meremat baju Mark kuat, "Maafkan aku hyung."
"Tidak, jangan meminta maaf. Kita berjuang bersama hmm."
Haechan mengangguk pelan lalu semakin melesakkan wajahnya pada dada Mark. Mark mengehela nafas samar lalu menatap langit malam yang sedikit mendung.
"Mendung bukan berarti akan hujan Haechan-ahh. Dan setelah hari yang gelap akan tiba hari yang cerah. Hingga hari itu tiba, mari kita menggenggam tangan masing-masing dan menjadi kuat bersama."
"Hmmm, mari bahagia bersama."
.
.
.
"Selamat pagi Junnie~"
"Selamat pagi Paman cantik!"
Haechan tersenyum cerah saat Junnie memeluknya erat. Ia mengusak rambut anak lelaki itu lembut lalu menggiringnya untuk duduk diatas kursi makan.
"Tunggu Paman Mark sebentar ya. Setelah itu kita sarapan bersama."
"Junnie boleh memimpin doa?"
Haechan tersenyum lalu mengangguk, "Tentu."
"Terimakasih Paman cantik!"
Haechan dan Junnie saling melempar senyum lalu tertawa setelahnya. Mark yang baru menginjakkan kaki di ruang makan menaikkan alis kanannya bingung.
"Kenapa meja makan pagi ini cerah sekali ya?"
Junnie menoleh kearah Mark dan matanya berbinar kagum saat melihat Mark dalam balutan pakaian kerjanya.
"Wahh Paman Superman jadi super tampan!!"
Mark tertawa lalu mengacak rambut Junnie lembut. Ia kemudian menatap Haechan dan mengecup pipi kanan pria itu lembut, "Selamat pagi calon Mama."
Mark berjongkok di depan Haechan lalu mengecup perut sang istri, "Selamat pagi juga anak Papa."
"Pagi Papa~"
Mark tertawa pelan lalu kembali berdiri dan mengecup pipi kiri Haechan. Wajah Haechan memerah malu lalu tanpa sengaja ia memandang Junnie yang menatap mereka tanpa kedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Aku Menutup Mata [MarkHyuck]
Short StoryJudul lain: "Takdirku" Kau adalah bulan dan bumiku disaat aku menjadi langit dan mataharimu. Maka biarlah untain takdir menuntun kita pada benang merah kehidupan cinta abadi. MarkHyuck [Mark X Donghyuck/Haechan] BxB AU Inspirasi: Drama Korea "Bride...