19.haters

763 96 24
                                    

part ter gak jelas ever!

***

Yap. Malam ini ,Anneth benar-benar menginap di rumah sakit untuk menemani Deven. Deven sedang tertidur dari beberapa jam yang lalu. Anneth merasa bosan karena Deven tak kunjung bangun.

Ia merebahkan kepala nya di samping ranjang Deven dengan bantal yang berupa tas nya. Tak butuh waktu lama, ia terlelap menyusul Deven ke alam mimpi.

Menit demi menit berlalu, Deven merasa ada yang nafas yang berhembus di lengan nya. Dan itu membuat nya terbangun dan menatap ke sekeliling nya.

Kegiatan terhenti saat ia melihat kepala Anneth tertidur menghadap nya. Ia menatap wajah yang menebarkan kedamaian itu.

Perlahan tangan Deven terjulur untuk mengelus rambut Anneth. Kedua sudut bibir nya terangkat membentuk sebuah senyuman. Ia tak henti-henti menatap wajah lelah yang amat damai itu.

"Lo ternyata gak cuma cantik, lo bisa bikin gw percaya. Lo bisa bikin gw merasa punya orang tua. Thanks a lot,Neth." Gumam Deven.

Tangan Deven beralih mengelus pipi Anneth dengan lembut. Namun Anneth terbangun dari tidur nya karena merasa kegelian.

Anneth memundurkan diri nya beberapa langkah dari tempat Deven berada. Nyawa Anneth belum terkumpul karena ia benar-benar baru saja membuka mata nya.

"Kamu mau apa?!" Tanya Anneth ketakutan.

"Neth, tenang Neth. Gw gak akan apa-apain lu, gw cuma ngelus rambut sama pipi lu, ga boleh?" Ucap Deven berusaha menenangkan Anneth.

Anneth menormalkan nafas nya lalu berjalan mendekati Deven dan kembali duduk merebahkan kepala nya menghadap Deven.

"Sorry, aku masih agak takut." Ucap Anneth berbicara dengan mata tertutup karena mengantuk. Dan asal kalian tau, itu menambah aura keimutan seorang Anneth.

Deven mencubit pipi Anneth gemas.

"Anjir lo lucu banget." Ucap Deven membuat Anneth berada di antara kesal dan salting. Kesal karena Deven mencubit pipi nya, dan salting karena Deven mengatakan bahwa ia lucu.

"Eh kmu blm makan malem ya?" Tanya Anneth mengangkat kepala nya lalu mengusap mata nya berkali-kali agar tak mengantuk.

Deven menggeleng. "Iya belum,tapi gak usah. Gw gak laper, lagian lo ngantuk banget tuh,tidur lagi aja." Ucap Deven.

"Gak gak, kmu harus makan dan minum obat biar cepet sembuh." Ucap Anneth kekeuh.

"Jangan, lo gak boleh paksain klo lo masih ngantuk. Tidur ya, gw bisa siapin makan dan obat sendiri." Ucap Deven sangat lembut. Membuat Anneth kembali memutar memori nya. Suara itu sangat persis seperti di telefon malam itu.

"Dev." Panggil Anneth membuat Deven mengangkat sebelah alis nya menandakan 'apa'

"Boleh gak aku minta kamu supaya selalu pake nada itu klo ngomong sama aku? Aku suka." Ucap Anneth jujur.

"Lo suka?"

"Banget." Jawab nya singkat namun berarti fatal bagi Deven. Hati Deven berbunga-bunga.

Deven mengangguk. "Gw usahain. Tidur sana." Ucap Deven.

Anneth menggeleng lalu bangkit dari duduk nya.

"Mau kemana?" Tanya Deven.

"Ke toilet, kenapa? Mau ikut?" Ucap Anneth sewot.

"Boleh." Jawab Deven asal.

"Heh!" Pekik Anneth emosi lalu berjalan ke arah toilet. Deven terkekeh melihat tingkah Anneth yang menggemaskan.

H U J A N [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang