Dua

2.2K 146 2
                                    

"Key pass?" Tanya Bian tak mengerti ketika Wira menanyakan key pass miliknya.

"Iya. Serep key pass apartemenmu. Sepertinya aku belum mengembalikannya, tapi di laciku tidak ada. Aneh sekali."

"Aku bahkan tak ingat kalau aku pernah memberikannya." Celoteh Bian santai.

"Dasar. Kau memberikannya ketika kita merayakan apartemen baru kita sebulan yang lalu. Kau lupa, kau menyuruhku memasak di dapurmu yang lebih hi-tech dari dapur apartemenku. Apa aku benar-benar belum memberikannya padamu?"

"Sepertinya belum. Lagi pula lupakan saja. Hanya key pass. Memang apa yang akan terjadi jika aku kehilangan kunci serep?"

"Apa maksudmu hanya key pass? Bagaimana jika aku menjatuhkannya di suatu tempat dan disalah gunakan? Siapapun bisa masuk ke dalam apartemenmu dan mencuri barang-barangmu yang berharga Tuan Muda."

Bian tertawa sesaat lalu terdiam. Sebenarnya ada yang mengganjal pikirannya beberapa hari ini, tapi dia bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya ia sedang pikirkan. Tapi sesuatu telah terjadi. Bian tahu itu. Dia hanya berharap apa yang terjadi tidak akan menjadi bom waktu baginya. Dia tahu, posisinya sebagai eksmud ternama membuat banyak pihak yang ingin menjatuhkannya. Sekali pernah ia dijebak pacar modelnya. Untunglah, Bian punya bukti yang kuat hingga ia terbebas dari masalah itu dan gossipnya pun menghilang dengan sendirinya.

Sekelebat memori mengusiknya tapi hanya itu. Entah mengapa dia tak bisa mengingat apapun tentang malam itu. Tapi Bian memang orang yang santai. Dia tidak pernah memusingkan sesuatu kecuali dia perlu mengambil tindakan untuk mengatasinya.

"Hey. Hey Bian!"

"Ya?" Bian tersadar dari lamunannya dan melihat Wira sudah mengenakan jaket kulitnya, bersiap untuk pergi.

"Aku akan tanya ibuku atau mbok Nah. Mungkin mereka tahu sesuatu. Aku akan mengunjungi calon istriku sekarang. Entah kenapa dia seperti hilang entah kemana. Heran. Kenapa banyak hal aneh yang terjadi akhir-akhir ini?"

Bian tak berkata sepatah katapun. Dibiarkannya sahabat baiknya itu pergi dan menghilang di balik pintu.

'Ada darah. Apa mungkin itu darah perawan? Apa aku harus mengecek CCTV?'

***

"Selamat pagi, ada yang bisa Saya bantu?"

Gadis manis dengan ragu memberanikan diri bertanya pada resepsionis bermake up tebal yang berada di hadapannya.

"Saya harus ke apartemen nomor 69. Apa yang harus Saya lakukan?"

"Maaf. Anda memiliki key passnya?"

Gadis manis merogoh tas mungilnya dan mengeluarkan key pass berwarna emas dengan nomor 69 di atasnya.

"Maaf, kalau boleh tahu, apa hubungan Anda dengan pemilik apartemen?"

"Saya tunangannya. Saya datang untuk menata interior apartemen hari ini."

"Ah begitu. Baiklah. Security akan mengantarkan Anda ke apartemen 69. Pak.."

Gadis manis langsung menghentikan si resepsionis yang hendak memanggil security. Bagaimana bisa di berjalan bersama pria asing? 6Seumur hidupnya, Hanya ayah dan tunangannya lah yang pernah berjalan bersama dengannya.

"Ya, Mbak. Ada masalah?" Tanya si Resepsionis yang selalu tersenyum ramah itu.

"Bisakah Mbak yang antarkan? Saya tidak nyaman berjalan dengan pria asing. Maaf."

"Baiklah. Saya akan antarkan. Mbak Al, titip meja."

Setelah mendapat anggukan dari teman sekerjanya, si Resepsionis ramah mengajak si Gadis manis untuk mengikutinya.

JODOH SEORANG PEMERKOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang