Jung Chaera
Selama pelajaran berlangsung, aku tak pernah satu kalipun dengan sengaja menatap Wonwoo. Begitupula dirinya. Mungkin dia merasa sungkan karena apa yang kami lakukan di mimpi itu. Atau mungkin ia merasa malu karena yang ia cium itu aku, bukan kekasihnya Areum.
Entahlah.
Setelah jam pelajaran siang itu berakhir, kami memutuskan untuk makan siang bersama sekaligus untuk membahas kejanggalan dalam mimpi kami.
"Demi apapun, selama penjelasan Pak Kim tadi, pikiranku hanya berfokus mencari keanehan dari mimpi kita yang terhubung. Wow! Aku rasa aku akan jadi detektif handal jika aku bisa memecahkan kasus ini." ujar Mingyu penuh semangat.
"Hmmm" aku hanya berdehem sebagai balasan.
"Kau kenapa lagi? Sepertinya tadi kau datang dengan mood yang baik. Apa kau tak suka berada dalam mimpi yang sama dengan kami?" Tanyanya lagi
"Bukan begitu. Aku hanya... terkejut? Ya bisa dibilang begitu" jelasku
"Memangnya apa yang kau lakukan di mimpi itu setelah aku meninggalkan kalian?" Tanya Mingyu
Aku dan Wonwoo sontak menatap Mingyu dengan pandangan horror.
"T-tidak ada. Kami hanya diam. Bukan begitu, Wonwoo?" Tanya ku yang secara tidak langsung meminta bantuan Wonwoo.
Wonwoo mengangguk kaku. Jelas sekali terlihat ia sedang berbohong.
"Eiiii.... apa yang kalian sembunyikan eoh? Aku tau kalian berbohong."
Aku menelan salivaku gugup. Tak mungkin aku menjelaskannya ke Mingyu. Dengan panik aku mulai mencari pengalihan topik. Ketika berusaha mencaripengalihan, mataku tak sengaja mendapati sosok Hasa yang tengah duduk sendiri di salah satu kursi kantin.
"Mingyu! Ada Hasa. Lihatlah dia sendiri. Kau tak mau menemaninya, begitu? Kesempatan langka seperti ini tidak datang dua kali. Cepat temui dia!" Ucapku dengan cepat.
Beruntungnya aku berhasil mengalihkan perhatian Mingyu sehingga ia benar-benar menghampiri gadis itu.
"Huhh... syukurlah dia pergi" legaku
Tapi boodohnya aku. Aku melupakan Wonwoo yang sejak tadi hanya diam. Jika aku mengusir Mingyu, bukankah artinya tamengku untuk tak berbicara dengan Wonwoo sudah hilang? Sial! Aku malah menyisakan kecanggungan ini. Bisa mati canggung aku.
"Hm... Chaera"
Bulu kudukku meremang ketika ia mulai memanggil namaku. Haruskah aku memberanikan diri untuk menanyakannya?
"Hm... Wonwoo. Jika artinya apa yang kita lakukan di mimpi itu benar. Aku harap... kita lupakan saja. Anggap kita tidak tidak pernah melakukannya, hm? Atau anggap kita tidak sadar? Aku mohon jangan beritahu Mingyu atau siapapun. Maaf aku telah lancang padamu dan membuatmu tidak nyaman" ujarku dengan sangat cepat.
"Tapi Chae-"
"Ah... ada Areum!"
"Tidak mungkin, Chae. Aku bukan Mingyu yang bisa dengan mudah dialihkan" tuturnya kesal karena aku meyanggahnya.
"Tapi, Areum benar-benar disini. Itu dia sedang berjalan ke arah kita" jelasku sembari menunjuk wanita berkacamata yang sedang berjalan ke arah kami.
Jika dilihat lagi, bagaimanapun, Wonwoo dan Areum memang mirip. Pantas mereka berjodoh.
"Wonu-ya"
Wonwoo menoleh dan cukup terkejut melihat Areum yang mendatanginya sampai ke kantin fakultas.
"Kau... sudah selesai praktik?" Tanya Wonwoo
Areum tersenyum dan mengangguk setelah menyapaku lebih dulu.
"Ah iya Chaera, boleh aku pinjam Wonwoo sebentar? Ada yang harus ku katakan padanya" tutur Areum.
"Ah kau tak perlu meminta ijinku, dia kan pacarmu. Lagipula, aku juga harus pergi ke suatu tempat. Aku pergi ya. Silahkan nikmati waktu kalian." Balasku yang kemudian berhasil melarikan diri dari mereka.
Aku pergi dengan perasana lega sekaligus perih. Hatiku selalu terasa seperti itu ketika melihat Wonwoo dan Areum berduaan. Aku benci harus mengakuinya. Aku benci mengakui jika mereka memang terlihat sangat serasi. Bahkan semua orangpun tahu.
Wonwoo memang terlahir untuk Areum. Mereka berpasangan.
Aku tak memiliki harapan.
Aku membawa semua pemikiran itu ke perpustakaan. Tempat yang tepat untuk menyendiri dan menyadarkan diri yang tertampar kenyataan.
Di luar mungkin memang aku baik-baik saja, tapi di dalam aku hancur. Kenyataan ini jauh lebih menyakitkan daripada mimpi buruk.
"Jika boleh, aku ingin hidup dalam mimpiku saja" gumamku singkat.
Tak lama kemudian seseorang menghampiriku. Lebih tepatnya duduk berhadapan denganku.
"Sunbae"
Aku mendongak karena sepertinya laki-laki itu berbicara denganku.
"Kau memanggilku?" Tanyaku pelan.
Ia mengangguk. Kemudian ia segera mendorong sebuah kertas yang dilipat sangat rapi.
"Ini apa?" Tanyaku bingung.
"I-ini... surat kagumku p-pada Sunbae." Jelasnya gugup.
Aku sampai menganga dibuatnya. Aku tak tahu harus bereaksi bagaimana, tapi yang jelas aku terkejut. Sangat.
"Tunggu dulu. Kita tak saling mengenal dan bagaimana bisa kau mengagumiku? Aku hanya wanita biasa. Ku pikir kau salah orang." jelasku pada laki-laki dengan wajah tampan ini.
"Jung Chaera Sunbaenim. Mahasiswa tahun ketiga jurusan manajemen bisnis. Benar kan?" Tanyanya
Aku mengangguk kikuk.
"Perkenalkan aku Hansol Chwe. Orang-orang biasa memanggilku Vernon. Aku mahasiswa tahun kedua jurusan Psikologi." Jelasnya
Namanya tidak asing. Sepertinya aku memang pernah mendengar namanya, tapi aku lupa dimana.
"Aku salah satu anggota kelompok yang kau bimbing saat ospek, sunbae. Apa kau ingat?"
"Aahhh... aku ingat sekarang. Pantas namamu terdengar tidak asing" balasku
Ia tersipu malu. Seharusnya aku sudah bisa menebaknya, karena wajahnya tak sepenuhnya wajah korea. Tapi aku benar-benar melupakannya. Apa karena selama ini di dalam otakku hanya ada Wonwoo? Aish!
"Jadi kau baru memberikannya padaku? Setelah dua tahun menjadi mahasiswa di sini? Wahh kau benar-benar melanggar aturan. Harusnya kau berikan sebelum ospek selesai kan?" tuturku bercanda
"Ini berbeda sunbae. Kala itu aku sudah memberikannya padamu, tapi mungkin kau tak ingat. Jadi aku menulis surat ini dengan harapan bisa menjadi temanmu." Balas Vernon.
"Tentu saja boleh. Kau mantan 'anak asuh'ku dulu, jadi aku pikir kita sudah berteman sejak hari itu. Tidak usah terlalu formal, kau boleh memanggil namaku saja mulai saat ini. Ya?" Jelasku
Ia terlihat sangat senang.
"Aku akan memanggil sunbae dengan sebutan 'noona'. Chaera noona." Ujarnya dengan malu-malu saat menyebutku dengan panggilan akrab seperti itu.
Aku tau aku sangat jahat. Tapi bolehkah aku berharap kehadiran Vernon dapat membuatku melupakan Wonwoo?
Karna aku sudah menyerah sekarang.
To be continue~
Yakkkk bertambah lagi cast nya
Ayo ayo geng hip hop berkumpul~
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped [JWW/KMG] (ONHOLD)
Mystery / ThrillerKisah tiga orang bersahabat yang terjebak dalam sebuah mimpi yang tak berujung. Mampukah mereka menemukan jalan keluarnya? Atau, Mampukah mereka menemukan akhir cerita yang bahagia? Karena tidak semua jalan keluar berakhir bahagia. -Myungyu2020-