Aku Savana,aku hanya gadis desa biasa dan tidak ada keistimewaan di hidupku orang-orang di desaku sering mengejek kekuranganku namun aku tetap berpegang teguh dengan prinsipku "di balik kekurangan pasti ada kelebihan" Hanya saja mereka belum melihat kelebihanku.
Setiap malam sebelum tidur aku selalu melamun,berpikir keras bagaimana caranya nasib hidup ku bisa berubah.Tiba-tiba suara pintu dari kayu terdengar berdecit dan menggesek lantai kamarku tanda ada yang lagi mendorong pintu kamarku
"Belum tidur toh ndok?" Kata ibu sambil memegang lipatan kain.
"Ibu toh rupanya,ada apa Bu?"
"Ibu mau menyusun lipatan kainmu kedalam lemari"
"Diletak di situ aja Bu,vana saja yang menyusun" kataku sembari menunjuk kearah meja di bawah tempat tidurku.
"Tidak apa-apa ibu saja yang menyusun,Kamu ngelamunin opo toh?"
"Masih ngelamunin yang kemarin Bu"
"Kamu masih ingin kuliah di kota?sudah ibu bilang kehidupan di kota itu kejam sama seperti manusia-manusia yang tidak punya akal sehat yang ingin menggusur desa kita!" Ucap ibu dengan nada tinggi
"Tapi Bu vana ingin punya pemikiran maju seperti gadis-gadis lain"
"TIDAK VANA!" Ibu langsung keluar dari kamarku.
Aku menangis,terus menangis tanpa henti
Aku ingin punya pemikiran luas seperti namaku.Ibu kandung ku pernah bilang "ibu memberimu nama Savana agar pemikiran dan hidupmu luas seperti Padang sabana"
Ibu tiriku menghalangi itu semua,aku tidak tau apa maksud ibu melarang ku berkuliah di kota hanya karena ibu benci dengan orang kota yang ingin menggusur desaku dan ibu jadi melarangku tinggal di kota.Aku menangis tanpa henti sampai aku tertidur.Pagi telah tiba,Sinar matahari menyapaku lewat celah dinding kayu rumahku.Sudah waktunya membuka mata dan bersyukur karena masih di berikan kehidupan untuk hari ini,Lalu aku bangkit dan langsung membersihkan kamar tidurku selanjutnya aku akan bersiap-siap untuk melakukan aktivitas seperti biasanya.
"Bu aku kepasar dulu yo" Walaupun aku tau ibu masih marah karena kejadian tadi malam aku tetap menyapanya sebagai bukti Baktiku Kepada ibu.
"Tidak sarapan dulu?" Lanjut Ibu.
"Tidak usah Bu,Vana sarapan di pasar saja" Jawabku
"Yasudah, Hati-hati semoga lancar rezekimu hari ini" Ibu sembari berjalan mengantarku sampai di depan pintu.
"Terima kasih Bu,Aku berangkat dulu ya assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Ibu.
Ketika Di Pertengahan Jalan,Aku Memikirkan Tentang Ibu Yang Terkadang Baik Dan Terkadang Jahat Padaku Entah Apa Maksud Ibu Aku Tidak Mengerti.
"Cittttttt" Suara mobil mengerem tiba-tiba.
"Aduhhh..." Keluhku karna mobil itu menabrak ku
"Kamu ini bagaimana,Jalan kok sambil melamun!Kalau lagi gak fokus itu dirumah aja!" Ucap Laki-laki itu dengan nada tinggi.
"Maaf" Ucapku sambil menangis
"Dasar orang desa,tahunya cuma minta maaf!"
"Dimana Rumahmu?" Tanya Lelaki Itu.
"Jangan antarkan saya kerumah" Aku tau lelaki itu mau mengantarku kerumah,Aku takut ibu akan marah kalau yang menyakitiku adalah orang kota.
"Saya mau antarkan kamu kemana kalau bukan kerumah,kamu mau kerumah sakit?Hei lukamu tidak begitu parah kamu ingin menipu saya!"
"Tidak pak,Maksud saya bukan ingin menipu.antarkan saja saya ke pasar saya mau bekerja" Jawabku
"Dimana Letak Pasar Tempat Kamu bekerja"
"Sekitar 40 Menit dari sini"
"Baiklah,Masuk Saja Kemobil.Bisa sendirikan?
"Hmm" Jawabku singkat dan langsung mambuka pintu mobilnya
Didalam mobil itu,Aku dan dia samasekali tidak berbicara.Kami hanya diam tetapi saling memandang lewat kaca.
"Kenapa kamu tidak mau diantar kerumah?"
"Ibuku Bisa marah kalau yang menabrakku adalah orang kota!" Jawabku Cetus
"Haha seperti itukah pemikiran ibumu tentang orang kota?Sangat sempit rupanya pemikiran kalian" Jawabnya Sombong
"Jangan Menghina Orang-Orang Desa Seperti Kami!Kalian Terlalu Sombong Sampai Orang desa Bisa Berpikiran Seperti Itu"
"Kami tidak salah,kalau pun kami menggusur desa kalian kami akan mengganti tempat tinggal kalian di kota dengan layak!" Jawab Lelaki itu
Jlebbb
Kenapa Ibu tidak bilang kalau orang kota akan mengganti tempat tinggal kami ketika desa kami digusur,ibu sangat jahat sampai hal seperti itupun harus di tutupinya.
"Hei Kenapa Melamun?" Tanya Lelaki Yang sedang menyetir mobil
"Tidak,Saya tidak melamun pak"
"Mulai sekarang jangan panggil aku bapak" Perintah lelaki itu
"Kenapa Saya tidak boleh memanggil bapak?" Tanyaku
"Karena aku tidak pernah menikah dengan ibumu!Kita sudah sampai dipasar"
"Te...terima kasih" Jawabku Gagu sembari keluar dari mobil entah Merk apa aku tidak tahu
"Panggil aku bagaskara!" Katanya sambil Berteriak.
Author's Note
Hai teman-teman,mungkin sebagian dari kalian masih bingung judulnya ke inggris-inggrisan tapi kok tokohnya orang desa?.Nah disini aku akan lahirkan sebuah cerita yang insyallah part nya bakalan kalian tunggu-tunggu dan akan membuat jiwa-jiwa kepo kalian meronta-ronta hihi.Untuk teman-teman setia aku 🖤 jangan lupa klik vote&coment yaa agar aku semakin bersemangat membuat karya yang lebih bagus lagi .
SELAMAT MEMBACA ❤️
@syifasiregar
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
Short Story"Jika matahari pergi karena adanya kegelapan, apakah kamu juga akan pergi karena aku punya kekurangan?" "Aku akan pergi,Jika kamu yang menyuruhku!"