Athala dilarikan kerumah sakit setelah pulang sekolah larut malam. Anak itu langsung jatuh pingsan diterlas depan rumah dan langsung digotong oleh pak Satpam, juga langsung dibawa lagi oleh Fatah untuk dibawa kerumah sakit.
Kini ,cemas dialami oleh Fatah dan Satria, Athala mimisan banyak yang mengotori bajunya.
Juga perkataan dokter yang membuat Fatah semakin cemas. Ia terus memikirkan apa yang terjadi pada anaknya itu.Entah sakit apa dan kenapa bisa sakit. Fatah hanya tau anaknya ini sedang menjalankan kerja osisnya yang sedang menjalankan turnamen besar disekolahnya.
Fatah pikir Athala hanya kecapean, tapi lagi-lagi pemikiran itu disalahkan oleh Dokter. Ada penyakit serius yang bersarang ditubuh Athala, belum terlihat namun ada.
"Kamu sering mimisan dari kapan?" tanya Fatah pada Athala.
Fatah ingin penjelasan langsung dari mulut anaknya ini. Untungnya Athala sudah sadarkan diri.
"Emang kenapa, Pah?"
"Papah cuma nanya, dokter juga butuh kejujuran kamu biar ketahuan kamu sakit apa," jelasnya.
"Kalau aku sakit, Papah masih sayang gak?" Fatah menghela nafas
"Yang namanya sama anak, mau sakit atau sembuh. Orang tua akan selalu sayang. Kamu ini gimana sih."
"Takut aja Papah jadi benci sama aku kalau aku sakit parah."
"Kenapa ada pemikiran kayak gitu hem?" tanya Fatah. Athala menggelengkan kepalanya.
"Takut aja."
"Gak bakal Athala, jujur dari kapan kamu sering mimisan?"
"Waktu study tour, Pah"
"Kalau pingsan kayak tadi dari kapan?" tanya Fatah.
"Baru tadi, maybe." acuhnya.
"Besok pemeriksaan ya?" Athala menggelengkan kepalanya.
"Ah gak mau, orang Athala baik-baik aja," balasnya.
"Cuma memastikan biar semuanya jelas."
Athala menghela nafas. "Yaudah terserah papah aja," katanya.
"Kamu tidur dulu, besok kalau udah pemeriksaan dan keadaan kamu membaik, kamu boleh pulang kok," ucap Fatah memberikan penjelasan.
"Kak Satria mana?" tanya Athala.
"Cari makan, sebentar lagi juga kesini," katanya.
"Yaudah Athala mau tidur, Pah." Fatah mengangguk.
"Emm..p Ph, maaf ya buat papah cemas," ujar Athala yang membuat Fatah tersenyum.
"Enggak apa-apa."
"Papah jangan lupa makan." Fatah mengangguk.
"Tidur, son. Nanti Papah bawakan mamah baru buat kamu," canda Fatah. Athala hanya tertawa renyah.
"Asal jangan yang terlalu muda, nanti ketikung sama kak satria," kekeh Athala.
"Kamu ini. Udah sana kamu tidur." Athala mengangguk dan membaringkan lagi tubuhnya dan memejamkan matanya.
"Athala tidur, Pah?" tanya Satria yang baru saja datang dengan membawa kresek makanan.
"Barusan saja."
"Papah makan dulu nih." Satria menyodorkan kresek itu.
"Makasih ya." Satria mengangguk.
Satriapun terduduk disopa dan memainkan ponsel Athala yang sangat ramai itu.
"Digrup osisnya Athala pada rusuh nanyain Athala, bales Pah?" tanya Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA || END
Teen FictionTETAP VOTE WALAU SUDAH TAMAT YA (Belum di Revisi) "Untuk menjadi luar biasa itu perlu jam terbang yang teruji." Athala Radika Cyrano.