5#CHATAN

146 19 0
                                    

[Sebelum di baca, jangan lupa vote and coment biar author lebih semangat buat update. Happy reading 🍂]

Hari minggu adalah hari rebahan nasional bagi kaum pemalas seperti Talia. Sudah pukul 10 pagi tapi dia masih setia di bawah gundukan selimut.

Matahari sudah menembus tirai, jalanan kompleks sudah ramai dengan mobil dan motor yang berlalu-lalang tapi dia masih setia dengan posisi awalnya tanpa terusik sedikit pun.

"Woy bangun! Bangun! Anak perawan tidur sampe jam segini! Mau jadi apa lu?" Hanya teriakan ini yang mampu membangunkan princes dari tidur panjangnya

Siapa yang berani membangunkan tuan Putri di pagi buta ini? Ya, bagi Talia saat ini masih pagi buta
"Berisik! Siapa si? Masih pagi buta udah kayak anak monyet aja"

"Heh anak dajjal! Jam 10 lu bilang pagi buta? Buka mata lu! Masih fungsi kan? Punya sepupu cewek malas banget dah. Semalem pulang jam berapa lu?" Orang itu adalah Angkasa Gemilang sang sepupu lucknut

"Ngapain pagi-pagi kamu di kamar aku? Mau maling ya? Bunda tolong! Akas mau maling!!" Teriak Talia

Merasa kesal, Angkasa lalu menarik Talia dari tempat ternyamannya lalu menyeretnya ke kamar mandi.

"Cepat mandi! Gue tunggu di bawah!" Perintah Angkasa

Talia yang dalam mode belum sadar sepenuhnya langsung kaget atas tindakan Angkasa anak monyet "Heh anak monyet, gak usah nyeret juga kali! Santai! Di pikir Talia apaan coba?"

Dengan malas-malasan Talia mandi. Setelah mandi dan mengganti baju, dia beranjak ke lantai bawah untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi.

Apakah hari ini sedang ada acara keluarga?
Pantas saja Angkasa anak monyet sudah ada di rumahnya pagi-pagi.

Ternyata paman, bibi serta neneknya sudah berkumpul di ruang tamu. Talia tersenyum jail ketika melihat abangnya yang kemaren dengan teganya meninggalkan Talia di jalanan bagaikan gembel sedang duduk mengobrol bersama paman dan bibi nya.

Coba kita liat apa yang cocok untuk membalas dendam. Benda itu, cocok sekali untuk balas dendam. Dengan segera Talia berjalan ke arah abangnya, dan.....

"Buk"
"Brak"

Nova yang sedang mengobrol bersama paman dan bibi nya di kagetkan oleh Talia yang memukulnya menggunakan sapu "Au, apaan sih dek? Kok abang di pukul?"

Talia terus memukul Nova tanpa henti "Anggap saja ini pembalasan dendam karena abang ninggalin Talia di jalanan sendirian!"

Nova membulatkan matanya. Bagiamana bisa adeknya mengadu di saat semua keluarga sedang kumpul? Bisa-bisa Nova mati diamuk semua anggota keluarganya.

Bunda yang sedang meletakkan minum ikut kaget karena apa yang di katakan Talia
"Abang? Talia kenapa?"

"Itu bun ab" belum selesai Talia menyelesaikan kalimatnya, Nova sudah lebih dulu menutup mulutnya

"Ah," ringgis Nova karena tangannya di gigit Talia

"Itu Bun Kemaren Talia di tinggalin di jalanan sendirian gara-gara gebetannya ngambek gak di jemput abang. Trus Talia gak di kasih duit lagi, mana duit jajan Talia habis buat bayar makan kita berdua. Untung ada kak Bintang yang bantuin kalau gak pasti Talia diculik om-om!'' Curhat Talia

"Wah kelewatan si abang. Adek sendiri di tinggalin," pungkas Angkasa memanas-manasi

Talia melototkan matanya "Akas juga, Talia telfon malah alasan sibuk!"

Kini giliran Angkasa yang memelototi matanya. Bagaimana bisa dia juga di sangkut pautkan? Dia masih sayang uang jajannya

Ayah Talia kaget mendengar kabar bahwa putri tunggalnya ditinggal begitu saja "Kalian berdua sama saja. Nova, mobil kamu Ayah sita!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THUNDER [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang