VIII

347 35 3
                                    

*still a flashback!

"Maaf Taeyoung, aku tidak bisa.."

Belum sempat Hyeongjun melanjutkan kata katanya, Taeyoung sudah memotong perkataannya.

"Kenapa kak? Karena aku lebih muda dari kakak?" Taeyoung menatap pemuda di depannya intens, hatinya terasa sakit. Ungkapan cinta pertamanya, Rasa cinta pertamanya seakan hancur begitu saja.

Ia butuh penjelasan dari Hyeongjun.

Hyeongjun menggelengkan kepalanya pelan. Tidak, bukan itu. Bagaimana menjelaskan kepada Taeyoung? Di pikirannya, mengiyakan pernyataan Taeyoung tidak semudah dan sesimple itu. Banyak hal yang menjadi pertimbangannya, termasuk masa lalu Bundanya.

"Aku.. i have no willings to having a boyfriend, Taeyoung. Aku masih trauma." Hyeongjun hanya menunduk saat ia menjelaskan kepada Taeyoung.

Taeyoung hanya mendesah pelan.

"Kak, i said i will protect you at all cost beberapa hari yang lalu. Kakak gak percaya sama aku?"

Hyeongjun meremas ujung bajunya pelan, menahan air mata yang sudah hampir turun.

"Young.. it's all on me, aku cuma belum siap ada di suatu hubungan yang lebih dari sahabat."

"I will wait for you, sampe kamu siap kak."

"Taeyoung..." Hyeongjun mendongakkan kepalanya hingga matanya bertemu dengan mata Taeyoung. Dadanya terasa sesak.

"Jangan tunggu aku, you deserve someone much better than me. Ayo balik jadi sahabat like we used to tanpa perlu ada hubungan lebih."

Tidak. Taeyoung tidak ingin seperti ini, bersikap seolah tidak ada perasaan yang tumbuh diantara mereka? Yang benar saja?

Taeyoung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menjauh dari Hyeongjun.

Ia tak tau bahwa Hyeongjun sama hancurnya dengannya.

"Jadi ini yang kakak bilang belum siap ada hubungan dengan siapapun?"

Taeyoung, anak itu berdiri tepat di depannya ketika ia sedang bersama Wonjin.

Hyeongjun menerima Wonjin, kakak kelasnya yang dekat dengannya. Ia tau, dengan cara itu Taeyoung akan bisa melupakannya dengan mudah. Bahkan membencinya.

"Taeyoung.."

"Just say that you didn't like me and go. Kakak gak perlu bohong soal belum siap di relationship. You even date him, someone who's older than you. Buat kakak, aku ini cuma anak kecil kan?"

Hyeongjun menggeleng pelan, tidak. Ia tak pernah menganggap Taeyoung seperti itu. Ia juga tak berbohong.

"Young.."

"Apa? Sekarang kakak mau bilang kakak udah siap punya hubungan sama orang lain? Kenapa bukan aku, orang yang kakak pilih?"

"You better shut up, Taeyoung. He has a reason, i don't really know whats going on between you two but please respect his decision." Wonjin, membuka suara karena sedari tadi Taeyoung menyudutkan Hyeongjun.

"I hate you both." Dengan kata kata itu, Taeyoung berbalik dan berjalan tanpa memperdulikan Hyeongjun yang meneriakkan namanya.

"I make it worse ya jun?" Ujar Wonjin, Hyeongjun menggeleng pelan dan memaksakan senyumnya.

"Enggak kok kak.."

Wonjin membawa Hyeongjun ke dalam dekapannya. Ia tau Hyeongjun sedang sedih. Dia tak tau harus melakukan apa selain membubuhkan afeksi melalui dekapannya.

"Gak apa, ada kakak disini. Now we're not just a senior-junior. You can lean on me, Hyeongjun."

TRIANGLE ㅡ GONGTANG ft HYEONGTAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang