CHAPTER 16 (Malam yang Mencekam)

4.2K 173 31
                                    

Hai teman-teman..

aku up lagi neh :-)

gimana? penasaran terus dengan ceritaku?

jangan lupa vote dan follow dulu yah sebelum membacanya..

terima kasih

****

Setelah aksi perkelahian antara dokter Ryan dengan Mas Aldy di restoran, malam itu juga Rahma langung membawa Mas Aldy ke sebuah klinik untuk pengobatan luka di wajahnya. Memang pada saat itu Ryan-lah yang terlalu emosi menghajar Aldy, yang menyebabkan wajah Aldy-lah yang akhirnya babak belur dan terluka cukup parah.

Tapi, entah apa yang menyebabkan Aldy berubah sikap terhadap Rahma. Dimulai dari pertengkaran di restoran itu, kemudian berlanjut di klinik dan akhinya sampai di rumah, Aldy selalu saja memasang muka masam kepada Rahma. Tidak ada sedikitpun senyum di wajahnya, apalagi canda tawa.

Malam itu, setelah balik dari klinik, Mas Aldy turun dari mobil dan malah langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Rahma. Dan Rahma hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan Mas Aldy saat itu. Dia menyusul berjalan dibelakang Mas Aldy sambil mengikuti langkahnya. Tapi, bukannya langsung menuju kamar mereka di lantai 2, malam itu Mas Aldy malah masuk ke kamar Cindy, anaknya yang berada di lantai 1 rumahnya. Rahma hanya bisa berdiri dan melihat Mas Aldy yang langsung berbaring sambil memeluk Cindy yang sedang tidur dari pintu kamar anaknya.

"Peluklah dia, Mas! Jagalah dia ketika aku tidak ada!" ucap Rahma pelan sambil memperhatikan Mas Aldy yang sedang memeluk Cindy.

Memang di dalam hatinya Rahma merasa senang melihat Mas Aldy memeluk Cindy seperti itu. Walaupun beberapa hari ini mereka sering bertengkar hebat, tapi hal itu ternyata tidak melunturkan cinta Mas Aldy terhadap Cindy, anak semata wayang mereka. Setidaknya, hal ini membuat hatinya sedikit terobati.

Setelah puas menatap anak dan suaminya dari jauh, kemudian Rahma berjalan ke kamarnya yang berada di lantai 2.

"Ah, rasanya capek sekali. Mudah-mudah an besok pagi Mas Aldy sudah tidak marah lagi padaku," pikir Rahma sambil merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.

Dan tidak begitu lama setelah Rahma merebahkan tubuhnya ke tempat tidur, akhirnya dia tertidur pulas.

****

Pukul 01.30 WIB

Pada saat itu, semua orang sedang tertidur pulas. Tiba-tiba terjadi korsleting yang diawali dengan aroma terbakar beserta sebuah percikan api kecil dari sebuah kabel listrik televisi di ruang keluarga. Tapi, semua penghuni di dalam rumah tersebut masih belum sadar dengan apa yang telah terjadi malam itu. Ryan, Rahma, Cindy beserta pengasuhnya masih terlelap tidur di kamarnya masing-masing. Bahkan, ketika asap dan aroma kabel yang terbakar memasuki kamar mereka masing-masing, mereka masih berada di alam mimpi. Akhirnya, sebuah dentuman keraslah yang membangunkan Aldy dari tidurnya.

"Duaaar..."

Ternyata, ledakan besar tersebut berasal dari sebuah kabel TV di ruang keluarga. Dua buah kabel yang berhubungan satu sama lainnya menimbulkan hubungan pendek yang membuat arus listrik menjadi sangat besar. Sehingga dalam waktu yang sangat cepat menghasilkan suhu yang tinggi dan disertai dengan ledakan besar yang telah membakar benda benda yang berada disekitarnya.

Ya, telah terjadi kebakaran. Dan Aldy-lah orang pertama yang menyadari terjadinya kebakaran di rumahnya. Tapi, terlambat. Ketika dia menyadari hal itu, api sudah membumbung tinggi dari arah ruang keluarganya. Sambil terbatuk-batuk karena asap yang sudah mulai masuk ke dalam kamar, dia langsung menggendong Cindy keluar dari kamarnya. Walaupun nafas sudah mulai sesak oleh kepulan asap yang makin tinggi, tetapi Aldy tetap berusaha keluar dari asap hitam yang sudah membatasi jarak pandangnya.

Di Rumah Aja, Pa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang