Sepanjang koridor aku berjalan santai, dengan tas biru Dongker yang ku kaitkan di bahu kananku. Tiba-tiba ketika sudah di dekat lapangan basket, aku melihat sosok laki-laki yang pernah mengisi hatiku, dan dia mengakhiri hubungan dengan alasan bosan. Siapa yang gak sakit woy digituin. Ya, aku juga tidak bisa memaksakan, karena kalau aku paksakan nanti malah menyakiti hati kita berdua.
Aku pacaran sama dia baru 5 bulan. Dan sudah 8 bulan lebih kita putus sama. Dan jujur, aku tidak bisa move on sampai sekarang. Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk melupakan dia. Segitu cintanya ya Rajel?
Di saat aku berjalan di koridor tepat di samping lapangan basket sambil melihat ke arah dia, dia yang habis memasukkan bola ke ring basket, tiba-tiba saja melihat ke arahku. Mampus lah aku, mata elangnya bertubrukan dengan mata sayu-ku. Segera aku mengalihkan pandangan. Bisa barabe urusannya ntar.
Ya ampun, kok dia tambah ganteng, sih. Membuatku semakin gagal move on saja. Aku berusaha berjalan cepat tapi kesannya kayak gak terburu-buru gitu, nanti kalau dia lihat terus dia mengira aku mau menghindar dari dia, apa kata dunia? Oke itu lebay. Aku sudah berusaha jalan cepat sambil memfokuskan mataku ke depan, supaya tidak melirik dia. Tapi tiba-tiba...
"DARRRR!"
"MAMA!" Aku kaget, ni anak malah ketawa ngakak habis ngagetin aku.
"Lo gak bisa apa, sehari aja gak ngagetin gue. Kalo gue punya riwayat jantung gimana? Lo mau ganti rugi? HAHH..?! Gak mau kan, lo?" Aku memang terbiasa dengan sebutan lo-gue kalau sama dia. Aku mendelikkan mata ke arahnya sambil mengelus dada. Untung jantungku masih aman. Tapi dia malah ketawa melihatku begini. Memangnya ada yang lucu apa?
"Yaelah Mbak Mawar, gitu aje marah lu. Lebay." Lebay lagi dia bilang. Memang akhlaknya ketinggalan nih di rahim emaknya nih.
"Lebay.. lebay.. gigi lo maju." Aku sudahdah kesal banget. Dari dulu dia kerjaannya ngagetin orang saja. Semenjak aku kenal dia, terus pacaran, sampai sudah jadi mantan juga. Gak ada hobi yang lebih bermanfaat gitu?
"Lucu banget mantan gue kalo lagi marah gini. Jadi pengen nyubit." Dih apaan tuh bawa-bawa status. Iya, dia mantanku yang barusan aku kasih tau. Namanya Rian Adhitama, sering aku panggil 'Rian Jombang'. Jangan harap seorang Rachel Sasmitha bakal baper sama gombalan dia barusan. Dia itu memang raja gombal di sekolah ini. Semua orang juga tau itu.
"Bacot lo. Awas! Gue mau ke kelas." Ni bocah emang super duper ngeselin kubik. Jangankan lagi sehat gini, lagi sakit saja dia ngeselin.
Pernah waktu itu, pas kita masih pacaran, dia tidak masuk sekolah karena sakit. Terus pulang sekolah aku ke rumahnya buat menjenguk dia. Ternyata memang betul, badannya panas banget, aku jadi kasihan. Terus aku temenin lah dia. Orang tua dia sibuk kerja, sampai anaknya sakit pun dititipkan ke Bi Rahmah, asisten rumah tangga di rumah Rian.
"Beb, laper." Kata dia gitu. Alamak kasian kali aku lihatnya. Nadanya seperti tidak bertenaga.
"Yaudah aku ambilin makanan, ya. Bi Rahmah ada kan? " Aku mau bantuin nih, karena badannya lemes banget. Dia cuma bergumam menyahuti ku.
Saat aku sudah berdiri mau melangkah, aku terhenti karena tanganku dicekal Rian. "Kenapa? Mau sekalian diambilin apa?" Mungkin saja dia mau sekalian nitip apa gitu, kan.
"Sini aja." Dia merengek kayak anak kecil. Padahal aku malah kayak.. agak gimana gitu, melihat ekspresi dia kayak gitu.
"Bentar aja kok, katanya tadi laper, aku ambilin dulu, ya." Aku bicara dengan nada yang lembut mengalahkan kelembutan sutra.
"Gak jadi deh, aku gak nafsu makan. Aku mau tidur aja." Tuh kan, aku langsung memasang muka datar, terus dia malah balik membelakangiku sambil menaikkan selimut sampai leher. Ni anak belum saja aku garuk ubun-ubunnya pakai linggis. Untung sayang, eakk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Halu [Slow Update]
Novela Juvenil"Jadi... Apa maksud kalian datang ke rumah kami?" Tanya papah yang menurutku hanya pertanyaan basa-basi. Ya iyalah, menurutku papah sudah sangat tahu kedatangan mereka ke sini. "Ekhemm... Maksud kedatangan saya ke sini bersama kedua orang tua saya...