Covid-19 adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh jenis coronavirus yang baru di temukan sekitar akhir tahun 2019.
Covid-19 ini merupakan virus baru dan penyakit yang tidak di kenal sebelum terjadi wabah di Wuhan,Tiongkok,pada akhir bulan desember tahun 2019
Pada mulanya,virus covid-19 ini sendiri bernama Corona virus Disease 19,namun karna banyak yang kesulitan mengucapkannya,maka di singkat menjadi Covid-19.
Virus corona punya sejarah panjang. Semula, virus ini teridentifikasi dari penderita flu biasa. Belakangan, virus makin ganas, menimbulkan penyakit parah, karena lompatan virus corona hewan ke manusia.
Sejarah virus corona pada manusia dimulai tahun 1965, saat DA Tyrrell dan ML Bynoe dari Rumah Sakit Harvard, Inggris, mengisolasi virus dari saluran pernapasan orang dewasa dengan flu biasa. Pada waktu bersamaan dan setelah itu, para peneliti lain mendapatkan virus-virus dengan karakteristik mirip dari orang-orang yang kena flu.
Akhir 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi meneliti strain virus pada manusia dan sejumlah binatang. Virus itu, antara lain, virus bronkitis, virus hepatitis pada tikus, virus penyebab radang lambung pada babi. Semua virus itu secara morfologi mirip jika dilihat dengan mikroskop elektron. Kelompok virus tersebut lantas dinamakan virus corona berdasarkan bentuk permukaan yang mirip mahkota. Belakangan, corona resmi diterima sebagai genus virus baru.
Kajian Jeffrey S Kahn dan Kenneth McIntosh yang dimuat di the Pediatric Infectious Disease Journal, November 2005, menyatakan, corona menimbulkan infeksi saluran pernapasan berupa pneumonia pada bayi dan anak. Virus itu juga memicu asma pada anak-anak dan orang dewasa serta infeksi saluran pernapasan parah pada orang lanjut usia.
Selain pada manusia, kemajuan penelitian ragam virus corona pada hewan juga meningkat pesat. Virus diketahui menimbulkan berbagai penyakit pada hewan, seperti tikus, ayam, kalkun, anak sapi, anjing, kucing, kelinci, dan babi.
Virus-virus itu ada yang hanya beredar pada populasi hewan, tapi ada yang menular ke manusia. Karena itu, corona kemudian dikenal sebagai virus zoonotik atau bisa menular dari hewan ke manusia.
TEKS
HUMANIORA › SEJARAH PANJANG VIRUS KORONA
BEBAS AKSES PENYAKIT MENULAR
Sejarah Panjang Virus Korona
Virus korona punya sejarah panjang. Semula, virus ini teridentifikasi dari penderita flu biasa. Belakangan, virus makin ganas, menimbulkan penyakit parah, karena lompatan virus korona hewan ke manusia.
OlehATIKA WALUJANI MOEDJIONO
8 April 2020·5 menit baca
DRAWING/ILHAM KHOIRI
Atika Walujani Moedjiono, wartawan Kompas
Saat ini, manusia dan perekonomian dunia nyaris berhenti bergerak akibat virus korona. Tak berdaya menghadapi makhluk berukuran 80-150 nanometer. Tak tahu pasti kapan bisa bergerak leluasa kembali.
Sejarah virus korona pada manusia dimulai tahun 1965, saat DA Tyrrell dan ML Bynoe dari Rumah Sakit Harvard, Inggris, mengisolasi virus dari saluran pernapasan orang dewasa dengan flu biasa. Pada waktu bersamaan dan setelah itu, para peneliti lain mendapatkan virus-virus dengan karakteristik mirip dari orang-orang yang kena flu.
Akhir 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi meneliti strain virus pada manusia dan sejumlah binatang. Virus itu, antara lain, virus bronkitis, virus hepatitis pada tikus, virus penyebab radang lambung pada babi. Semua virus itu secara morfologi mirip jika dilihat dengan mikroskop elektron. Kelompok virus tersebut lantas dinamakan virus korona berdasarkan bentuk permukaan yang mirip mahkota. Belakangan, korona resmi diterima sebagai genus baru virus.
Kajian Jeffrey S Kahn dan Kenneth McIntosh yang dimuat di the Pediatric Infectious Disease Journal, November 2005, menyatakan, korona menimbulkan infeksi saluran pernapasan berupa pneumonia pada bayi dan anak. Virus itu juga memicu asma pada anak-anak dan orang dewasa serta infeksi saluran pernapasan parah pada orang lanjut usia.
Selain pada manusia, kemajuan penelitian ragam virus korona pada hewan juga meningkat pesat. Virus diketahui menimbulkan berbagai penyakit pada hewan, seperti tikus, ayam, kalkun, anak sapi, anjing, kucing, kelinci, dan babi.
Virus-virus itu ada yang hanya beredar pada populasi hewan, tapi ada yang menular ke manusia. Karena itu, korona kemudian dikenal sebagai virus zoonotik atau bisa menular dari hewan ke manusia.
Baca juga: Belum Ada Bukti Cuaca Panas Matikan Virus Korona
Menjadi wabah
Tidak mengherankan, penyebab sindrom pernapasan akut parah (severe acute respiratory syndrome/SARS) tahun 2002-2003 di China selatan adalah virus korona yang berasal dari hewan. Epidemi SARS dilaporkan sedikitnya di 26 negara di Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, virus corona SARS (SARS-CoV) yang di identifikasi pada 2003 diyakini dari hewan. Sumbernya diperkirakan kelelawar yang menular ke luwak lantas menginfeksi manusia pertama kali di Provinsi Guangdong, China, pada tahun 2002.
Penularan virus dari manusia ke manusia lewat percikan cairan bersin dan batuk serta tinja umumnya terjadi di fasilitas kesehatan. Setelah dilakukan penerapan pengendalian infeksi yang tepat, akhirnya wabah SARS mereda.
Gelombang wabah virus corona berikutnya adalah Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East respiratory syndrome/MERS). Penyakit yang disebabkan virus MERS‐CoV ini di indetifikasi di Arab Saudi tahun 2012. Sumber virus ini adalah unta. Belum dipastikan rute penularan dari unta ke manusia. Yang pasti, wabah terjadi akibat penularan dari manusia ke manusia di fasilitas kesehatan dan di fasilitas umum.
Virus ini umumnya menyebabkan penyakit parah pada orang lanjut usia, orang dengan kekebalan tubuh lemah, serta yang memiliki penyakit kronis seperti gangguan ginjal, kanker, gangguan paru, dan diabetes.
Sejak September 2012, ada 27 negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika, melaporkan kasus MERS. Wabah besar terjadi di Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Korea Selatan. Meski wabah sudah berhenti, kasus MERS masih terus terjadi. Hingga kini dilaporkan ada 2.494 kasus positif MERS dengan 858 kematian[mungkin sudah bertambah].
Wabah terbaru virus corona terjadi sejak akhir tahun 2019, bermula di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Virus diduga bersumber dari kelelawar yang menular ke hewan lain sebelum ”melompat” ke manusia.
Meski bentuknya mirip, virus ini memiliki perbedaan karakter, sehingga dinamakan 'SARS-CoV-2' atau sekarang di kenal dengan nama Covid-19 (penyakit akibat virus Corona Disease 2019).
Sebagaimana infeksi virus corona lain, tampilan klinisnya dari tanpa gejala, gangguan pernapasan ringan, pnumonia sampai gangguan pernapasan parah, gagal ginjal serta kematian. Penularan juga lewat percikan cairan dari bersin dan batuk,namun kabarnya sekarang covid sudah bermutasi sehingga bisa menyebar lewat udara. Masa inkubasi sekitar 2-14 hari, rata-rata gejala tampak pada hari ke-5.
Pengendalian wabah sangat tergantung dari kewaspadaan, kesigapan dan kesiapan infrastruktur kesehatan sejak dari manajemen pemerintah pusat dan daerah dalam menerapkan upaya kesehatan masyarakat, hingga ke fasilitas dan tenaga kesehatan dalam merawat penderita. Dunia telah menjadi satu kesatuan akibat tingginya mobilitas manusia dan barang. Karena itu,kita sebagai masyarakat pula harus turut menjaga supaya Covid ini cepat usai dengan cara mematuhi aturan dan tetap di rumah serta menghindari kerukuman,jika kita melanggar maka kita juga bisa terkena,ingat bahwa kita semua bisa terkena virus ini jika tidak taat aturan
Hal lain, kita harus melakukan tugas utama manusia, yakni menjaga keseimbangan alam. Dengan mengonsumsi segala sesuatu secukupnya, makan hanya yang benar-benar aman dan sehat. Dengan demikian, bisa mengurangi kemungkinan lompatan virus dari hewan liar ke manusia.
Sebaiknya kita mengonsumsi makanan atau minuman yang selazim nya saja,karna bila memakan atau meminum sesuatu yang tak lazim seperti tikus,ular,kelelawar,dan hewan lain yang belum jelas apa manfaat dan bahaya nya,sebaiknya kita hindari agar tidak terjadi hal yang tak di inginkan seperti sekarang ini.
Mari kita lawan covid-19 ini dengan membiasakan pola hidup sehat,hindari kerumanan,mematuhi protokol kesehatan,dan yang pasti menjaga imunitas serta bekerja,beribadah,dan sekolah dari rumah
BERSAMA KITA PASTI BISA!!
#YUKdirumahaja#staysafe#stayhealthy#stayathome
KAMU SEDANG MEMBACA
The pandemic of covid-19
Non-Fictioncerita ini terinspirasi dari pandemi covid saat ini,sebagaimana kita juga tau kalau sekarang ini dunia sedang dalam bahaya dan kita sebagai penghuni bumi ini harus berupaya agar pandemi ini cepat usai dan dunia kembali normal dan diharapkan juga aga...