"Ade punya ide!" ucap Nadin disusul tengok harapan Dino.
-
"Gimana?" tanya Dino masih dengan tatapan penuh harapan.
"Biar ade yang jaga papa di Jakarta" ucap Nadin perlahan.
[M.Farrel Faiz Rabbani]
"Tolong bantu papa Farrel, apa susahnya sih?" ucap Kania tegas.
seperti biasa Gilang memang tipe Papa yang mendidik anak anaknya dengan cara yang cukup keras.
Disamping anak anaknya yang keduanya lelaki, tapi memiliki sifat bertolak belakang. sifat keras kepala Gilang tetap belum bisa di paksakan."Linjur nak, pindah SMA IPA, jadi dokter seperti kaka mu! sekali aja nurut sama papa sih de! lihat kaka kamu!"
Farrel hanya menunduk memikirkan omongan papanya.
"Mau ya de?" ucap Gilang sedikit merendahkan nada bicaranya.
dalam benaknya Farrel sangat ingin memaki papanya, ia tak ingin terus menerus dibanding bandingkan dengan kak Farhan yang sudah menyandang gelar dokter. Tapi tetap saja, ga semua pekerjaan harus 'dokter' untuk terlihat pintar, keren, nan berguna. Semua anak punya jalannya masing masing, punya passion nya masing masing.
Farrel tau apa yang akan terjadi jika ia tidak menuruti mau papanya.
"Oke pa, Farrel usahakan dapet gelar dokter..
.
.seperti kaka" ucapnya lirih.
"Nah itu baru anak papa, lagipula tanpa persetujuan kamu, papa sudah mengurus surat linjur kamu ke jurusan IPA, anak papa memang dua duanya bisa dibanggakan" Ucap Gilang mengelus rambut Farrel sayang. Kali ini dengan senyum tulusnya.
pada akhirnya anak anak harus ke left karna orangtua selalu right.
mana ada anak yang suka di banding bandingkan? bukan hanya tetangga, bahkan di bandingkan dengan kaka kandung sendiri.
sakit brou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Jogja
Teen Fiction[Nadinna azzahra] kalau saja hujan tak turun kala itu, tak ada kata kita saat ini. Rabu, 19 Agustus 2020.