Chapter 2

66 9 0
                                    

Hola aku balik lagi.

Happy reading.

Matahari pagi telah muncul, dan memancarkan cahaya lewat jendela. Tetapi tidak mengganggu seorang perempuan dari mimpi indahnya. Hingga suara menggelegar mulai mengusiknya. "Woi bangun," teriak seorang pemuda, lengkap dengan seragam SMA dengan ala bad boy. Tetapi, sayang sekali usahanya tidak membuahkan hasil.

"Woi lo tidur apa simulasi mati sih! Susah amat dibanguninnya," teriaknya lagi tepat ditelinga Zoya. "Apaan sih Bang berisik amat," balasnya dengan suara khas orang baru bangun tidur. "Lo nggak sekolah apa?" tanya Vian sewot. "Emang udah jam berapa?" tanya nya masih ngantuk.

"Jam 06:20" Jawab Vian. Zoya hanya menggangguk "ohhh"

1 detik

2 detik

3 detik

"What"

"Kenapa lo nggak bangunin gue dari tadi," teriak Zoya. "Anjir gue dari tadi bangunin lo. Lo aja yang kebo," kesal Vian. "Yaudah, sono lo keluar gue mau siap siap," usir Zoya. Tak sampai 10 menit Zoya sudah siap dengan seragamnya dengan ala bad girl, lalu Zoya turun kebawah.

"Selamat morning semua," sapa Zoya seraya mengecup pipi kedua orang tuanya dan juga abangnya.

"Lo kalo bahasa inggris ya inggris, kalo indonesia ya indonesia," sinis Vian. "Ya, terserah gue lah mulut juga mulut gue," cuek Zoya. "Udah udah, masih pagi juga udah pada berantem," lerai Daniel.

Selalu saja seperti ini setiap pagi. Tetapi pemandangan seperti inilah yang disukai Daniel dan Nabila. Selain membuat suasana rumah tidak sepi, mereka juga tau walaupun putra dan putri mereka selalu berantem setiap saat, namun mereka saling menyayangi satu sama lain.

"Dia tuh Dad," adu Zoya. "Iya iya gue yang salah," sahut Vian tak ingin memperpanjang.

"Kamu serius mau ke sekolah?" tanya Nabila setelah meneliti penampilan putrinya. "Seriuslah Mom masa boongan," jawab Zoya.

"Lo mirip gembel sih kalo kata gue," ucap Vian setelah menelan nasi gorengnya. Detik itu juga sebuah sendok mendarat bebas di kening Vian. "Anj-," ucapan Vian berhenti setelah melihat tatapan tajam sang ayah. Zoya yang melihat itu seketika cekikikan melihat wajah melas Vian.

"Tetapi penampilan kamu kaya bukan mau ke sekolah," kata Nabila.

Pasalnya penampilan Zoya sekarang baju dikeluarkan, pakai celana cutbray, dasinya entah di mana, kaos kaki dibawah lutut, sepatu warna putih, jangan lupakan gelang ditangan kanan dan kirinya, hanya almamater hitamnya yang benar dipakainya.

"Ini style Mom, "balas Zoya santai. Nabila hanya menghela napas dalam-dalam, "terserah kamu aja deh," balas Nabila pasrah. "Ini hari pertama kamu ke sekolah jangan buat masalah oke?" ucap Daniel. "Nggak janji Dad," balas Zoya cepat.

"Iyalah lo nggak bisa janji, secara kan lo bad girl," sindir Vian. "Eh nyadar lo juga bad boy Bambank. Gue emang bad boy, tapi gua nggak pernah di drop out dan nama gue Vian, V-i-a-n bukan Bambank," balasnya.

Enak aja namanya keren gitu dipanggil Bambank. Kemarin Sapi sekarang Bambank, besok besok namanya diubah menjadi apa lagi.

"Udalah gue mau berangkat, udah mau telat," pamit Vian setelah melihat jam tangannya. "Sok rajin lo Bang," ejek Zoya. "Emang rajin," balas Vian sambil melangkah keluar rumah menuju garasi untuk mengambil mobil sport kesayangannya.

"Kamu belum mau berangkat," tanya Nabila. Pasalnya jam sudah hampir menujukkan angka 06.45 yang artinya 15 menit lagi lagi gerbang sekolah akan ditutup.

"Ini mau berangkat Mom," balas Zoya. "Daddy nggak berangkat?" tanya Zoya setelah melihat Ayah-nya masih memakai baju santai. "Nggak, lagian Daddy kan bosnya jadi bebas dong," balas Daniel dengan nada angkuh. Sudah tau kan darimana sifat keangkuhan Zoya. Menatap sinis sang ayah "Heleh," cibirnya.

Seakan tersadar akan sesuatu Zoya menatap curiga kearah Daniel dan Nabila. Sadar diperhatikan sang putri lantas mereka bertanya. "Kenapa?" tanya mereka kompak. "Kalian nggak ada niatan untuk buat adek bayi kan?" tanya Zoya mengintimidasi.

Sontak Daniel dan Nabila saling melihat dan menggelengkan kepalanya. Zoya terkekeh melihat reaksi orang tuanya yang bisa dibilang lucu.

"Nggak, kita nggak ada niatan buat adek untuk kamu dan Vian," ujar Nabila. "Emang kenapa kalau kita mau buat adik untuk kamu dan Vian kamu keberatan?" tantang Daniel dan langsung dihadiahi cubitan maut dari Nabila.

"Jelaslah Aku keberatan nanti orang-orang ngira kami bukan kakak adek tapi tante dan keponakan," ujar Zoya. "Tapi adek bayi itu lucu loh yakin nggak mau?" goda Daniel bersikeras agar Zoya mau punya adek.

Nabila yang melihat kegigihan suaminya untuk membujuk putrinya bingung sendiri, pasalnya dia juga tak ingin menambah anggota baru di rumahnya, dua saja sudah membuat dia pusing, apalagi jika nanti dia punya anak lagi.

"Udah udah, kalian nggak malu apa sama usia udah besar juga, tapi masih suka debat. Nih ya, Mommy kasih tau Mommy nggak mau punya anak lagi, ngurus kamu sama Vian aja Mommy udah kewalahan," ucap Nabila yang membuat Zoya langsung tersenyum manis, sedangkan Daniel menekuk wajahnya.

"Kamu juga Zoya ini udah jam 06.50 masa telat sih dihari pertama kamu," ujar Nabila lagi. Zoya yang awalnya tersenyum manis langsung panik. "Yaudah aku pamit Mom, Dad," ucap Zoya menyalim tangan Daniel dan Nabila.

Zoya mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata, dengan satu tujuan agar tidak telat bahkan umpatan pengguna jalan tidak dihiraukannya.

Tiba tiba...

Tbc.

Jangan lupa vote, comment and share cerita ini ke teman teman kalian yaa.

Jumat, 24 Juni 2024.

TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang