Chapter 18

126 21 4
                                    

Sudah lama Maya terjebak ke dalam dunia mimpi tanpa akhir ini. Jika kemarin dia tidak bisa kembali sebelum mencium Wooyoung, kali ini dia bisa datang dan pergi semudah yang dia inginkan, namun dengan syarat tambahan.

Nyawanya yang perlahan berkurang seiring dengan seberapa sering dia datang ke dunia aneh buatan sosok penjaga bernama Lucid yang kini seperti biasa mengawasi gerak-gerik Maya.

Karena itu, tidak heran bahwa dia kini bisa memahami konsep dunia aneh ini dengan baik, seolah dialah penjaganya.

Yah, dia mungkin nantinya akan menjadi penjaga dunia ini juga bersama Lucid.

Saat ini Maya memutar lagu ATEEZ yang berjudul Illusion, yang menggambarkan kondisinya namun dengan nada ceria. Sama seperti dia yang saat ini berlarian di hamparan bunga, namun hatinya berteriak sedih.

"Jika kubuka topengmu, apakah kamu akan terlihat seperti aku saat ini?" Tanya Maya yang sudah berhenti berlari karena merasa lelah. Well, sudah lima kali dia memutar lagu yang sama dan tidak berhenti berlarian ke sana ke mari.

"Maksudmu terlihat bahagia namun sebenarnya sedih?" Balas Lucid memegang topengnya.

"...tapi kurasa tidak" ucap Maya kemudian.

"Dan kenapa?"

"Ada dua alasan orang menggunakan topeng. Yang pertama, menyembunyikan kesedihan mereka karena mereka tidak ingin terlihat lemah dan menyedihkan. Kedua..."

Maya menoleh saat merasa ada yang datang. Ternyata yang datang adalah Wooyoung, idolanya. Kemudian Maya menoleh pada Lucid yang sudah membuka setengah topengnya sehingga bagian bawah wajahnya terlihat, menampakkan betapa menyeramkan 'senyuman' dia sebenarnya.

"...untuk menyembunyikan pikiran aslinya yang sebenarnya lebih jahat"

"Maya..." panggil Wooyoung mendekati Maya.

Cewek itu mencabut salah satu bunga di hadapannya. Sebenarnya, bunga itu adalah tanda bahwa Maya sudah terikat di dunia ini. Terbukti ketika Maya mencabut salah satu bunga tersebut, bunga yang terlihat tidak apa-apa itu berubah menjadi sebuah bunga yang kejam dengan banyak duri di tangkainya, hingga tangan Maya yang memegangnya terluka dan darah segar keluar dari luka tersebut. Kemudian, pemandangan hamparan bunga indah berubah menjadi hamparan bunga penuh duri dan kedua kaki Maya terjerat dengan menyakitkan di dalamnya.

"Saatnya mengucapkan selamat tinggal?" Ucap Maya pada Wooyoung lalu mengulurkan bunga yang dia cabut tadi.

"Maya..." panggil Wooyoung.

"Cepatlah pergi selagi kamu bisa" ucap Maya tulus dan sudah bisa menerima semuanya.

Lucid yang sejak tadi mengawasi saja kini berdiri di belakang Maya, membuka topeng dia sepenuhnya. Wooyoung menatap tajam Lucid saat dia tertawa puas.

"Anggap saja ini sebagai mimpi burukmu, Wooyoung~"

"...tidak" ucap Wooyoung memaksakan tubuhnya yang sudah tertahan oleh bayangan hitam agar tidak mendekat, untuk mendekati Maya yang perlahan memejamkan matanya.

Jika ini hanya mimpi, jangan bangunkan dia terlebih dahulu. Dia benar-benar ingin menyelamatkan Maya.

"Jangan mengganggu" ancam Lucid bersiap menyerang Wooyoung, namun bayangan hitam yang menahannya tersebut menghancurkan serangan Lucid dengan mudah. Dan sosok yang sama seperti Lucid datang.

"Sudah kubilang, berhenti menjadi sok suci!" Geram Lucid menyerang sosok yang sama sepertinya, Lucas.

Lucas menghancurkan kembali serangan tersebut. "Cobalah katakan itu saat kamu bisa mengalahkanku" ucap Lucas.

Dia menatap Wooyoung yang tertegun di tempatnya. "Tunggu apalagi? Selamatkan dia" ucapnya pada Wooyoung.

Sementara Lucid terjerat dalam bayangan hitam milik Lucas, dan jeratan di kaki Maya mengendur, Wooyoung memaksakan dirinya untuk berlari mendekati Maya yang perlahan mulai kehilangan kesadarannya.

"Maya!" Teriak Wooyoung, membuat Maya membuka matanya walau sedikit. Namun itu cukup untuk mengulur waktu tertelannya dia di dalam dunia mimpi dan Wooyoung akhirnya berhasil meraih tangan Maya dan menariknya sebelum dia benar-benar tertarik ke dunia mimpi untuk selamanya.

"Ciumlah dia, untuk membalikkan kutukannya" saran Lucas.

"...apa?"

"Waktu itu dia menciummu bukan? Sebenarnya itu untuk menimpakan kutukanmu padanya, sehingga hanya dia yang terjerat di dunia mimpi. Tapi, jika kamu menciumnya juga, maka kutukan kalian akan hilang"

"Tidak bisakah kamu menggunakan kekuatanmu untuk menghancurkannya?"

"...aku malaikat pencabut nyawa. Mau kubunuh kalian berdua agar kalian tidak terjebak di dunia mimpi?"

"Ahhh, tidak tidak tidak" tolak Wooyoung kemudian.

"...di pipi bukan?"

"...lalu di mana selain di pipi? Bibir?"

....

To be continue...

[✔] Wooyoung | InceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang