Yuk lanjut lagi.....mumpung tanggal merah hari ini aku gak ada jadwal ngajar online lho...jadi masih bisa lanjut lagi, mumpung lanjutan ceritanya udah terbanyang-banyang di kepala, penasaran? Cussss simak ya 🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🤓📖
Sudah hampir 1 minggu lamanya Rika berada di Rumah Singgah Cisara. Sebentar lagi ia harus mengikuti ujian kelulusan di sekolahnya.
Kesehatannya mulai menurun karena ia harus belajar keras, juga karena kondisinya yang sudah mulai merasakan mual dan pusing.
Dia kembali teringat kata-kata Bu Diah, yang menceritakan keadaanya melahirkan anak hasil dari pemerkosaan. Terbersit juga ucapan dokter agus, jika ia ada indikasi medis, kandungannya bisa diaborsi paling lambat 40 hari sejak hari haid pertama.
Rika mulai bimbang, namun keputusan terakhirnya ingin mempertahankan kandungannya itu.
" Rika, terdengar suara lembut memanggilnya", Winda tampak membuka pintu kamarnya
" Kak" , Rika berusaha bangun dari tempat tidur.
" Tiduran saja"
" Kak...Winda, saya bingung", Rika menangis
" Rika ingin cerita?", Tanya Winda tidak memaksa.
" Kakak, saya bingung sekarang, walaupun keputusan saya untuk melahirkan anak ini sudah bulat, saya memikirkan suatu saat ketika ia besar, dan tau hal ini dia akan membenci saya dan membenci hidupnya"
"Sudah..sudah...", Winda memeluk Rika.
" Pusing dan mual sekali kak"
"Jangan memikirkan macam-macam dulu, kesehatanmu lebih penting, kakak suapin ya?" Winda mengambil bubur di meja.
" Gak usah kak, saya bisa sendiri nanti, belum pengen makan"
" Tante, sangat mengkhawatirkan kamu Rik, kemarin tante nelpon nanya keadaanmu, selain itu Doni juga, seperti lain dari biasanya, dia juga katanya selalu nanyain kamu sama tante"
" Iya, bu Wiroto memang baik sekali"
" Doni juga baik, walaupun sifatnya dingin, tapi perlahan dia bisa menunjukkan rasa peduli lho Rika" Winda menambahkan.
" Hmmm"
" Apa dulu saat kamu disana dia tidak pernah bisa menunjukkan rasa pedulinya ke orang lain?"
" Ahhh, itu...ituu"
" Ohhh maaf, jadi nanya Doni sama kamu, mungkin kamu gak deket sama dia, liat saja dia dingin banget kan Rika", Winda tersipu malu.
" Iya, saya tidak dekat dengan Mas Doni".
" Ok, ok...kembali ke kamu aja, kita gak usah bahas Doni, aku sudah berusaha mendekati dia membuat dia merasakan sesuatu, sepertinya butuh waktu"
" Iya kak", Rika merasakan hal aneh dalam hatinya, merasa kurang nyaman setiap Winda antusias menyebut nama Doni.
" Kamu istirahat dulu, ya, nanti sore dokter Feril akan datang, dia dokter kandungan yang akan membantu kamu, besok, kamu bisa memutuskan apapun yang kamu inginkan setelah tau hasil pemeriksaan dokter, tentu saja Tante, sebagai walimu akan datang menemani"
" Oh ya Rika, aku ketemu lagi dengan mereka disini, dan keluarga mereka datang ke rumahku mau jodohin aku sama Doni", Winda tersipu malu " Aku lho belajar psikologi, tapi saat seperti ini aku malah pengen curhat-curhat karena masih gak percaya, masih bingung juga, jadi mungkin aku gak bisa terlalu sering kesini ya Rika"
" Iya ga apa-apa kak", Rika tertunduk lesu, dan bingung sebenarnya harus sedih atau ikut bahagia.
" Rika jangan sedih, disini banyak kakak- kakak relawan yang bisa nemenin kamu, kakak juga mau nemenin Doni, kakak pengen dia mengerti perasaan cinta dan merasakan cinta, bertemu dia lagi, saat kita sudah dewasa membuat hatiku berbunga-bunga, jadi kamu bisa mengerti keadaan ini kan?"
" Iya kak, ga apa-apa, semoga semuanya lancar ya!"
" Makasi Rika", Sebelum pergi Winda kembali memeluk Rika dengan perasaan bahagia.
...............
Malam hari, Rika masih terbaring lemas, mendengar cerita Winda yang bahagia dijodohkan, sebenarnya membuat ia sedikit lega, karena BunWiroto akan mendapatkan menantu idamannya, yang artinya ia akan bisa menjauh dari Doni. Pikiranya melayang dan sampai malam semakin larut belum juga ia berniat menyentuh makanannya padahal sore hari ia sudah cukup lelah menjalani pemeriksaan kandungannya dengan dokter Feril.
Kembali jendela kamarnya seperti ada yang mengetuk, dan ia tahu itu pasti Doni. Rika menutup kepalanya dengan selimutnya, berusaha tidak mempedulikannya, tapi semakin ia berusaha semakin tidak sanggup.
"Mas, kan saya sudah bilang gak usah kesini lagi!", Rika membuka tirai, setelah satu jam Doni mengetuk-ngetuk jendela.
" Buka Rika, tolong buka"
" Jangan buat keributan disini!", Rika membuka jendela.
" Rika, mama bilang kamu sakit dan besok baru bisa jenguk kamu"
" Saya baik-baik saja!"
"Baik- baik saja?" Doni melihat sekeliling kamar, " ini apa, makanan ini tidak tersentuh sedikitpun"
" Sejak kapan Mas Doni begini?"
" Sejak aku sadar aku mencintaimu!"
"Mas, gak usah bicara cinta, Mas gak mengerti apa itu cinta, buktinya apa, apa yang terjadi sekarang?"
"Aku ga butuh siapa-siapa Rika, aku membutuhkan kamu, kamu saja" Doni memengang tangan Rika, dan baru pertama kali ini ia merasakan kesedihan dan mengekspreskannya"
" Iya saya percaya, saya percaya Mas Doni berubah, tapi gak mungkin saya kembali, gak mungkin bisa Mas"
"Kamu terlalu lelah,
, berbaring dan makan dulu, apa kamu mau menolak permintaanku yang ini juga, biasanya apa yang aku minta kamu turuti, sekarang aku cuma mau kamu makan dan kembali sehat"" Iya, Mas" Rika menangis terharu, hal yang sangat berat ia rasakan, perasaan benci kepada seorang pemerkosa yang berubah menjadi cinta yang tulus setelah ia melihat orang di depannya benar-benar mencintainya dengan tulus tetapi tidak bisa mengungkapkannya.
" Apa kamu mau maafin aku Rik, kamu jadi korban pemerkosaan, aku pelakunya"
" Iya Mas saya sudah maafin mas, saya iklas, saya yang salah tidak mengerti keadaan Mas" Rika mengangguk-anggukan kepalanya sambil menangis.
"Ayo, makanlah sedikit saja"
Rika membuka mulutnya, Doni menyuapi Rika, memberinya minum dan merawatnya dengan baik.
" Mas, sekarang Mas pulang, saya sudah makan, mas sudah senang bukan?"
" Belum, aku mau liat kamu besok pagi bangun dan benar-benar sehat"
"Saya baik-baik saja", pulang Mas nanti ibu bingung nyari Mas.
" Aku mau nemenin kamu disini Rika"
" Mas, saya tau mas sudah bisa merasakan cinta tapi sekarang orang yang mas cintai yang salah, seharusnya itu bukan saya"
"Hanya kamu yang bisa membuat aku seperti ini, salah ? Apanya yang salah?"
" Mas, saya tidak pantas ada disisi Mas, saya sanggup menjalani hidup saya dengan anak ini nanti, saya yang tidak sanggup melihat keluarga Mas hancur karena saya, kita ini beda, Mas juga dijodohkan sama Kak Winda kan?"
" Aku gak bisa Rik, apa kamu mau aku nikah sama Winda?" Doni menatap mata Rika, " Dan aku juga gak mau untuk menutupi pemerkosaan ini, agar anak ini punya ayah , suatu saat kamu bersedia menjadi istri Dokter itu"
" Tolong mengerti keadaan ini, dengan mengungkap mas Doni yang memperkosa saya, lalu kemudian kita menikah, itu akan membuat malu keluarga Mas, Mas sudah tau apa itu malu mas?" Rika membalas dengan nada tinggi " apa kita harus belajar lagi yang mana namanya malu?"
Doni menyentuh kening Rika " badan kamu panas Rik, kamu terlalu lelah sendiri, itu semua karena aku, jadi mohon biarkan aku selalu bersama kamu, tolong katakan aku cuma ingin tau kamu mencintai siapa?"
" Tidak ada Mas" Rika menyembunyikan perasaannya.
" Aku apa dokter Agus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TULUS (Tamat✔️)
General FictionRika diperkosa oleh Doni. Bagaimana Rika menghadapi hari-harinya setelah menjadi korban pemerkosaan? Siapa yang mampu memberi cinta tulus ? Rika " dokter saya tidak ingin menjadi pembunuh, dan saya juga tidak ingin membuat orang-orang di sekitar sa...