8. Our Precious Moment

1K 137 5
                                    

"your eyes as deep as the ocean."

~♥~


"Kak, kita mau kemana?"

Jeongguk tidak terlalu mengenal daerah yang ia lewati sekarang. Daerahnya sangat asing dimana tiap sisi jalan hanya ada pemandangan hijau dengan rumah-rumah yang tak terlalu rapat dan tidak penuh sesak seperti di Seoul. Jeongguk menyukainya sangat. Bagaimana pohon kelapa melambai seakan menyapa kedatangannya dan Taehyung yang sekarang tengah berboncengan ketujuan yang Jeongguk tidak tahu.

Meskipun Jeongguk tidak tahu kemana tujuan mereka sekarang, tapi Jeongguk percaya kalau tempat ini bukan tempat yang buruk, karena selama ia mengenal Taehyung hampir tiga minggu ini, laki-laki didepannya itu memiliki selera yang luar biasa. Dari segi musik, buku, film. Dan bagaimana cara Taehyung memandang suatu hal, Jeongguk takjub.

"nggak diculik kok, Gguk. Tenang aja." Taehyung terkekeh, sedikit memiringkan kepalanya agar suaranya didengar Jeongguk.

Jeongguk menyondongkan badannya kedepan, berusaha mendengar tiap kata yang keluar dari bibir Taehyung mengingat keduanya sama-sama memakai helm. "tau, cuma nanya aja. Nggak boleh?"

"boleh kok, tapi nggak mau ngasih tau. Biar surprise, nggak apa-apa kan, hm?"

Jeongguk menatap Taehyung dari kaca spion, begitu juga sebaliknya. Jeongguk lalu mengangguk, "iya. Mau kok ini dibawa kemana-mana. Biar yang kemaren punya hutang lunas."

"yakin mau dibawa kemana-mana?"

"mau." Jeongguk mengangguk mantap.

"ke pelaminan mau?"

Jeongguk otomatis memukul perut Taehyung yang daritadi ia peluk itu. Iya, dia memeluknya sejak mereka mulai mengendarai motor. Kata Taehyung agar aman. Sudah tahu itu akal-akalan Taehyung, tapi Jeongguk tetap menuruti. Terasa lucu saja.

"idieeeeh. Kuliah yang bener. Nikah nikah mulu lo."

"emang siapa yang nikah?"

"lah? Kan lo ngajak gue kepelaminan kak?"

"orang kepelaminan temen kok."

Jeongguk memukul kecil pelan perut rata Taehyung. Jeongguk sedikit mengusapnya, entahlah ia gemas saja dengan perut Taehyung.

"berarti kalau udah selesai kuliahnya? Mau?"

"mau."

"yakin mau nih?"

"yakin, diajak kekondangan kan?" Jeongguk terkekeh menyembulkan dua gigi kelinci yang sangat sangat sangat menggemaskan bagi Taehyung. Rasanya ingin beri banyak hal agar Jeongguk sering-sering menunjukkannya.

Atas jawaban Jeongguk, Taehyung memutar bola mata. Pura-pura kesal.

Jeongguk melirik "marah ya?"

Tidak ada jawaban, ia lalu memilih mengistirahatkan dagunya dibahu lebar Taehyung. Menutup matanya sembari menarik nafas dalam-dalam. Menikmati sejuknya siang menuju sore didaerah ini.

Taehyung tersenyum, tangan kirinya terangkat demi mengusap pipi tembam Jeongguk. Jeongguk tersenyum merasakan tangan hangat Taehyung menyapa kulit pipinya dengan mata yang tertutup. Semuanya mendukung Jeongguk untuk tertidur.

"ngantuk ya?"

"dikit. Soalnya dielus."

"maaf nggak bawa mobil, mobilnya dibengkel. Coba kalau bawa mobil, Jeongguk bisa tidur."

Jeongguk membuka mata, menegakkan tubuhnya dan cemberut. "enak pakai motor tau, kalau naik mobil terus tidur kan nggak tau gimana pemandangannya terus juga--"

Our Story [KTH&JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang