Bab 8 (Claimed me)

26.9K 4.2K 236
                                    

Haiiiiii aku baru muncul.. hahahhaha maaap yaa..... VOTE KOMEN  yang buanyaaakkk jangan lupaa wakakakkakakakka


"Tidurlah." Arsen membuka pintu kamar Alaya dan menodorong tubuh Alaya masuk ke dalam, lalu dengan berat hati, Arsen keluar dan menutup pintu kamar Alaya.

Alaya sendiri hanya berdiri mematung menatap pintu di hadapannya yang sudah tertutup. Jantungnya masih berdebar-debar seperti nyaris meledak hingga membuat Alaya dengan spontan mendaratkan telapak tangannya di dadanya. Ya Tuhan! Perasaan apa ini?

Sedangkan dibalik pintu, Arsenpun masih berdiri membatu menatap pintu tertutup di hadapannya. Dia menginginkan Alaya, dia rindu menyentuh perempuan itu dengan segenap gairahnya. Tapi dia harus bersabar dan pandai-pandai mengendalikan diri dan nafsunya. Alaya, mungkin tak sulit ditakhlukkan, karena Arsen juga merasakan bahwa Alaya bisa dengan mudah terpancibg gairahnya. Hanya saja, bukan hanya gairah itu yang Arsen inginkan. Arsen ingin Alaya membalas cintanya, dan mereka saling mencintai satu sama lain.

Arsen memejamkan matanya dan menghela napas panjang. Bagaimana caranya membuat Alaya segera membalas cintanya?

****

Bab 8

-Claimed me-


Pagi itu, Alaya bangun lebih siang dari sebelum-sebelumnya. Karena semalaman dia tidak bisa tidur dan baru bisa tidur ketika pagi menjelang. Tentu saja pikiran Alaya jatuh pada sosok Arsen. Ketika dirinya bangun, Alaya segera menuju ke kamar mandi, membersihkan diri dan mengganti pakaiannya sebelum dia keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur yang menjadi satu dengan ruang makannya.

Di sana, Arsen sudah menunggunya. Pria itu bahkan sudah menyiapkan sarapan untuknya, membuat Alaya tampak terpana melihatnya. Bagaimana tidak, seorang pria super tampan menunggunya di meja makan dan pria itu tampak tersenyum lembut padanya.

"Hai, sudah bangun?" sapa Arsen dengan lembut.

"Uum, ya." Jawab Alaya sedikit kaku.

"Duduklah, aku sudah membuatkan nasi goreng."

"Ehh, kamu... nggak siap-siap ke kantor?' tanya Alaya ketika dirinya sudah duduk. Alaya hanya ingin suasana diantara mereka tidak menjadi canggung, karena itulah Alaya menanyakan pertanyaan tersebut, padahal jelas-jelas Alaya melihat bahwa Arsen saat ini sudah rapi mengenakan kemejanya lengkap dengan dasi yang melingkari lehernya.

"Kerja, tapi aku akan memastikan bahwa kamu sudah sarapan." Jawab Arsen, lalu dia mengamati Alaya dan bertanya "Kamu, juga mulai kerja lagi hari ini?"

"Ya, aku tidak bisa meninggalkan kantor terlalu lama."

Arsen mengerti, dia mengangguk lalu berkata "Aku ngerti, aku akan mengantarmu nanti."

"Ehh... aku... bisa berangkat sendiri."

"Itu dulu. Mulai hari ini, aku yang akan mengantar jemput kamu saat pergi dan pulang ke kantor."

Alaya menela ludah dengan susah payah. Baiklah, rupanya, Arsen ingin menyaingi keposesifan Daddy dan kedua adik kembarnya. Tapi... entah kenapa, Alaya malah merasa nyaman dengan hal itu? Apa yang terjadi dengannya?

****

Arsen benar-benar mengantar Alaya hingga sampai di kantor Alaya. Tak banyak yang mereka bicarakan saat mereka sarapan pagi dan ketika mereka dalam perjalanan menuju kantor Alaya. Lebih tepatnya, Arsen yang banyak bertanya, sedangkan Alaya sepertinya masih canggung dengan hubungan baru mereka.

Princess AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang