Chapter 01: Work Box

4.8K 504 127
                                    

Ahh... Ahhh.. Fuck baby ahhh...!!

Sasuke menegakkan kepalanya dan dengan rasa ketidakmanusiaan ia melemparkan sebuah bantal dengan gambar wajah Mia Khalifa pada kepala kuning Naruto yang kuningnya bagi Sasuke terlihat seperti kotoran.

"Bisakah Kau tidak menonton film seperti itu di saat bersamaku?!" ucap Sasuke kesal membuat Naruto berdecak kesal sambil mengelus kepalanya yang dilempar bantal dengan wajah Mia Khalifa kesayangannya oleh Sasuke.

"Salahmu kenapa Kau tidur di apartemenku? Ini apartemenku, aku bisa melakukan hal apa saja yang kuinginkan!" ucap Naruto sedikit berteriak membuat Sasuke mendesis mendengarnya.

Sasuke pada akhirnya memilih acuh dan mengambil ranselnya di atas tumpukan pakaian Naruto lalu keluar dari kamar mengerikan itu dengan berjinjit dan hati-hati sebab ada banyak ranjau kotor di sana. Naruto adalah makhluk terjorok yang pernah Sasuke kenal dan sialnya ia harus mengakui jika laki-laki itu adalah sahabat baiknya. Andai saja semalam ia tak bertengkar dengan sang kakak mungkin ia tidak akan pernah melarikan diri ke tempat bak pembuangan sampah yang di tinggali oleh sahabat baiknya itu.

"Teme...!!! Kemana?" teriak Naruto membuat Sasuke yang tengah menutup pintu kamar pria itu berdecak kesal.

"Kuliah," ucap Sasuke singkat lalu pergi meninggalkan apartemen itu mengabaikan suara Naruto yang menitip absen padanya.

Sasuke pergi ke kampus dengan mengendarai motor sport berwarna hitamnya dan karena letak apartemen Naruto dengan kampusnya tidaklah jauh, ia hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai. Sasuke memarkiran motornya di parkiran kampus lalu turun dari motornya. Ia nampak berjalan pelan menuju gedung fakultasnya.

Sasuke tersenyum tipis ketika melihat perempuan dengan rambut merah muda panjang dan indah nampak tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya, berlari ke arahnya lalu memeluk tubuhnya dengan begitu menggemaskan hingga tangannya terulur untuk mengelus kepala merah muda itu.

"Aku merindukanmu," ucap perempuan bernama Sakura itu sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah Sasuke dari bawah karena ia sedikit lebih pendek dari Sasuke.

"Hn," ucap Sasuke gemas sambil mengacak helaian merah muda perempuan itu dengan gemas hingga Sakura melepaskan pelukannya dengan tawa.

"Kudengar Kau bertengkar dengan Kak Itachi? Bibi menghubungiku semalam, ia bertanya apa Kau menginap di tempatku," ucap Sakura membuat Sasuke menatapnya. Bukannya menjawab pertanyaan itu, Sasuke justru mengandeng tangan mungil milik Sakura untuk berjalan bersamanya sementara Sakura tak ingin lagi bertanya masalah itu, jika Sasuke diam itu berarti laki-laki itu tak ingin membahasnya lagi.

"Bagaimana tugas kuliahmu?" tanya Sasuke membuat Sakura menghembuskan nafasnya kasar.

"Entahlah, aku ingin menjadi dokter tapi rasanya sangat membosankan sampai rasanya aku ingin keluar saja dan berhenti," keluh Sakura sambil merapatkan tubuhnya pada lengan Sasuke seolah tengah bergelayut manja.

"Keluar saja, aku suka keluar," ucap Sasuke membuat Sakura mengerutkan keningnya lalu menatap wajah pria itu.

"Apa?" tanya Sakura.

"Aku suka keluar di dalam," ucap Sasuke membuat Sakura memelototinya ketika ia mengerti arah pembicaraan Sasuke sudah berbeda.

"Dasar mesum," ucap Sakura melepaskan gandenganya tangan Sasuke lalu berdiri menghadap laki-laki itu.

"Belajarlah dengan giat, aku akan menemuimu usai kelas," ucap Sasuke sambil mengecup singkat kening Sakura membuat perempuan itu mengangguk.

Keduanya pun berbalik dan berjalan dengan berbeda arah meninggalkan ke tiga pria bernama Kiba, Lee dan Chouji yang duduk di taman kecil dengan dinding terbuat dari semen yang rendah. Ketiga pria itu nampak melebarkan mulut mereka melihat sang Uchiha mencium kekasihnya dengan tidak tahu tempat bahkan di depan mereka yang hanya berjarak empat puluh lima sentimeter.

Waktu pun berlalu seusai kelas Sasuke menemui Sakura dan pergi ke apartemen perempuan itu untuk menghabiskan waktunya. Ketika tiba, Sasuke segera menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk milik sang kekasih. Akhirnya ia bisa berbaring di kasur empuk karena kasur Naruto begitu keras dan bau membuat Sasuke harus membentang kain yang ia bawa dari rumah, membentangkannya di lantai setelah lantai itu ia bersihkan. Sungguh, ia merasa seperti gembel ketika ada di rumah Naruto.

"Cuci tangan dan kaki dulu," rengek Sakura sambil menarik-narik kedua tangan Sasuke yang sudah malas untuk beranjak.

"Diamlah, jangan bergerak. Kau membuat kasurnya bergoyang dan ranjangnya berdecit," ucap Sasuke membuat Sakura benar-benar diam. Apalagi yang harus ia lakukan jika mulut mesum Sasuke sudah mengeluarkan kalimat mesum yang berasal dari otak mesumnya, lebih baik diam atau ia benar-benar akan diterkam. Meskipun Sasuke adalah anak ayam yang imut di mata Sakura tapi percayalah pria itu bisa menerkam seperti singa.

"Buatkan aku pesawat," ucap Sakura membuat Sasuke terdiam sejenak mendengar permintaan Sakura.

Sasuke pun menekuk lututnya membuat Sakura begitu girang untuk naik ke atas kasur hingga ia memposisikan bagian bawah perutnya di atas telapak kaki Sasuke.

"Tangan," ucap Sasuke membuat Sakura buru-buru menggenggam kedua tangan Sasuke.

Sasuke pun menggerakkan lututnya membuat tubuh Sakura bergerak naik turun hingga perempuan itu nampak tertawa begitu bahagia sementara Sasuke tersenyum tipis. Tiba-tiba tubuh Sakura sedikit bergeser dan oleng membuat ia jatuh ke sisi kasur tepat di bagian ujung.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sasuke buru-buru menghampirinya dan memeluknya dari belakang sementara Sakura nampak mengangguk.

"Apa itu?" tanya Sasuke ketika ia melihat sebuah kotak di sudut kamar Sakura membuat Sakura juga menatapnya.

"Kotak kerja ayahku. Aku tidak pernah membukanya, penasaran juga apa isinya," jelas Sakura membuat Sasuke terdiam.

"Ayo buka," ajak Sasuke membuat Sakura mengangguk hingga Sasuke melepaskan pelukannya pada tubuh Sakura.

Sakura mengambil kotak itu lalu duduk bersama Sasuke di atas karpet berbulu di kamar perempuan itu dan mulai mengeluarkan isi kotak kerja itu. Terdapat banyak barang di sana hingga Sakura melihat sebuah ponsel kuno ada di sana.

"Wah ini kan ponsel lama, apa masih bisa berfungsi ya?" ucap Sakura sambil menekan tombol power pada ponsel itu.

'Siapa Kau?'

Suara itu langsung keluar ketika ponsel itu menyala, seperti panggilan telpon yang segera terhubung membuat Sasuke dan Sakura saling pandang.

"Siapa Kau?" tanya Sasuke sambil menutup kamera ponsel itu, takut-takut orang yang menelpon itu bisa menyadap kamera ponsel itu.

'Kami akan melacak lok-'

Sebelum sosok misterius yang entah berasal dari mana itu bicara, Sasuke sudah terlebih dahulu mematikan ponselnya dan mencabut baterai ponselnya.

"Sasuke mereka siapa?" tanya Sakura ketakutan sambil mengguncangkan tubuh Sasuke membuat Sasuke menatapnya.

"Jangan terlalu dipikirkan, aku bersamamu," ucap Sasuke sambil menatap emerald Sakura yang nampak ketakutan.

"Dia bilang akan melacak, mereka melacak kita!" ucap panik Sakura hingga Sasuke memeluknya.

"Tenanglah, aku bersamamu. Tak akan kubiarkan orang lain menyakitimu, percayalah," ucap lembut Sasuke sambil mengusap punggung Sakura.

'Siapa orang tadi,' batin Sasuke penasaran.

Secret FileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang