I

27.8K 1.1K 309
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"Surprise!"
Family | Brothership | Drama | Comedy
Chara : All Elemental
a story written by Zevuar
© July 2020

Keenam saudara itu tampak berkumpul di ruang tengah sembari fokus dengan kegiatannya masing-masing. Sang kakak tertua sedang merebahkan tubuhnya di sofa dan menikmati acara favoritnya. Ketiga pembuat onar sedang fokus bermain game di ponselnya masing masing. Sang bungsu tengah sibuk dengan laptop yang berada di pangkuannya. Serta satu lagi sedang menikmati alam mimpinya.

"Kalian yakin?" tanya pemuda pemilik iris ruby itu.

"Kami yakin, lagi pula ini semua untuk dia 'kan?" kata pemuda dengan kacamata visor yang menutupi iris silver miliknya.

"Tapi apa yang kita lakukan itu akan membuatnya sangat sedih," sahut pemuda pemilik iris hijau emerald itu.

"Aku tidak ikut campur," kata pemuda iris biru aquamarine yang masih tetap memeluk boneka paus miliknya.

"Semua harus ikut, tidak ada pengecualian," kini pemilik iris jingga itu berbicara.

"Aku setuju, sesekali kita lakukan ini untuk dirinya," sang pemilik iris biru shappire itu berkata.

"Terserah kalian saja, akan kupastikan kalian tidak akan sanggup melihatnya seperti itu," sang pemilik iris ruby itu perlahan berdiri dan menuju ke kamarnya. Meninggalkan saudaranya yang lain di ruang tengah itu.

Rencana dimulai!

❅❅❅❅❅

Hari pertama - Halilintar

"Nghh..."

Lenguhan pelan dari Gempa sayup-sayup terdengar di antara heningnya pagi ini. Dia terbiasa bangun lebih awal untuk membuatkan sarapan bagi dirinya dan keenam saudaranya. Suara gemeretak tulang-belulang terdengar jelas saat dirinya beranjak bangun dari kasurnya. Dia merapikan kasur itu lalu menuju ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual paginya. 15 menit berlalu, dia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dan buru-buru menuju dapur.

Dia memakai apron pink kebanggaannya, sembari bersenandung kecil dia memanaskan teflon untuk membuat roti bakar karena akan terlalu banyak memakan waktu jika menggunakan pemanggang roti. Dengan lincah dia mengoleskan margarin di teflon itu agar roti panggangnya lebih wangi, tidak lupa juga dia memanaskan teko untuk membuat cokelat panas untuk seudaranya. Hari ini dia tidak mau membuat sarapan yang terlalu berat, selain karena dia masih lelah dengan urusan OSIS, dia juga tidak mau saudaranya sakit karena makanan dengan kadar kolesterol yang tinggi.

Secepat mungkin dia menyiapkan sarapan. Sebentar lagi subuh. Dengan lincah dia membolak-balikkan roti itu agar tidak gosong di satu sisinya. Dia juga mengoleskan selai kacang pada roti yang telah selesai lalu meletakkannya di piring. Setelah selesai, dia membuat cokelat panas, terkhusus untuk Thorn, Gempa menambahkan sedikit lebih banyak bubuk cokelat dan tambahan ekstra gula, dia tidak mau mendengar rengekan Thorn untuk meminta tambahan gula agar minumannya terasa lebih manis.

"Oke, sudah siap semua. Tinggal salat subuh."

Gempa melepas apronnya dan beranjak naik ke atas menuju kamarnya yang berbagi dengan Halilintar dan Taufan. Tetapi, satu hal yang membuatnya khawatir, sang sulung sejak kemarin belum pulang dan tidak mengabari Gempa sedikitpun. Berulang kali Gempa mencoba menghubungi Halilintar, tetapi hasilnya tetap nihil. Semoga Halilintar baik-baik saja.

❅❅❅❅❅

Halilintar juga belum kembali. Gempa makin khawatir, bahkan dia tidak sempat sarapan hanya karena memikirkan Halilintar.

Chaos - Oneshot Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang