VOTE ✨
COMENT✨
FOLLOW ME✨•••
"Karena sekarang udah malem abang sama kakak tidur yuk" Daniel beranjak dari sofa langsung mengangkat kedua anaknya.
"masih mau main sama Daddy" rengek Seora
"kakak ini udah jam sembilan loh" Jihyo mematikan televisi.
"besok kita jalan jalan deh, Daddy janji" Daniel jongkok di depan pintu kamar mereka berdua, ngaitin jari kelingking.
"Iya loh janji, Daddy gak boleh ke luar negeri lagi, Seora belum bilang terimakasih sama Stefy" ucap Seora lugu.
"iya sayang janji, udah yuk tidur" Daniel menaruh kedua anak itu dikasurnya masing masing.
Daniel mematikan lampu kamar dan mennggantinya dengan lampu tidur dengan cepat, menurunkan suhu ac menjadi 21 seperti yang dilakukan Jihyo, Daniel tahu semuanya.
Daniel tersenyum pada Jihyo yang sedang meminum kopi di meja cafe yang sengaja dia letakan di dekat dapur, duduk disampingnya dengan rasa canggung.
"Susah ya? Besarin mereka berdua?" tanya Daniel merebut Kopi dari cangkir Jihyo.
"tidak, aku menikmati semuanya" Jihyo senyum memandangi Daniel yang meminum kopinya sampai habis.
"Terimakasih, kalau kau tadi sedikit kaget saya minta maaf ya" ucap Daniel.
"eh ngga papa, biar Seora sama Seojun gak sedih kan?" Jihyo tersenyum.
"nggak juga, modus dikit" Jihyo menatapnya sinis
"beraninya kau" Jihyo mengangkat tanganya untuk berpura pura mencekik leher Daniel.
"saya cuma bercanda" mereka berdua tertawa bersama.
Nayeon sengaja menjauh dengan tidur duluan dengan alasan kelelahan melandanya sejak tadi siang, padahal dia sengaja meluangkan waktu untuk mereka berdua berbicara lebih.
"saya mau mengatakan beberapa hal, tapi sepertinya Seora dan Seojun tidak bisa mendengarnya, jadi saya tunggu di kamar" Daniel memasang wajah datarnya lalu masuk ke kamar Jihyo dengan santai.
"Aish yak!" Jihyo melotot dan melemparkan serbet tetesan kopinya tadi kearah wastafel.
Kedua sudut bibir Jihyo terangkat, dia juga tak tahu pasti apa yang terjadi, kekhawatiran tentang Seora dan Seojun mereda.
"Mommy" ucap Daniel sambil tertawa saat Jihyo memasuki kamarnya.
"kenapa memanggilku begitu, aku kurang pantas?" tanya Jihyo sinis
"tidak, lebih pantas dengan nyonya Kang" Daniel tersenyum.
"beraninya menggodaku, padahal kau baru bertemu denganku" jawab Jihyo sambil tertawa.
"Tidak , saya melihatmu dari Semua pengharum ruangan di rumah ini" ucap Daniel santai.
"maksudmu?" tanya Jihyo bingung
"Semua pengharum ruangannya ada kamera, aku yang mengirimkannya untuk memantaunya secara langsung" ucap Daniel sambil berjalan kearah pengharum ruangan.
Dia melambaikan tangannya lalu tersenyum, dia membuka handphonenya lalu menunjukan dimana adanya dia yang sedang bediri di hadapan kamera.
"woah gila, Kau mengintipku kalau begitu sinting" ucap Jihyo galak.
"tidak, saya akan membuka kameramu ketika asistenku yang perempuan sudah bilang aman" jawab Daniel sambil menggaruk tengkuknya.
"jadi kau melihat pergerakanku?" tanya Jihyo.
"Suaramu, tangisanmu di malam hari karena tidak mendapatkan ASI pengganti, senyumu ketika Seora dan Seojun pertama kali masuk sekolah, tangisanmu terakhir kali waktu bilang pada Nayeon aku akan pulang" Jihyo tertegun.
Kalau sebelumnya dia sama sekali tidak tahu siapa bapak dari Seora dan Seojun ini beda lagi ceritanya, Orang itu seperti disamping Jihyo selalu.
Secara tidak langsung Daniel yang mengenal Jihyo lebih dekat, lebih langsung, Lelaki itu pantang tidur sebelum menonton semua tayangan keluarga kecilnya di Korea.
"maafkan Nayeon, dia memang merepotkanmu" ucap Daniel.
"kau yang merepotkanku" Jihyo tertawa.
"kau ingat temanku tadi pagi?" tanya Daniel lalu duduk di atas kasur.
"Mark?" ah, Ayah dari teman Seora yaitu Stefy.
"dia sahabatku, dia yang memantau dan meminta data tahunan Seora dan Seojun di sekolah" ucap Daniel lalu menjatuhkan dirinya diatas kasur.
"lalu kenapa dia bilang aku istrimu?" tanya Jihyo penasaran.
"oh ya?, maafkan mungkin dia menggodamu" Daniel tertawa.
"Bedebah" Jihyo menarik bantal disampingnya dan melempar ke kepala Daniel.
"saya tidak pernah mendengarmu mengucapkan itu" Daniel duduk dan menatap Jihyo.
"gila kalau aku mengucapkannya di depan anakmu" Jihyo senyum terus masuk ke kamar mandi di kamarnya.
"kau akan meninggalkan pria sendirian di kamarmu?" Teriak Daniel dari luar.
"PERGI KAU" ucap Jihyo kesal.
Jihyo kembali dengan baju tidur, Daniel yang bermain ponsel langsung mengalihkan pandanganya, tersenyum dan terus memandangi Jihyo.
"tuan Kang" Ucap Jihyo sambil menunduk.
"Hyo"
"kau memanggilku begitu?" jawabnya malas.
"nyonya Kang?" Ucap Daniel.
"tutup mulutmu, aku mengantuk" Jihyo menarik tangan Daniel
"apa kata Anaku jika orangtuanya tidak tidur bersama?" ucap Daniel mengangkat alisnya.
"aku bukan istrimu, keluarlah sebelum Nayeon menggebrak pintu kamarku" ucap Jihyo kembali menarik tangan Daniel.
"apa perlu kuusir adiku hm?" tanya Daniel lalu memeluk pinggang Jihyo.
Daniel menaik turunkan alisnya dan tanganya yang sengaja untuk mengelus rambut Jihyo.
"KANG DANIEL YAK! -" ucap Jihyo sambil menjauhkan dirinya.
"MOMMY, DADDY, Seora takutttt"
Jihyo menelan ludahnya lalu membuka pintu, terimakasih Seora dan Seojun yang sudah mau membantunya.
"Iya kenapa sayang?" tanya Jihyo sambil membenarkan beberapa rambut dan bajunya.
"Abang sama kakak takut soalnya aunty setel lagu lingsir wengi" ucap Seojun langsung masuk kamar dan bersembunyi di balik selimut.
"wah Aunty Nayeon emang gak punya kerjaan ya kak" Daniel menggendong seora untuk masuk ke kamar Jihyo.
Jihyo menutup pintunya dan masuk kembali kedalam kamarnya.
"tidur ya tapi, besok katanya mau jalan jalan" ucap Jihyo lalu mematikan lampu kamarnya.
Seperti ini rasanya memiliki keluarga kecil?, Jihyo senang
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi Total] (Bu)kan Mommy twins - Daniel • Jihyo
De TodoJihyo galak banget, tapi sama twins udah bersahabat, apa karena itu anaknya Daniel? Apa harusnya jihyo gak usah nerima twaran Nayeon waktu itu buat ngerawat dua bayi? Terlanjur Kang Seora sama Kang Seojung terlanjur panggil Park Jihyo dengan sebutan...