17

339 19 0
                                    

Hari ini Rena sudah diperbolehkan pulang dengan membawa Maura juga bayi mungil yang enyah kenapa bisa menghangatkan hatiku. Sampai dirumah aku meletakkan keperluan Maura dikamarnya Rena, ya karena kami memang belum tidur sekamar.

Aku masuk kekamarku dan berganti baju tapi saat keluar kamar mandi aku terkejut melihat Rena yang menidurkan Maura dikasurku. Rena juga ikut merebahkan badan disebelah Maura dan sesekali memainkan hidung bayi mungil itu.

"Sa sayang kenapa disini tidurnya?" Tanyaku

"Ssstttt jangan berisik"

"Oohh iya maaf, aku kebawah dulu ya ketemu papi"

"Rev... malam ini aku tidur disini ya" mendengar kata-katanya tertegun dan sedikit lama mencernanya lalu aku menganggukkan kepala tanda setuju

Dibawah masih ada papi mami dan juga ibunya Rena. Saat kutanya ternyata ayah sedang ada urusan pekerjaan. Aku mengobrol segala hal dengan kedua orang tua kami. Membicarakan hal ringan dan sampailah ketopik Rena dan Maura.

"Semoga keadaannya membaik ya setelah ini Rev, tapi papi tetap bangga sama kamu nak" ujar papi

"Iya semoga pi" jawabku

"Masalah Indra papi sudah membereskan jadi kamu ga usah khawatir, fokus saja apa yang seharusnya kamu kerjakan"

"Ya munhkin sementara waktu aman pi"

"Sudah-sudah kok jadi bahas masalah itu sih, kita kan berkumpul karena bahagia papi" kata mami

"Bu menurut ibu bagaimana sikap Rena selanjutnya ke Revan?" Tanyaku pada ibunya Rena

"Ya seperti yang kamu tau mungkin Rena juga berusaha yang sama denganmu" jawab ibu dan tersenyum

Sebulan berlalu aku kembali disibukkan dengan pekerjaan kantor. Tetapi sebisa mungkin tidak melupakan kewajibanku sebagai suami dan juga seorang ayah. Begitu juga dengan Rena yang memang sedikit berubah yang dukunya cuek sekarang sudah mulai cerewet kalau aku pulang telat.

Saat sampai rumah tujuanku yang utama adalah bertemu dengan Maura bayi mungil itu. Aku menggendongnya walaupun sedang tidur dan itu juga sering kali membuat Rena geram dan memarahiku.

"Mandi dan ganti bajumu dulu Revan..." suara Rena dari arah pintu

"Ehehehe kangen sayang sebentar aja ya"

"Tidur diluar aja sana" Rena memarahiku yang masih saja banyak alasan

Sekrang kami berdua benar-benar sudah tidur sekamar dan tidur dikasur yang sama tidak ada pembatas sama sekali. Maura kadang tidur ditengab-tengah kami tetapi lebih sering tidur dibox bayi yang aku letakkan bersebelahan langsung dengan kasur.

Setiap malam Maura pasti terbangun entah karena lapar atau karena popoknya basah. Saat Rena bangun aku juga terbangun menmaninya sampai Maura tertidur lagi.

Siang ini saat berada dikantor aku merasa sedikit pusing dan memutuskan untuk kembali pulang kerumah. Saat tiba dirumah aku tidak langsung naik kekamar. Aku merebahkan badanku disofa ruang tamu.

Entah berapa lama aku tertidur disofa, saat terbangun karena suara tangisan Maura. Aku berdiri dan menuju dapur mengambil minum terlebih dulu.

"Bi... Rena sudah makan belum?" Tanyaku yang melihat bibi sedang membereskan cucian piring

"Sudah tadi den, sebelum den Revan pulang" jawab bibi yang membantu membersihkan rumah

Aku melemaskan otot dan berjalan menuju kamarku. Maura masih memangis lalu Rena menoleh kearahku. Aku mengerti maksudnya dan mendekat ke kasur lalu mengvendongnya sebentar dalam dekapanku. Tidak lama setelah aku gendong tangis Maura berhenti dan aku kembali menidurkan diatas kasur.

"Maaf ya aku ketiduran dibawah tadi" ucapku pada Rena

"Aku kebawah dulu, habis kamu madi susul aku dibawah ya" ucapnya

Setelah selesai mandi aku turun kebawah. Melihat Rena sedang menyiapkan makan malam untukku. Aku menarik kursi dan duduk sambil memperhatikannya sibuk. Setelah menungggu kini sudah ada masakan dan juga sepiring nasi hangat. Aku memakannya berdua dengan Rena karena aku memaksa juga.

"Makasih ya sayang padahal suruh bibi aja gapapa kan seharian kamu capek ngurus Maura" ucapku

"Biar aku belajar melaksanakan kewajibanku sebagai istri" ucapnya dengan melihat kearahku

Aku sempat gak percaya dengan apa yang aku dengar, Rena mengucapkan kata istri. Aku menatapnya penuh arti yang mendalam. Karena aku menatapnya Rena tersenyum dan pipinya merah merona.

"Suka banget sih bikin orang GR" celetuknya

"Bikin GR istri sendiri ga dosa kok sayang" balasku tak kalah menggodanya

"Kamu nyebelin juga ternyata ya...."

"Biar nyebelin juga aku cinta sama kamu" aku mengatakannya lagi dan membuat reaksi Rena berubah

"Rev...."

"Iya iya aku tau kok, aku ga maksa kamu bisa secepatnya balas perasaan aku.. cukup dengan kamu tinggal disini berdua sama aku aja, aku udah bahagia apalagi dengan adanya sicantik Maura.." dengan menyebut nama bayi imut itu aku tersadar sudah meninggalkannya cukup lama

"Ayo keatas biar bibi aja yang beresin sayang.." ajakku dan menarik tangan Rena

Sampai dikamar aku baru sadar sedari tadi Rena menatapku dengan pandangan ganas dan aku melepaskan tangannya. Aku diam sebentar dan Rena berlalu melewatiku dan merebahkan badan dikasur disamping Maura.

"Kamu ga tidur?" Tanya Rena melihatku terdiam kaku

"Tidur kok sayang" ucapku dan merebahkan badan dikasur lalu aku memposisikan badanku miring melihat dua wanitaku dan entah kapan aku terlelap

Aku terbangun tengah malam karena suara tangisan Maura dan mengecek popoknya lalu menggantinya dengan yang baru. Rena juga terbangun dan menaruh Maura dipangkuannya karena memang waktunya Maura menyusu. Lagi-lagi aku menahan nafas melihatnya.

"Aku tidur lagi ya sayang..." ucapku yang langsung menghadap arah lain

Paginya aku merasa semakin lemah bahkan untuk bangun saja susah. Melihat kesamping Rena sudah tidak ada itu artinya dia sudah bangun terlebih dahulu.

Siapa Aku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang