Sebatas Teman

5 1 1
                                    

Vina, gadis remaja berumur 18 tahun. Ia memiliki teman akrab lelaki bernama Reyhan beumur 19 tahun,  mereka memiliki hubungan pertemanan yang amat erat. Mereka berteman sudah sejak SMA. Hingga suatu hari, Vina memiliki perasaan kepada Reyhan. Vina berjuang mempertahankan perasaan dan pertemanan dengan Reyhan.

Rasanya tidak mungkin, jika teman bisa memiliki perasaan kepada kita meski kita hanyalah sebatas teman akrab. Perasaan bisa muncul ketika orang tersebut dekat dengan kita dan telah membuat kita nyaman, itu adalah hal yang wajar.

Pada saat hari minggu, Vina mengajak Reyhan untuk berjalan bersama. Vina memberitahunya melalui via telepon. saat percakapan ....

"Rey"

"Ya, Vin? Ada apa?"

"Btw, kamu mau gak?"

"Apa? Tumben lembut."

DEG!

Jantung Vina berdegup kencang, seolah apa yang dikatakan Reyhan merupakan tusukan kepada dirinya. Tapi Vina tetap mempertahankannya,

Vina, to the point.

"Btw, mau gak kita jalan? Mumpung weekend"

"Tumben pingin weekend ama gue, ayo"

"Thanks, ya"

"Yoi"

Via telepon di tutup.

                                ***
Saat mereka berjalan bersama, Vina ingin mengungkapkan sesuatu kepada Reyhan.

"Reyhan"

"Apa?" Jawabnya sambil menatap layar hp.

Vina gugup untuk mengungkapkannya, ia melirik Reyhan yang terus tersenyum meliha layar hp-nya. Vina menepuk pundak Reyhan dengan kencang, Reyhan pun membentak Vina.

"Vin, sakit tahu! Lo kenapa sih?"

"Gue mau ungkapin sesuatu! Please peka lah!"

"Maksud lo apa?"

"Gue suka sama lo" Tegas Vina.

Reyhan terdiam dan bertingkah bingung, mungkin dalam hati Reyhan tak mengerti maksud Vina dan mengapa jadi seperti ini. Vina menunggu jawaban dari Reyhan, Vina bertanya kepadanya.

"Jadi? Jawaban lo apa?"

"Hmm"

Reyhan menjawabnya dengan pelan.

"Gini, Vin"

"Ya? Apa?"

"Lo punya perasaan ke gue, tapi gue hanya lo sebatas teman. Gue sudah punya seseorang, dan gue memeliki perasaan sama orang lain. Gue gak berniat nyakitin hati lo, gak niat sama sekali."

"Begitu ya," singkat Vina.

Hati Vina terasa bergejolak, hancur lembur, teriris berlapis-lapis bagaikan kertas. Tak menyangka jika Reyhan akan menjawab seperti itu, tak sama dengan ekspentasinya. Vina hanya tersenyum lebar untuk menahan sesak dan air mata.

Reyhan melihat Vina merasa iba, tapi pikiran dan hatinya masih bingung. Reyhan mencoba menenangkan Vina,
Apalah daya semuanya terlambat.

"Vin, lo kenapa? Gue gak ada niat buat sakitin hati lo"

"Gue fine kok, fine."

"Gak usah ditahan, keluarim aja. Kenapa gak dari dulu lo ungkapinnya?"

"Lo gak peka! Harusnya lo peka, Rey."

"Tapi, Vin-"

"Gue mau pulang ya, sorry ... sibuk ada yang harus dikerjain, Bye."

Vina meninggalkan Reyhan begitu saja, Vina merasa jika dirinya terlambat mengatak itu semua tapi sisi lain dirinya juga menyalahkan Reyhan jika dia tidak peka akan perasaannya.

'Sesak, sakit, rindu akan kenangan masa lalu bersamanya, sangat menyiksa. Karena perasaan masih terikat dianatar kita. Tapi, move on bagiku sangatlah sulit. Cinta memanglah buta, dan indah, tapi jika sudah menyiksa tak ada obatnya.'

In first you should love yourself, and then loving someone.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Cinta RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang