1

963 103 102
                                    

everytime

Genre: romance

Rated: T

Disclaimer: Chanbaek adalah milik bersama.

Note: ada di akhir cerita

.

6+1+0+4=11

.

(sebelas)

Sepanjang sepak terjangnya di dunia perkuliahan, yang hampir menyentuh batas akhir, Park Chanyeol mulai menemukan beberapa fase yang bisa diurutkan.

Seperti ketika semester satu dan dua. Saat dimana ia berceloteh, "Wah, aku tidak sabar ingin bertemu dosen." Hingga akhirnya, "Ah, perkuliahan ternyata serumit ini." Ya, ada saat dimana ia penuh antusiasme, dan dijatuhkan beberapa bulan kemudian dengan tumpukan tugas yang menggunung.

Lalu semester tiga dan empat, adalah ketika ia mulai berkata, "Aku butuh lebih banyak tidur." Disambung dengan semester lima dan enam, keluhannya pun naik tingkat; menjadi, "Aku butuh lebih banyak liburan."

Dan sekarang adalah semester tujuh.

"Hmmm..."

Dirinya tengah memangku dagu dengan tangan kiri. Mengabaikan Burger keju yang dipesannya, karena ternyata jalanan ramai di luar restoran cepat saji ini lebih menarik untuk dipandang –setidaknya untuk beberapa alasan. Karena bukan berarti seseorang yang duduk berseberangan dengannya –yang tengah berurusan dengan sebuah laptop- tidak begitu menarik atensi. Hanya saja, Park Chanyeol tengah berpikir. Tentang sesuatu seperti pelarian kejenuhan dari rutinitas, atau semacamnya. Tapi siapa sangka, yang keluar dari mulutnya setelah itu adalah sesuatu yang berada di luar prediksi.

"Hey," mata ia tujukan pada lawan bicara. Dagunya tak lagi dipangku. "Bagaimana kalau kita menikah minggu depan?"

Dan orang beruntung yang ia tanyai adalah Byun Baekhyun. Kekasihnya.

"Chanyeol, kenapa kau selalu memberiku banyak kejutan?"

.

(sepuluh)

Ada kalanya Baekhyun sadar akan usia hubungannya dengan si jangkung Park. Sudah tiga tahun berjalan, sejak pertama Baekhyun terjun ke dunia fakultas hukum, dan Chanyeol yang mulai menjamah teknik mesin.

Lalu, ada saat dimana Baekhyun kerap kali menggoda Chanyeol-nya dengan humor penuh kode terselubung. Seperti yang pernah ia lakukan ketika pulang dari kampus. Di dalam sebuah bus, saat tempat duduk di depannya terisi oleh sepasang ibu dan anak.

Anak laki-laki. begitu menggemaskan dengan cara bicaranya yang belum sempurna. Baekhyun menebak usianya tidak lebih dari lima. Dan mungkin baru bisa menghitung dari satu sampai sepuluh. Baekhyun tidak bisa berhenti memandanginya yang duduk menyamping sambil mengayun kaki.

Kemudian iseng, ia mengirim pesan pada Chanyeol yang tengah berada di rumah mereka.

"Hey"

Sebuah balasan hadir satu menit kemudian.

"Apa? Kangen ya?"

"Percaya diri sekali."

"Lebih tepatnya gede rasa. Apalagi rasa cintaku padamu."

"Gembel."

"Kutebak pipimu sedang merona."

"-_-"

EverytimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang