Sakura menempelkan daun-daun obat luka yang ia temukan di punggung Sasuke sementara Sasuke nampak meringis menahan rasa sakit.
"Bukankah sebaiknya kita ke dokter saja? Aku khawatir tulangmu patah atau semacamnya," ucap Sakura khawatir ketika ia selesai menempelkan daun terakhir di punggung Sasuke. Sakura menyingkirkan tubuhnya membiarkan Sasuke kembali bersandar pada batang pohon besar hingga tangan Sasuke menarik Sakura untuk duduk di pangkuannya.
"Kenapa wajahmu jadi kotor?" tanya Sasuke sambil mengusap pipi Sakura yang kotor ketika perempuan itu mencarikan daun obat untuknya.
"Ayo ke dokter," ucap Sakura berusaha membujuk Sasuke yang tidak menjawab ucapannya sebelumnya.
"Kau tidak mendengar? Mereka mencari kita, sulit menghindari CCTV. Pergi ke rumah sakit hanya akan memperburuk keadaan," jelas Sasuke membuat Sakura menghembuskan nafas kasar.
"Kenapa jadi seperti ini, kenapa orang-orang itu mengejar kita dan bahkan seolah berambisi membunuh kita," ucap Sakura pelan hingga Sasuke mengelus pipinya lembut.
"Kau takut?" tanya Sasuke membuat Sakura menatapnya, menatap manik onyx hitam kelam laki-laki itu yang menatapnya lembut.
"Kau bilang tak ada yang perluku takutkan di dunia ini selama aku bersamamu," jawab Sakura membuat Sasuke mengangguk pelan.
"Tapi Sasuke, file apa yang mereka maksud? Aku tidak merasa punya file yang bisa membuat kita dalam masalah seperti ini," ucap Sakura tidak mengerti.
"Aku juga tidak tahu maka dari itu kita harus mencari tahu," ucap Sasuke membuat Sakura menundukkan kepalanya.
"Tak usah terlalu dipikirkan, Kau bisa stres," ucap Sasuke sambil mengusap kepala bagian belakang Sakura dengan lembut.
"Aku takut sekali, tiba-tiba mereka datang dan bertanya sesuatu yang tidak aku mengerti lalu mengancamku..," ucap pelan Sakura membuat mata Sasuke nampak berkilat.
"Mereka mengancammu? Harusnya kubunuh mereka semua," ucap kesal Sasuke membuat Sakura menatapnya.
"Sekarang apa? Apa perlu memesan taksi online untuk kembali ke apartemenku?" tanya Sakura membuat Sasuke terdiam.
"Kita tidak bisa kembali ke apartemenmu karena pasti apartemenmu sedang diintai. Bagaimana jika rumahku? Rumahku adalah tepat teraman saat ini," ucap Sasuke membuat Sakura menggeleng pelan.
"Aku tahu keluargamu berkuasa Sasuke tapi kita tidak tahu seberapa berbahayanya mereka, ingat mereka bisa menyadap kita bahkan dari ponsel lama ayahku dan lagi mereka benar-benar melacak kita. Aku tak ingin melibatkan keluargamu," jelas Sakura membuat Sasuke terdiam. Sasuke terdiam memikirkan apa yang harus ia lakukan saat ini sambil mengenakan baju kaosnya kembali dan mengambil jaketnya yang sudah rusak hingga tangannya menyentuh sebuah benda keras di kantung jaketnya membuat ia mengeluarkan benda itu.
"Apa itu Sasuke?" tanya Sakura ketika melihat Sasuke mengeluarkan sesuatu dari kantung jaketnya.
"Sesuatu yang aku ambil dari kotak kerja ayahmu," ucap Sasuke membuat Sakura buru-buru mengeluarkan ponselnya yang mati.
Sasuke mengambil ponsel Sakura lalu membuka case ponsel Sakura dengan gambar mereka lalu mengeluarkan sim card dan kartu memorinya.
"Sebaiknya tidak menggunakan sinyal apa pun untuk menghindari kita dilacak kembali," jelas Sasuke sementara Sakura menghidupkan ponselnya.
Sakura pun menyalakan senter di ponselnya untuk menyenteri tiga benda yang Sasuke bawa hingga Sakura mengambil pulpen yang Sasuke bawa.
"Apa masih ada tintanya?" tanya Sakura sambil mencoret-coretkan pulpen itu pada kertas namun tak ada tinta yang keluar.
"Sepertinya tidak," ucap Sasuke mengambil pulpen yang Sakura pegang lalu mencoba mencoret-coretkannya di kertas hingga muncul sebuah titik-titik.
"Tunggu dulu, kenapa malah berbentuk titik-titik abstrak seperti ini?" tanya Sakura sambil menunjuk titik-titik di kertas yang tadi Sasuke coretkan.
"Berikan padaku," ucap Sakura membuat Sasuke memberikan pulpennya pada Sakura.
Sakura pun mencoret-coretkan pulpen itu di atas kertas hingga sebagian besar secarik kertas itu dipenuhi oleh warna hitam namun ditengah-tengah tersisa warna putih yang terlihat seperti tulisan 'Uramihc 0210 Street X'.
"Bukankah ini nama jalan?" ucap Sasuke menatap Sakura yang menatap tulisan itu lama.
"Ini villa keluargaku di kota sebelah," ucap Sakura menatap Sasuke yang terdiam sejenak setelah mendengarnya.
"Villa keluargamu?" ucap Sasuke mengulangi ucapan Sakura lalu menatap wajah Sakura.
"Entah kenapa aku merasa ini berhubungan," lanjut Sasuke menyampaikan perasaannya.
"Mungkin saja, bagaimana jika kita ke sana berhubung kita sudah ada di hutan perbatasan seperti ini tapi bagaimana cara ke sana?" ucap Sakura hingga Sasuke mengetuk kepalanya.
'Tidak dengar mereka tadi bicara apa? Ada banyak bus yang lewat dari sini ke kota sebelah, kita bisa menaikinya," ucap Sasuke membuat Sakura terkekeh pelan.
"Ayo," ajak Sasuke berdiri lalu mengulurkan tangannya dan membantu Sakura untuk berdiri. Mereka pun berjalan keluar dari hutan itu, kembali ke jalan raya.
"Emm... Sasuke," panggil Sakura ketika ia berjalan bersebelahan dengan Sasuke sementara Sasuke nampak menggumankan kata andalannya yakni 'Hn'.
"Soal motormu..," ucap Sakura menggantungkan kalimatnya membuat Sasuke mendengus pelan lalu mulai mengelus kepala belakang Sakura pelan.
"Sudahlah Kau pun tahu aku mencuri uang kakakku untuk membeli motor itu tahun lalu mungkin wajar saja jika motor itu berakhir dengan ledakan," ucap Sasuke membuat Sakura tertawa terbahak-bahak.
Tentu saja Sakura mengingat moment itu, mereka sejak sekolah menengah atas selalu berpacaran dengan berjalan kaki lalu tiba-tiba tahun lalu Sasuke punya ide untuk mencuri uang kakaknya. Sasuke membeli motor dengan uang itu dan ketika Itachi tahu, ia terus menyumpahi motor Sasuke dan mungkin sumpahnya baru saja terkabul.
"Kau memang adik yang bajingan, aku kasihan pada Kak Itachi yang harus punya adik seperti Kau," ucap Sakura mencubit perut Sasuke sedikit namun pria itu malah tertawa.
"Setidaknya aku adalah kekasih terbaik di dunia ini," ucap Sasuke sombong membuat Sakura geleng-geleng kepala.
"Baiklah Tuan Kekasih Terbaik di Dunia tolong gendong aku karena sepertinya kaki cantik kekasihmu ini sudah sakit dan tidak kuat lagi berjalan jauh," ucap Sakura membuat Sasuke langsung berjongkok di depan Sakura, Sakura pun berhenti berjalan.
"Naiklah," ucap Sasuke.
"Aku bercanda, punggungmu masih sakit dan lagi aku ini sangat berat," ucap Sakura membuat Sasuke berdiri dan berbalik menatapnya.
"Kau harus lebih berat ketika mengandung anakku," ucap Sasuke sambil mengetuk kening Sakura dengan dua jarinya membuat wajah Sakura merona tipis.
Tiba-tiba sebuah bus hendak melewati mereka membuat Sasuke buru-buru memberhentikannya hingga mereka menaiki bus itu. Bus itu sangat ramai membuat mereka harus duduk di kursi bagian belakang dekat pintu. Sakura duduk di sebelah kiri Sasuke sementara di sebelah kanan Sasuke ada seorang pria bertubuh besar yang sedikit menghimpit tubuh Sasuke ketika terjadi guncangan. Sasuke berusaha keras menahan dirinya agar tidak menghimpit tubuh Sakura karena pasti akan sangat menyakitkan jika itu terjadi pada sang kekasih.
"Pangku saja aku," ucap Sakura yang nampaknya mengerti penderitaan Sasuke lalu segera berdiri dan duduk di pangkuan Sasuke sementara Sasuke segera menggeser tempat duduknya menjadi lebih luas.
"Ide yang bagus, tidurlah akan kubangunkan jika sampai nanti," ucap Sasuke sambil memeluk pinggang Sakura yang duduk di pangkuannya.
"Kau tidak lelah?" tanya Sakura membuat Sasuke tersenyum lembut untuknya.
"Seorang laki-laki tidak boleh merasa lelah untuk menjaga kekasihnya," ucap Sasuke membuat Sakura tersenyum.
'Terimakasih karena Kau adalah kekasihku Uchiha Sasuke, tidak bisa kubayangkan bagaimana aku melewati semua ini jika bukan denganmu,' batin Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret File
FanfictionHarusnya hari itu Sakura tak mengajak Sasuke ke kamarnya dan membongkar barang peninggalan ayahnya karena setelah itu semua berubah, hidup mereka dalam bahaya hanya karena sebuah file rahasia milik ayah Sakura yang mereka temukan. Mereka hidup dalam...