BAB 2. Find a school

1.9K 85 0
                                    

Kenyataan untuk mencari sekolah baru ditahun ajaran baru adalah ide buruk. Sudah dua kali aku dan Ibu menghampiri sekolahan terbaik yang tidak menyisakan bangku untuk murid baru. Mencari sekolah baru dilondon tidak semudah yang kukira. Beberapa sekolah terbaik dilondon sudah tak mempunyai tempat lagi untuk murid baru. Padahal, aku mempunyai nilai yang lebih besar dari persyaratan untuk bisa masuk kedalam sekolah tersebut.

"Oh, sayang maafkan Ibu, ternyata mencari sekolah baru di london tidak semudah yang Ibu kira," itulah yang dikatakan Ibu saat menyadari kenyataan mencari sekolah bagus dilondon memang sulit.

Mobil ini terus melaju menuju sekolah ketiga yang menjadi target kami. Dalam hati, aku terus berdoa semoga masih ada tempat untukku. Tidak lucu bila aku tak bersekolah karena tak ada lagi bangku untukku tempati.

Setelah Ibu memarkirkan mobilnya diparkiran kamipun turun dari mobil, menuju ruang kepala sekolah. Aku tahu seharusnya Ibu bekerja sekarang ini. Mengingat hari ini adalah hari pertamanya bekerja. Sedari tadi handphone Ibu terus berbunyi. Sesekali ia mengangkat telepon itu ia mengatakan meminta waktu lebih karena harus mencari sekolah untukku. Bila saja aku langsung diterima disekolah pertama, jelas Ibu tidak akan mendapat banyak telepon yang menyuruhnya untuk segera ke restoran. Aku merasa sangat merepotkan Ibu.

Suara ketukan pintu itu membuat orang didalamnya berteriak mempersilahkan masuk. Kamipun masuk ke dalam ruangan tersebut dan duduk dikursi hadapan seorang bapak berbadan gemuk-sang kepala sekolah.

Beberapa menit Ibua menceritakan maksud kedatangan kami kesini. Aku terus berdoa dalam hati agar masih tersisa bangku untukku, aku ingin sekolah. Tolonglah tuhan, aku ingin sekolah dan untuk alasan kedua, agar Ibu tidak terlambat lebih lama lagi bekerja.

Raut wajahku berubah ketika mendengar jawaban dari kepala sekolah tersebut. Tak ada bangku yang tersisa lagi untukku disekolahan ini. Aku menggerutu dalam hati. Mengapa susah sekali mencari sekolah dilondon? Rasanya aku ingin membakar beberapa sekolah yang tadi menolakku.

Maka dengan kesal aku memasuki mobil. Menutup pintunya keras-keras dan membuang muka dengan menatap pemandangan luar jendela. Ibu menghembuskan nafas frustasi sambil menyandarkan badannya.

"Kali ini terserah disekolah manapun. Aku tak perlu sekolah terbaik yang penting aku bisa sekolah." ujarku pasrah. Aku hanya bisa memandangi pemandngan luar dari kaca yang tertutup ini. Ibu memalingkan wajahnya kearahku. Seakan mengerti dengan perasaanku ia berkat;.

"Owh, sayang maafkan Ibu. Seharusnya Ibu lebih dulu mendaftarkanmu sekolah sebelum kita pindah kesini. Jadi kita tak kesusahan mencari sekolah. Ibu benar-benar minta maaf," sesal Ibu sambil memegangi keningnya frustasi.

"It's okay. Kali ini tak perlu sekolah yang bagus." jawabku berusaha keras untuk tersenyum. Setidaknya aku bisa, meskipun hanya menaikkan sedikit ujung bibirku. Ibu mengangguk sedih.

"Baiklah, kita akan menyelesaikan urusan sekolahmu hari ini juga."

Kulihat Ibu memainkan handphonenya. Entah apa yang ia lakukan, Tak lama ia menempelkan benda tipis itu ke telinganya.

"Yah. aku tahu. Aku minta maaf. Tapi josh, aku tak bisa kerja hari ini, bisa kau gantikan aku?"

"Ucapkan permintaan maafku kepada Watson,"

"aku harus mendaftarkan anakku sekolah, dari tadi tak ada sekolah yang menyisakan bangku untuk murid baru,"

"Benarkah? Dimana itu?"

"Oh yatuhan, terima kasih banyak josh,"

"Tentu. Aku akan datang satu jam lagi,"

Aku mengalihkan pandangan saat mendengar kata-kata "aku akan datang satu jam lagi" seolah-olah masalah sekolahku akan selesai dengan cepat. Ibu tersenyum senang menatapku. Ia memasukkan kembali handphonenya pada kantung jeans yang ia kenakan.

The Secret Between You And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang